FAQ  /  Tautan  /  Peta Situs
    15 05-2020

    2589

    Kerja Peradaban, Profesi Jurnalis Jadi Salah Satu Simpul Pentahelix Indonesia

    Kategori Artikel | Yusuf

    Jakarta, Kominfo – Sejarah pers dan jurnalisme telah ada sejak zaman Romawi kuno. Pada masa kekaisaran Julio Cesar sebelum masehi, usia perjalanannya pun sudah ribuan tahun melewati pasang dan surut zaman. Tetapi keberadaannya tidak boleh dan tidak akan pernah dibiarkan mati.

    Hal itu disampaikan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate  dalam Webinar “Optimisme Jurnalis di Era Covid-19” dari Jakarta, Kamis (14/05/2020).

    “Sejarah pers dan jurnalisme itu pasti ya, sudah sangat tua. Ini menjadi cikal bakal lahirnya pers dan jurnalisme. Satu hal yang luar biasa, yang lain boleh mati kalau jurnalisme pers tidak pernah mati,” ujar Menteri Kominfo.

    Mengapa hal itu bisa terjadi? Menurut Menteri Johnny, sebuah informasi tentu berhubungan dengan pengetahuan, fakta berkaitan dengan pembuktian, sedangkan kebenaran merupakan tujuan esensi dari semua bentuk interaksi manusia.  “Sebagai profesi jurnalis yang berhubungan erat dengan informasi, maka ia tentu harus memiliki fakta, dan kebenaran itu sendiri,” ujarnya. 

    Kerja Peradaban

    Dengan perkataan lain, kata Menteri Kominfo, kerja seorang jurnalis merupakan kerja peradaban. “Kalau sebut kerja peradaban, kita sama-sama paham apa itu kebaradaban dan tentunya harus dijaga dan peradaban harus sesuai dengan lingkungan dan zamannya untuk kemanfaatannya,” ungkapnya.

    Menteri Johnny menyebutkan, kalau kita cermat kode jurnalistik itu, maka kita akan melihat tiga hal penting setidaknya di dalam profesi seorang jurnalis. Yang pertama tentu yang terkait dengan integritas, yang kedua menyangkut cara jurnalis bekerja, dan yang ketiga menyangkut motivasi jurnalis itu sendiri dalam bekerja. Dari ketiganya, kita akan mendapatkan pemahaman bahwa peran jurnalis dan instusinya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara tentunya sangat penting.

    Lebih lanjut, Menteri Johnny menyatakan, pers dan jurnalis telah membawa bangsa ini berkembang dan maju sedemikian rupa. Melalui pers dan jurnalis juga, kemerdekaan itu diperjuangkan. "Kebenaran sebagai satu kejadian diinformasikan kepada khalayak, pengetahuan itu disebarkan, pembangunan digelorakan, bahkan tidak jarang sekarang diglorifikasikan. Komunikasi antara pemimpin dan rakyat dihubungkan, persatuan dan kesatuan bangsa direkatkan sikap kritis menjadi terbaru," ujarnya.

    Mengutip pernyataan Walter Liedmann dalam tulisannya yang berjudul ‘Picture in your head’, Menteri Kominfo menuturkan bahwa isi kepala itu merupakan cermin dari apa yang disampaikan oleh jurnalis. Semua itu adalah kontribusi nyata dari peran jurnalis dan institusi persnya. 

    "Pengaruh besar dapat dilihat dari apa yang dikatakan. Jadi kalau ada yang dimasukkan hal-hal yang baik, yang dimasukkan must being easy dengan informasi yang bermanfaat di kepala, maka hasilnya pasti bermanfaat,” paparnya. 

    Simpul Pentahelix

    Menteri Johnny menambahkan, dengan adanya wabah virus Korona seperti sekarang ini harus menjadi titik simpul di mana peran jurnalisme, peran media sebagai salah satu komponen dari pentahelix Indonesia harus bisa memberikan kontribusi positif nya untuk segera mengangkas, memutus mata rantai Covid-19 di Indonesia dan di dunia tentunya.

    “Pada poin ini saya tidak percaya kalau spirit jurnalisme semacam itu yang merupakan kerja peradaban akan pudar. Pandemi Covid-19 sekalipun, tidak bisa untuk menghambat perkembangan dan gerak majunya jurnalisme,” ungkapnya. 

    Menurut Menteri Kominfo hal itu tampak pada perilaku pengguna masyarakat yang beralih ke tv dan online meningkat secara signifikan. “Saya turut mengikuti perkembangan entitas bisnis dan institusinya, bukan dan tidak ragu pada spirit kewartawanannya. Sebab, sebagaimana dikatakan, spirit kewartawanan itu tidak akan pernah pudar,” ujarnya.

    Bahkan, sejak Presiden Joko Widodo mengumumkan kasus Covid-19 untuk pertama kali pada 2 Maret yang lalu, pergeseran dan perubahan perilaku masyarakat dalam menggunakan media itu mulai dan saat ini sudah terjadi. Menteri Johnny menuturkan, pandemi Covid-19 ini, tentu mengakibatkan media cetak merasa babak belur. Dari 1.380 media yang terdaftar, 372 diantaranya berbasis cetak. 

