FAQ  /  Tautan  /  Peta Situs
    25 04-2020

    5797

    Kisah Gotong Royong Warga Putus Penyebaran Korona

    Kategori Artikel | mth

    Hari-hari pandemi jadi hari yang cukup menguras perhatian Mustahal Prakoso (56). Ketua RT Perum Bogas itu mengaku memberikan perhatian lebih bagi warga agar tetap tinggal di rumah, menghindari bepergian, dan tidak mudik. Tujuannya memastikan imbauan pemerintah dijalankan untuk memutus rantai penyebaran Covid-19.

    “Untuk mencegah tertular Covid-19 yang pertama tetap tinggal di rumah, karena kita tidak pernah tahu siapa orang di luar rumah yang membawa virus,” tegas Mustahal kepada KominfoNext, di Bogor, Selasa (24/04/2020) petang.

    Mustahal menuturkan banyak sekali orang tanpa gejala atau OTG menjadi pembawa Covid-19. Lantaran tak mudah mengenali secara kasat mata, Ketua RT itu menyatakan lebih baik tetap tinggal di rumah dan menghindari kontak atau bertemu langsung dengan orang lain selama pandemi Covid-19.

    “Kita tidak bisa membedakan orang-orang seperti ini dengan mata biasa. Oleh karena itu, jangan bepergian, jangan mudik,” imbaunya menirukan imbauan Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu.

    Dengan diam di rumah atau  tidak bepergian, dan tidak mudik. Jika pun harus keluar rumah selalu menggunakan masker dan  menjaga jarak. Setidaknya upaya ini dapat melindungi diri agar tidak tertular Covid-19 atau menularkan kepada orang lain.

    “Kita harus memastikan kita tidak tertular atau malah mungkin kita yang menjadi sumber kita tidak menularkan ke orang lain,” tuturnya seraya menyebut upaya mengingatkan warga agar disiplin bukan hal yang mudah. Apalagi di lingkungannya kebanyakan warga pendatang. 

    Satgas Gotong Royong

    Mustahal menyampaikan, agar wabah ini tidak meluas, beberapa warga membentuk satuan tugas (Satgas) protokol kesehatan di tingkat Rukun Warga (RW), dan Rukun Tetangga (RT) sesuai anjuran pemerintah.

    “Sesuai arahan Presiden untuk segera dan terus siagakan satuan gugus tugas di lingkungan tempat tinggal, jika ada warganya yang bergejala terinfeksi virus Corona dan juga bila ada yang membutuhkan uluran tangan maka harus segera kami bantu,” jelasnya.

    Ini semua, menurut Mustahal, bertujuan agar penanganannya terpadu dan terkoordinasi, serta tidak ada yang terabaikan. Satgas Protokol Kesehatan dan Posko Peduli Covid-19 ini dibentuk dengan tujuan melakukan sosialisasi dan edukasi pencegahan dengan mensterilkan lingkungan dengan penyemprotan disinfektan yang dilakukan secara swadaya.

    “Saya mengharap kesadaran dari seluruh warga di wilayah Bogor Asri, baik yang berada di lingkungan RW 11 agar selalu menyadari akan bahayanya wabah Covid-19,” pintanya.

    Bahkan, kepada warga, Mustahal meminta untuk bersama-sama melakukan upaya pencegahan penularan virus tersebut, salah satunya dengan mematuhi protokol kesehatan yang sudah diterapkan di wilayah Bogor Asri. Selain itu, gotong-royong dan saling peduli juga terus diterapkan.

    “Kami mengingatkan gotong royong, mari bersatu melawan Covid-19. Pemerintah pusat dan pemerintah daerah sudah memiliki komitmen yang kuat. Mari kita yang berada di rumah tangga, mari kita yang berada di RT, di RW, di desa merespons ini dengan baik tetap berada di rumah dan produktif di rumah,” ajaknya.

    Mustahal bercerita tentang tugas Satgas, Mulai dari upaya antispasi meluasnya penyebaran virus hingga edukasi tentang pencegahan yang bisa dilakukan setiap keluarga.  “Diantaranya memberikan langkah-langkah melakukan sterilisasi lingkungan dan juga rumah masing-masing individu perorangan. Itu secara garis besarnya,” jelasnya.

    Meskipun vaksin untuk melawan virus Corona belum diproduksi massa sampai saat ini, menurut Mustahal penyebarannya dapat dicegah dengan kedisiplinan yang kuat dari diri sendiri.  “Seperti yang telah pemerintah anjurkan, tentunya kami sampaikan kepada warga agar menerapkan disiplin diri. Mulai dari disiplin menggunakan masker, disiplin menjaga jarak, disiplin hindari kerumunan dan ini harus dilakukan secara bersama-sama dan terus-menerus tidak boleh terputus,” tuturnya.

    Semprot Disinfektan dan Sekat Jalan

    Kerja satgas untuk memutus penyebaran Covid-19 menurut Mustahal adalah penyemprotan disinfektan di lingkungan sekitar. “Di lingkungan kami, bersama swadaya masyarakat di tingkat RT  dan juga kerjasama di tingkat RW 11, kita lakukan penyemprotan disinfektan secara berjangka atau secara periodik seminggu sekali,” jelasnya.

