Awas Hoaks! Petugas KPU Menyusup dan Beri Bocoran Debat Perdana
detik.com memberitakan bantahan Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Habiburokhman soal klaim yang menyebut adanya petuga Selengkapnya
Jakarta, Kominfo - Sebuah video berdurasi pendek tersebar di media sosial. Video tersebut disertai narasi berjudul “Pembunuhan Massal Berkedok Virus Corona”. Narasi dalam video itu menyebutkan bahwa pemerintah terpaksa mengimpor dokter dari China untuk mengendalikan virus Corona.
Tidak itu saja, pengunggah juga mengatakan pemerintah akan melakukan tes massal corona oleh dokter China yang dianggap bisa memvonis pasien untuk positif meskipun hasil tesnya negatif. Sehingga nasib hidup dan mati tokoh-tokoh penting Indonesia seperti tokoh agama, petinggi TNI, aktivis anti komunis, dosen, ilmuwan, pemikir dan lainnya tergantung pada China.
Faktanya, informasi itu tidak benar. "Informasi tersebut dipastikan hoaks," tulis laporan isu hoaks harian Tim AIS Kementerian Kominfo, Jum'at (03/04/2020).
Berdasarkan laporan media, seorang pemilik akun pengunggah video narasi yang meresahkan telah ditangkap di wilayah Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor pada 22 Maret lalu.
Kasat Reskrim Polres Bogor AKP Benny Cahyadi mengatakan, tersangka dijerat Pasal 14 dan/atau pasal 15 UU Nomor 01 tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana.
"Sementara pelaku penyebar konten hoaks tersebut mengakui dan meminta maaf kepada masyarakat Indonesia karena telah menimbulkan keresahan dan ketakutan," jelas Benny
Berikut rincian lengkap laporan isu hoaks hari Jumat, 3 April 2020 dari Tim AIS Kementerian Kominfo.
detik.com memberitakan bantahan Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Habiburokhman soal klaim yang menyebut adanya petuga Selengkapnya
Klaim pengungsi Rohingya sengaja dikirim ke Indonesia agar teralihkan dari isu Palestina tidak sesuai fakta. Selengkapnya
Tindakan pemusnahan merupakan bagian dari upaya Kementerian Kominfo memberikan pemahaman yang seragam kepada pelaku usaha tentang arti penti Selengkapnya
Faktanya, klaim adanya negara baru yang bernama Indochina tersebut tidak benar dan tidak memiliki sumber kredibel. Selengkapnya