    Tak hanya itu, Menteri Kominfo mencermati adanya kenaikan jumlah pemirsa televisi yang tadinya rata-rata 40 menit sehari, turut mengalami peningkatan tajam bahkan bisa sampai 4 hingga 5 jam sehari khususnya untuk program berita, film, musik dan program siaran anak-anak.  “Namanya juga bekerja dari rumah, belajar di rumah. berdoa di rumah, ya TV sama online tentu,” paparnya.

    Lebih lanjut, Menteri Johnny mengungkapkan, kini perhatian masyarakat terhadap perkembangan Covid-19 dan langkah-langkah kebijakan pemerintah dalam menangani pandemi virus Korona, menempati prioritas utama karena ini menjadi perhatian masyarakat.  “News Angle yang luar biasa tanpa dibuat-buat, apalagi kalau dipoles luar biasa lagi. Tantangannya apakah kita tetap masih ingin menjaga klikbait, subsatansi dan konten? Nah, ini menjadi tantangan kita bersama-sama,” jelasnya.

    Peningkatan Peran

    Menteri Kominfo menuturkan, pada sisi ini, jurnalis televisi memiliki potensi penerimaan peningkatan belanja iklan yang jauh lebih besar dibandingkan dengan media cetak yang terpuruk. Sementara, untuk peningkatan keinginan internet, turut membantu media online dan sosial dalam memberi peluang bagi hidupnya jurnalisme online.  “Ya, ini saudara tua mengalami masalah, tapi adik yang baru lahir luar biasa potensinya,” ujarnya. 

    Begitu juga sama halnya dengan lalu lintas informasi tentang Covid-19 disajikan dalam banyak platform media, live streaming, pesan instan, media sosial, YouTube, Browsing dan Voice Over Internet Protocol (VOIP) sejak Covid-19 menunjukkan kenaikan yang signifikan.  “Saya selalu optimis peluang itu selalu ada dan menyertai setiap krisis yang terjadi. Jurnalis-jurnalis terbaik akan tetap mendidikasikan karya terbaiknya bagi pencegahan dan penanganan Covid-19,” tandasnya.

    Menteri Johnny, menyatakan banyak perkantoran, instansi, hotel dan sekolahan menghentikan langganan yang membawa akibat pada penurunan offline 5 sampai dengan 10%. Menurutnya, hal itu terjadi karena pendapatan yang diperoleh melalui iklan berpotensi mengalami penurunan yang drastis. Diperkirakan turun di kisaran 70 bahkan bisa saja sampai 80%. “Bisa saya bayangkan, masih juga terjadi penurunan pada penjual eceran. Ya, PSBB menghambat sehingga tidak ada eceran-eceran di jalanan, gak keliatan lagi di lampu merah, tidak ada itu pengecrek,” imbuhnya.

    Menteri Johnny menambahkan, di sisi yang satu, di masa pandemi ini, naiknya harga kertas tentu juga menambah beban.  Namun demikian, lanjutnya, Dewan Pers bersama PWI, AJI dan ISPS telah berusaha mengatasi persoalan tersebut dengan mengusulkan insentif-insentif pajak bagi wajib pajak terdampak Covid-19. Tetapi, di sisi lain juga memberi peluang pada entitas jurnalisme tv dan jurnalisme online.

    “Ada 9 usulan yang sudah dibicarakan dengan Kementerian Koordinator bidang Perekonomian yang antara lain meliputi penghapusan pajak PPH selama tahun 2020 dan pembayaran BPJS kesehatan, serta ketenagakerjaan tahun 2020 ditanggung oleh negara,” tandasnya.

    Dalam acara web seminar yang dielenggarakan oleh Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI), turut hadir sebagai narasumber lainnya antara lain Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Agung Suprio, Imam Wahyudi selaku Ketua Dewan Pertimbangan IJTI, dan Guru Besar Fikom Unpad Bandung Deddy Mulyana (hm.ys)

    Berita Terkait

    Ajang G20 Dorong Percepatan Transformasi Digital di Indonesia

    Presidensi G20 Indonesia berpotensi memperkuat kerja sama antara pemangku kepentingan dari berbagai negara. Selengkapnya

    Mendorong Peradaban Digital di IKN Nusantara

    Presiden pernah menegaskan bahwa pembangunan IKN Nusantara merupakan sebuah lompatan besar untuk melakukan transformasi menuju Indonesia Maj Selengkapnya

    Pesan Perdamaian dan Talenta Muda di Peluncuran Presidensi G20 Indonesia

    Upacara peluncuran resmi Presidensi G20 Indonesia 2022 pada 1 Desember akan disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube dan beberapa TV Selengkapnya

    Satria-I Tonggak Percepatan Transformasi Digital Indonesia

    Pembangunan 11 Stasiun Bumi Satelit Satria-I di beberapa daerah diharapkan memuluskan layanan jaringan internet pada 150 ribu titik layanan Selengkapnya

    SOROTAN MEDIA