Meski Pandemi COVID-19, Kominfo Minta Anak Indonesia Semangat Belajar
indopos.co.id – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) berpesan agar anak-anak Indonesia tetap semangat dan optimistis mesk Selengkapnya
Saat ini, sebanyak 22 fintech resmi terdaftar dan mengantongi izin Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Dari jumlah itu, baru delapan fintech melaporkan transaksinya mencapai satu triliun rupiah kepada OJK, sedangkan jumlah nasabah yang menerima pinjaman dari fintech menembus 200 ribu nasabah dengan konsentrasi terbesar di Pulau Jawa.
“Peran fintech yang semakin besar dalam sistem keuangan berpotensi meningkatkan efisiensi dan keuangan inklusif sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan mengubah lanskap sistem keuangan,” ungkap Team Head Bank Indonesia FinTech Office Yosamartha, di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Bahkan, industri fintech ke depan diyakini mempunyai prospek sangat cerah. Di satu sisi, potensi ekonomi digital sangat besar ke depan. Mengutip data yang disampaikan Menteri Komunikasi dan Informasi Rudiantara di Koran Jakarta, Sabtu– Minggu (28–29/10), pada 2020 potensi ekonomi digital di Indonesia mencapai 135 miliar dollar AS atau sekitar 1.838,7 triliun rupiah sesuai kurs saat ini.
Nilai tersebut hampir setara dengan total pendapatan negara dalam APBN 2018 yang baru-baru ini disahkan sebesar 1.894,7 triliun rupiah.
Penetrasi Bank
Di sisi lain, tingkat pentrasi layanan jasa keuangan, terutama perbankan, di masyarakat masih sangat rendah. Mengutip materi seminar dari Pendiri Gojek, Nadiem Makarim, belum lama ini, masyarakat usia 15 tahun yang mempunyai rekening di bank baru 36 persen. Angka tersebut jauh di bawah Tiongkok (79 persen) dan India (53 persen).
Selain itu, masyarakat usia 15 tahun ke atas pemilik kartu debit hanya 26 persen dan kartu kredit empat persen. Sementara pengguna layanan perbankan dalam jaringan (daring) atau internet banking hanya enam persen. “Situasi itu memungkinkan kesempatan perkembangan ekonomi digital lebih baik lagi ke depan,” ujar Nadiem.
Bahkan, peran fintech akan semakin dibutuhkan bagi pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang kesulitan mendapatkan akses pembiayaan ke perbankan atau unbankable. Layanan pembiayaan fintech dinilai lebih efisien dibandingkan perbankan. Hal itu yang dirasakan salah satu pelaku bisnis rintisan atau start-up, Andreas F.
Menurut Chief Product fficer (cpo) dari prismapp.io itu, persyaratan pengajuan kredit ke perbankan cukup rumit dan butuh waktu cukup lama. “Nunggu penetrasi perbankan lama, nggak bisa diandalkan. Sekarang makin menjamur start-up sebagai solusi bagi microfinancing (pembiayaan mikro) dan payment (pembayaran), “ ujar Andreas melalui pesan singkat kepada Koran Jakarta.
Selain efisien, layanan pembiayaan fintech mempunyai keunggulan lain dibandingkan perbankan. Andreas menambahkan penyaluran pembiayaan oleh fintech biasanya disertai dengan memberikan literasi keuangan. “Ada (fintech) yang terjun langsung di lapangan dan menjaga ini (memberikan edukasi).
Nah, dibandingkan dengan bank, mereka (bank) cuman datang dengan brosur atau melalu kantor cabang sehingga nggak konkret menyentuh ke lapisan bawah,” jelasnya.
Sumber: http://www.koran-jakarta.com/potensi-fintech-sangat-besar_01/
indopos.co.id – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) berpesan agar anak-anak Indonesia tetap semangat dan optimistis mesk Selengkapnya
Masih banyak remaja yang tidak mengetahui bahwa konsep 4 Sehat 5 Sempurna sudah usang. Konsep lama itu tidak lagi mengakomodasi pemenuhan gi Selengkapnya
Direktur Jendral Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Ismail mengungkapkan jika Internet o Selengkapnya
Tahuna - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Rudiantara, menggambarkan proyek Palapa Ring untuk menghadirkan sinyal telekomunik Selengkapnya