Bank Dunia Dukung Penanganan Sampah di Laut
Wakil Presiden Bank Dunia Bidang Pembangunan Berkelanjutan Laura Tuck mengatakan pihaknya akan terus mendukung masyarakat internasional dala Selengkapnya
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo menegaskan Indonesia bertekad menjadi motor penggerak revolusi mental global untuk merawat laut. “Pemerintah telah membuat kebijakan kelautan dan rencana aksi, seperti menargetkan pengurangan sampah plastik sebesar 70 persen pada tahun 2025 dan pencapaian target kawasan konservasi perairan seluas 20 juta hektar pada tahun 2020,” kata Presiden Jokowi saat membuka Our Ocean Conference 2018 di Nusa Dua Bali, Senin (29/10/2018).
Jokowi mengatakan, kita semuanya sadar bahwa wilayah air dunia lebih besar dari wilayah darat. Kita semuanya sadar bahwa laut samudra adalah masa depan kita, our ocean our legacy lebih dari 90 persen total volume perdagangan dunia dilakukan melalui laut.
Lebih dari 40 persen nilai perdagangan dunia juga dilakukan melalui laut, 61 persen total hasil produksi minyak mentah dunia didistribusikan melalui laut, dan kekayaan laut dunia diperkirakan senilai 24.000 dolar AS. Ratusan juta manusia hidup tergantung pada sektor perikanan dan rantai pasoknya mencapai hampir setengah penduduk dunia sekitar 3,2 miliar jiwa. Ini belum termasuk manusia yang hidup dalam radius 100 km dari laut. Itulah gambaran betapa pentingnya laut bagi kehidupan kita dan masa depan umat manusia.
Di sisi lain, dengan jelas kita melihat tantangan yang dihadapi oleh kita bersama, yaitu kejahatan di laut yang semakin marak. Menurut data FAO jumlah ikan yang diambil secara ilegal besarnya sekitar 26.000.000 ton atau bernilai sekitar 10 sampai 23 miliar dolar AS setiap tahunnya. Adanya perompakan, perdagangan manusia, penyelundupan obat-obatan, perbudakan, dan tumpang-tindihya kebijakan, termasuk masalah security maritim yang jika tidak diselesaikan melalui negosiasi dan berdasarkan hukum internasional juga dapat mengancam stabilitas. Hukum internasional harus menjadi pemandu bagi penyelesaian persoalan maritim. Sementara kesehatan laut juga sangat memprihatinkan, jika kita melihat ada masalah sampah plastik, polusi air, rusaknya terumbu karang, pemanasan suhu air laut, naiknya permukaan air laut dan lain-lainnya.
Jokowi menegaskan, jangan terlambat berbuat untuk laut kita, satu negara tidak dapat menangani tantangan yang dihadapi, satu negara tidak dapat mengoptimalkan manfaat laut bagi masyarakat dunia. “Pemerintah RI tidak mungkin sendirian menyelesaikan semuanya. Oleh karena itu diperlukan kerjasama. We need multi-stakeholder partnership, we need global partnership untuk mencapai Sustainable Development Goals,” tegasnya.
Wakil Presiden Bank Dunia Bidang Pembangunan Berkelanjutan Laura Tuck mengatakan pihaknya akan terus mendukung masyarakat internasional dala Selengkapnya