    Guna membangun kesadaran masyarakat terhadap pencegahan agar tidak meluasnya pandemi, Satgas juga mendorong setiap warga memahami informasi tentang Covid-19.  “Tentunya yang paling efektif kita tidak bosan-bosan untuk menyampaikan informasi tentang bahayanya virus ini sehingga ada suatu kepedulian dari dalam diri mereka sebagai warga. Kami berharap akan menimbulkan kesadaran dari masing-masing orang perorang atau masing-masing individu,” ungkap Mustahal.

    Kerja Satgas bukan tanpa tantangan Jika ada warganya yang masih bandel atau tidak mematuhi dengan adanya pemberlakuan PSB di lingkungan maka digunakan pendekatan persuasif hingga teguran.

    “Bertahap kami akan menyampaikan secara persuasif. Kemudian tindakan-tindakan yang lebih tegas memberikan bentuk berupa sanksi.  Tidak seperti penegak hukum,  namun setidaknya lebih intens untuk menegur dan mengingatkan.  Sanksi tersebut bisa berupa memutarbalikkan kendaraan atau tidak diperbolehkan untuk melintas saat memasuki wilayah perumahan,” kisahnya.

    Sekretaris Satgas Covid 19 Wilayah Bogor Asri, Johan menyampaikan bahwa sehari sebelum adanya aturan PSBB Jawa Barat untuk wilayah Kabupaten Bogor, Ketua RT, DKM (Dewan Kemakmuran Masjid), Ketua RW dan Ketua Satgas Covid-19 Bogor Asri telah berkoordinasi mengenai larangan kepada warga untuk tidak melakukan mudik lebaran tahun 2020.

    Johan Juga menyampaikan, untuk satgas Covid-19 di wilayah Bogor Asri melibatkan unsur warga serta pemuda dari Karang Taruna yang terdiri dar 22 orang petugas dan terbagi menjadi tiga shift jadwal piket.

    Tunda Mudik, Lewati Masa Sulit

    Lebih lanjut, Johan mengatakan bahwa tidak ada jaminan bahwa selama perjalanan yang dilakukan, seseorang aman dari Covid-19. Bahkan tidak ada yang bisa memastikan diri sendiri aman dari Covid-19 jika bepergian baik di dalam daerah epicenter Covid-19 ataupun antardaerah.

    Johan menyatakan sejumlah ragam aktivitas terus dilakukan berupa melakukan pengetatan terhadap pintu-pintu masuk serta jalan tembus atau ataupun jalan-jalan menuju akses utama ke perumahan Bogor Asri. “Tujuannya untuk menetralisir warga-warga yang kami tidak kenal atau tidak diketahui histori perjalanannya dari mana dan ke mana,” tandasnya.

    Menurut Johan, ketika sampai di rumah atau kampung halaman setelah bepergian atau melakukan perjalanan, maka yang dikhawatirkan adalah virus yang dibawa dari luar rumah menyebar ke anggota keluarga di rumah atau di kampung halaman. Selain diri sendiri, anggota keluarga dan kelompok rentan seperti orang tua dan mereka yang memiliki penyakit kronis juga harus dijaga dari potensi penularan Covid-19.

    “Jika orang-orang yang rentan ini terkena Covid-19, maka mereka nantinya akan jatuh dalam kondisi sakit yang berat. Selain itu, untuk melawan virus ini, masyarakat harus tetap meningkatkan imunitas diri, sabar dan tenang, beristirahat cukup dan teratur, serta tidak panik,” tutupnya.

    Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik
Kementerian Komunikasi dan Informatika, Widodo Muktiyo menyatakan Pemerintah selalu menyediakan kepastian informasi dan menenangkan publik agar tidak panik. Selain itu juga, mendorong setiap warga berpartispasi untuk turut andil dalam memutus mata rantai penularan Covid-19.

    “Tidak mungkin semua hal ditangani pemerintah, tetapi juga tidak bijak, jika pemerintah membiarkan masyarakat berjuang sendiri. Inilah momentum menjadikan bangsa kita, menjadi bangsa yang lebih kuat dan solid. Kita harus melewati masa-masa sulit ini bersama,” tandas Dirjen IKP Widodo Muktiyo. (hm.ys)

     

     

    Boks:

    Tak Bisa Mudik Fisik, Bisa Mudik Virtual

    Pauri Kartajaya (46), warga Bogor Asri Cibinong, Jawa Barat menyebut tahun ini tak akan mudik. Hampir satu bulan, Pauri dan keluarganya menjalankan imbauan Pemerintah untuk bekerja dan belajar dari rumah.

    “Kita sudah hampir sebulan tak kunjungi kerabat. Paling kalau keluar ya untuk belanja dan jaga di Posko Satgas Covid-19. Kalau bosan di rumah ya keluar jalan-jalan keliling kompleks,” ujarnya

    Di tengah pandemi, Pauri masih bersyukur. Ia tak perlu lagi menjalani macet ketika berkendara ke kantornya di kawasan Jakarta Utara.  Bahkan, Pauri punya waktu luang lebih untuk menjalani me-time dengan membaca, olahraga atau merenung.

