FAQ  /  Tautan  /  Peta Situs
    05 04-2019

    2982

    3 Karakter Legenda Ini Jadi Sejarah Kebangkitan Komik Indonesia

    Kategori Sorotan Media | daon001
    Tiga legenda komik Indonesia, Sri Asih, Si Buta dari Gua Hantu dan Gundala

    TEMPO.CO, Jakarta - Kolektor komik Indonesia Andi Wijaya menjelaskan bahwa tiga legenda komik yang dijadikan prangko, Sri Asih, Si Buta dari Gua Hantu dan Gundala merupakan bagian dari kebangkitan komik Indonesia. Menurutnya hadirnya prangko tersebut menjadi momentum yang baik karena bertepatan dengan 100 tahun lahirnya Bapak Komik Indonesia RA Kosasih.

    "Sri Asih merupakan karya dari RA Kosasih, tokoh super hero yang  kemunculannya membangkitkan industri komik di Indonesia. Pada tahun itu banyak komik di media cetak, memang ada yang bentuknya buku tapi sedikit. Sejak tampilnya Sri Asih di Madjalah Komik, sejarah komik berkembang. Banyak komik dalam bentuk buku dan didistribukan secara nasional," ujar Andi di CoHive Filateli, Jakarta Pusat, Kamis, 4 April 2019.

    Sri Asih bertemakan superhero dan menjadi tonggak sejarah komik Indonesia. Pertama kali diterbitkan pada 1954 oleh penerbit Meloedi. Tokoh itu adalah adisatria perempuan yang pertama muncul pada 1 Januari 1954 di Madjalah Komik. Sri Asih menginspirasi kelahiran adisatria lainnya di dunia komik Indonesia.

    Andi yang juga Commercial General Manajer Bumi Langit Corpora merupakan salah seorang yang mengusulkan ketiga karakter legenda itu. Menurut Andi, komik Sri Asih edisi pertama hanya dicetak 2000 buku, setelah itu cetakan selanjutnya sampai puluhan ribu.

    "Sri Asih adalah tokoh superhero pertama dan komik pertama yang difilmkan 1954. Kesuksesan Sri Ash membuat sukses para komikus yang semakin mendapat penghasilan lebih baik," tutur Andi. "Namu, setelah perstiwa 1965, komik kembali menurun, ada tapi hanya sedikit, genrenya seperti horor dan roman".

    Kemudian, Andi melanjutkan, pada 1967, Si Buta dari Gua Hantu dirilis. "Ini kembali menjadi kebangkitan komik Indonesia, dari yang sebelumnya horor dan roman menjadi bentuk silat" kata Andi. Menurutnya, banyak yang berubah menjadi genre silat mulai dari Jaka Sembung dan serial komik lainnya.

    Si Buta dari Gua Hantu merupakan sosok pendekar buta dari Banten yang berkeliling Nusantara untuk menegakkan keadilan dan memberantas angkara murka. Tokoh pendekar tersebut adalah karya dari Ganes TH. "Memang Si Buta dari Gua Hantu adalah pionir komik silat. Dia mengorbankan indera penglihatannya untuk mendapatkan ilmu yang digunakan membasmi kejahatan" tutur Andi.

    Gundala  lahir dari komikus Harya Suraminta atau biasa dikenal Hasmi. Dia terinspirasi oleh tokoh legenda Jawa, Ki Ageng Selo Sang Penangkap Petir. Superhero itu mengalahkan musuhnya dengan kekuatan yang bersumber dari petir.

    Sejak komik pertama kali terbit pada 1967, Gundala langsung menjadi tokoh cerita gambar ikon legendaris Indonesia. Gundala telah rilis 23 judul hingga 1982. "Dari survei kami Gundala adalah superhero yang paling populer di Indonesia. Tiga ini kami ajukan dan diterima," kata Andi.

    Menurut Ketua Aksi Faza Meonk, selain 100 tahun Raden Ahmad Kosasih, tahun ini juga merupakan 50 tahun lahirnya Gundala karya Harya Suraminata (Hasmi). Berdekatan pula, pada 2017 merupakan momen 50 tahun kelahiran Si Buta dari Gua Hantu karya Ganes TH.

    "Jadi momentumnya hampir bersamaan, karena ketiga sosok karakter itu yang dipilih sebagai tonggak perjalanan panjang komik Indonesia," tutur Faza.

    Menurut Faza, terbitnya prangko tersebut juga menjadi kebangkitan pula bagi komik Indonesia. Semakin ke sini, kata Faza, komik sudah semakin berkembang dan banyak dipengaruhi teknologi.

    "Komik Indonesia rasanya menyenangkan kembali. Kami senang bilang merayakan bahagianya kami nyemplung di dunia komik," ujar Faza. "Di sini kami sedang berjuang kembali membangkitkan industri, kini sudah semakin berkembang yang memang bisnisnya membuat komik dan mengajak komikus-komikus".

    Peluncuran ini, Faza melanjutkan, adalah simbol bahwa karakter komik bisa menjadi rangkaian strategi budaya. "Kami bersyukur komik sekarang dapat perhatian banyak. Karena di luar sana, Jepang misalnya, mereka menjadikan komik sebagai strategi budaya," tutur Faza.

     

    Sumber Berita: Tempo.co

    Berita Terkait

    Anggota DPR apresiasi Kemkominfo majukan ekonomi digital di Indonesia

    Anggota Komisi I DPR RI Toriq Hidayat mengapresiasi berbagai langkah yang telah dilakukan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemko Selengkapnya

    DPR Apresiasi Langkah Kemenkominfo Tingkatkan Ekonomi Digital di Indonesia

    Anggota Komisi I DPR RI, Toriq Hidayat memberikan apresiasi terhadap sejumlah langkah yang telah dilakukan oleh Kementerian Komunikasi dan I Selengkapnya

    Lestarikan Sejarah, Kemenkominfo akan Digitalisasi Aksara Jawa

    Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) berencana melakukan digitalisasi aksara Jawa. Tujuanya, agar peninggalan sejarah berup Selengkapnya

    Menkominfo Harap Layanan Telemedisin Tembus ke Wilayah 3T di Indonesia

    Pemerintah terus berupaya mencari terobosan penanganan Covid-19 (virus Corona) yang efektif. Salah satunya melalui pengembangan solusi keseh Selengkapnya

    SOROTAN MEDIA