FAQ  /  Tautan  /  Peta Situs
    18 11-2020

    787

    Pengembangan Sektor Pangan Butuh Cara-Cara Baru yang Inovatif

    Kategori Berita Pemerintahan | doni003

    Jakarta, Kominfo - Kebutuhan yang sangat besar masyarakat dunia terhadap pangan membuka peluang yang amat besar dan akan terus bertumbuh bagi sektor tersebut. Pengembangan sektor pangan dilakukan bukan hanya untuk merespons kemungkinan terjadinya krisis pangan akibat pandemi, tapi juga sejalan dengan melonjaknya populasi penduduk dunia yang berimplikasi pada meningkatnya kebutuhan pangan.

    Saat membuka Jakarta Food Security Summit (JFSS) ke-5 Tahun 2020 secara virtual, Presiden Joko Widodo mendorong dan mendukung pengembangan sektor pangan tersebut. Namun, menurutnya, pengembangan tersebut membutuhkan cara-cara baru yang inovatif dan berdampak besar bagi kepentingan banyak.

    “Pengembangan sektor pangan membutuhkan cara-cara baru yang inovatif, yang meningkatkan efisiensi proses produksi, pangan berkualitas dengan harga terjangkau, memperbaiki daya dukung lingkungan, dan yang menyejahterakan para petani,” ujarnya sebagaimana ditayangkan dalam kanal YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (18/11/2020).

    Menurutnya, para pelaku usaha di sektor tersebut sudah seharusnya meninggalkan paradigma lama dan melompat maju dengan cara-cara baru dan skala produksi yang lebih besar. Semua itu dicapai dengan menjadikan korporasi petani sebagai basis pengembangan sektor pangan.

    Nantinya, pengembangan harus dilakukan dengan mengedepankan nilai tambah di tahap on-farm maupun off-farm serta berbasis teknologi modern yang lebih efisien dan lebih produktif untuk memberikan kesejahteraan yang lebih baik kepada para petani dan sektor-sektor pendukungnya.

    “Saya berharap para pengusaha yang tergabung di Kadin (Kamar Dagang dan Industri) menjadi bagian dalam cara-cara baru ini,” kata Presiden.

    Secara khusus, Presiden memuji model kerja sama yang digagas Kadin berupa sistem inclusive closed loop. Melalui skema tersebut, kemitraan antara para petani dan ekosistem usaha akan dibangun mulai dari hulu hingga hilir sehingga keberlanjutan produksi dapat terjaga dan petani juga lebih sejahtera.

    “Saya mendukung berbagai inisiatif kolaboratif yang melibatkan petani, koperasi, perbankan, dan offtaker. Beberapa inisiatif kolaborasi seperti petani hortikultura di Garut dan industri minyak sawit di berbagai daerah perlu untuk terus diperbaharui agar produktivitas dan nilai tambah bagi petani semakin meningkat dan perlu untuk direplikasi ke daerah-daerah lain,” imbuhnya.

    Selain itu, Kepala Negara juga meminta Kadin untuk terus memberikan pendampingan kepada jutaan petani swadaya agar dapat terwujud kemitraan yang saling menguntungkan bagi para petani dan para pelaku usaha pangan.

    “Saya yakin Kadin mampu mencapai target ini. Saya sangat berharap model bisnis kolaboratif yang inklusif ini bisa mendongkrak sektor pangan sebagai kekuatan ekonomi baru yang membuka lebih banyak lapangan kerja dan menjadi sumber kesejahteraan seluruh masyarakat Indonesia,” tandasnya.

    Berita Terkait

    Pemerintah Matangkan Persiapan Mudik Hari Raya Idul Fitri 1445 H

    Selain aspek infrastruktur moda transportasi, sarana prasarana pelabuhan dan jalan, pemerintah juga menyediakan sarana prasarana kesehatan d Selengkapnya

    Presiden Sambut Kunjungan Resmi PM Xanana Gusmao di Istana Bogor

    PM Xanana Gusmao beserta delegasi tiba di Istana Bogor sekitar pukul 09.00 WIB, diiringi oleh pasukan Nusantara, pasukan berkuda, dan korps Selengkapnya

    Presiden Paparkan Panduan AZEC Hadapi Perubahan Iklim

    Melalui panduan tersebut, Presiden pun berharap AZEC dapat menjadi platform yang dengan semangat kolaborasi dapat mengambil bagian konkret d Selengkapnya

    Presiden Dorong Pembangunan SDM dan Pelestarian Budaya di IKN

    Kepala Negara berharap nantinya masyarakat di IKN bisa berinteraksi dengan baik, hidup rukun, dan harmonis. Selengkapnya

    SOROTAN MEDIA