    “Ada waktu tersisa karena tidak perlu ke kantor dan macet di jalan. Bisa baca koran dan buku selepas sarapan. Jika beruntung semua pekerjaan sudah rampung, saya dapat olahraga pada sore hari. Saya juga punya waktu melamun dan merenung,” ungkapnya kepada KominfoNext, di Bogor, Selasa (24/04/2020) petang.

    Menurut Pauri, ada sebagian kawannya yang tidak biasa bekerja dari rumah. Mungkin perlu suasana kantor agar tetap semangat. Mungkin sebagian terbiasa nongkrong atau bahkan lebih suka hangout dengan rekan kerja.

    “Ada memang yang mengeluh bosan atau jenuh. Tapi, akhirnya, ketika mencoba untuk bertahan bisa rajin olahraga, membaca buku dan juga tetap produktif kerja menggunakan gawai atau laptop,” cetusnya.

    Saat ini, menurut Pauri, Pemerintah memberlakukan kebijakan physical distancing dengan bekerja dari rumah, belajar dari rumah, dan beribadah dari rumah. Ia menilai imbauan itu akan dapat menyelamatkan diri dan keluarga. Bahkan bisa meringankan petugas di garda terdepan untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

    “Sebagai seorang yang bergelut di dunia jurnalistik, saya turut memperhatikan arus informasi yang serba cepat perkembangannya. Maka dari itu, sekarang saatnya saya mundur sejenak, tidak nongkrong dan berdesakan di jalan raya, serta mencari inspirasi dari pinggir jendela ruang tamu untuk segera diwartakan,” jelasnya menegaskan kembali pilihannya untuk menunda mudik ke kampung halamannya Jawa Tengah.

    Mudik Virtual?

    Pandemi Covid-19 memaksa setiap orang Indonesia untuk memikirkan ulang dan beraktivitas dengan cara baru. Meski selama ini dunia virtual yang difasilitasi gawai dan jaringan internet sudah bukan hal yang asing. Tapi proporsinya tak lebih dari 50% waktu sehari-hari. Kini, lebih dari 50% keseharian dihabiskan lewat virtual.

    Bagi Pauri, bekerja dari rumah kini membuat dirinya sangat bergantung akses internet dan gawai. Ia malah sudah menyiapkan cara mudik virtual di tengah larangan agar tidak mudik selama pandemi Covid-19.

    “Untuk bertegur sapa, untuk bertukar cerita, kabar-kabar dilayangkan. Terlebih lagi doa bisa lewat WA Group atau Call. Memang benar, tidak ada yang bisa menggantikan kehadiran dengan benda atau hal apapun. Tidak ada yang benar-benar merasa baik-baik saja ketika tidak bisa mudik, tidak bisa bertemu dengan orang terkasih. Namun, bukan berarti rasa kasih itu telah pudar. Bukan berarti tidak ada rindu, apalagi lupa. Justeru karena sangat sayang terhadap keluarga ini perlu dilakukan,” tuturnya.

    Pauri mengakui tak mudik bukan berarti kiamat. Menurutnya tetap bisa saling melempar senyum meski tak secara langsung. “Dan yang paling penting, semoga kita bisa sadar betapa indahnya sebuah pertemuan tatap muka,” kilahnya.

    Menurutnya selama di rumah kita bakal sadar, bahwa kisah sekian tahun yang sudah terjalin ternyata tidak lebih dari sekadar senang-senang. Akibat bisnis yang tersendat, siapa sangka kamu jadi tahu betapa pentingnya tabungan dan pekerjaan sampingan.

    “Setelah semua ini berakhir, kita akan kembali keluar, berjejal dengan kehidupan normal, keadaan yang seperti biasanya. Menurut saya, banyak hal yang bakal berubah setelah pandemi mereda,” ucap Pauri optimistis. (hm/ys)

    Berita Terkait

    Kisah Rio Setelah Ikuti Program Kartu Prakerja

    Setelah pandemi berlalu akan banyak pelang kerja dan usaha yang terbuka lebar dan memberikan kesempatan besar bagi para pekerja yang telah m Selengkapnya

    Terapkan Kuliah Daring, STMM Proaktif Cegah Penyebaran Covid-19

    Sekolah Tinggi Multi Media – Yogyakarta elah memberlakukan perkuliahan atau pembelajaran secara daring (online). Lembaga pendidikan yang b Selengkapnya

    PeduliLindungi, Upaya Bekali Masyarakat Putus Mata Rantai Penularan Covid-19

    Penerapan physical distancing atau menjaga jarak fisik menjadi salah satu cara memutus penyebaran Virus Corona dan Covid-19. Bagi para peker Selengkapnya

    Kisah Veteran tentang Soetoko, Pengambil Keputusan Taktis AMPTT

    Tak banyak yang tahu, setiap tanggal 27 September Indonesia memperingati Hari Bhakti Postel. Mungkin, hari itu hanya terkenal di kalangan pe Selengkapnya

    SOROTAN MEDIA