FAQ  /  Tautan  /  Peta Situs
    30 10-2018

    1461

    Bank Dunia Dukung Penanganan Sampah di Laut

    Kategori Our Ocean 2018 | mth
    - (antarafoto)

    Wakil Presiden Bank Dunia Bidang Pembangunan Berkelanjutan Laura Tuck mengatakan pihaknya akan terus mendukung masyarakat internasional dalam mencari solusi untuk menangani sampah-sampah di laut, tidak hanya di Indonesia, tapi di seluruh dunia.

    "Saya ingin menunjukkan sejumlah contoh yang dilakukan World Bank untuk mengangkat masalah ini menjadi isu dunia. Kami membiayai investasi, mendukung reformasi kebijakan dan peraturan, melaksanakan analisis dan bekerja dengan kemitraan untuk membangun pendekatan kolektif yang konsisten," kata Laura Tuck dalam penyelenggaraan Our Ocean Conference (OOC) 2018 di Nusa Dua, Bali, Selasa (30/10/2018).

    Tuck mengungkapkan, banyak negara-negara di dunia yang sudah menerima dukungan Bank Dunia dalam hal pengelolaan sampah. Contohnya seperti China dan Maroko.

    Di China, Bank Dunia membantu Kota Ningbo meningkatkan volume dan pangsa daur ulang limbah padat kota, yang dicapai dengan memperkenalkan pemilahan sampah di sekitar 640.000 rumah tangga- mencapai lebih dari 2 juta orang.

    "Sejauh ini, layanan pemilahan sampah ini telah diperluas menjadi sekitar 550.000 rumah tangga, termasuk di negara-negara pulau kecil seperti Kepulauan Marshall, Tuvalu dan Kepulauan Solomon," paparnya.

    Sedangkan di Maroko, lanjut Tuck, Bank Dunia juga turut membantu memodernisasi sistem pengelolaan limbah di beberapa negara.

    "Di Maroko, pemerintah bertujuan untuk meningkatkan bagian bahan daur ulang dari 5 persen pada 2016, hingga 20 persen pada 2022, dan Bank mendukung mereka untuk memodernisasi sistem pengelolaan limbah mereka, termasuk di situs-situs seperti Oum Azza, dekat Rabat. Pemungut sampah tradisional, yang sebelumnya mengais-ngais tumpukan sampah sekarang telah bekerja di koperasi daur ulang Oum Azza, menyortir sekitar 2.200 ton sampah per tahun dan, sekitar 15 persen pekerja adalah perempuan," urainya.

    Menurut Tuck, pihaknya juga mendukung proyek-proyek tentang lingkungan. Di antaranya pelarangan penggunaan kantong plastik hingga styrofoam untuk wadah makanan. "Di Grenada, Bank Dunia mendukung reformasi untuk melarang wadah makanan styrofoam dan kantong plastik. Kami juga baru saja meluncurkan platform baru yang disebut PROBLUE yang akan mengatasi berbagai masalah yang terkait dengan kesehatan laut kami, dengan fokus khusus pada polusi laut," ucapnya.

    Dia optimistis program Problue ini bakal mendorong inovasi model bisnis baru yaitu mengubah sampah menjadi bernilai, dan menyebut Problue ini didukung negara seperti Norwegia, Kanada, Swedia, Jerman, Denmark, Islandia, Prancis dan Komisi Eropa. "Donasi senilai USD100 juta dolar telah dijanjikan dan kami mengharapkan donor lain untuk bergabung," ungkapnya.

    Berita Terkait

    Presiden Ajak Dunia Lakukan Revolusi Mental dalam Merawat Laut

    “Pemerintah telah membuat kebijakan kelautan dan rencana aksi, seperti menargetkan pengurangan sampah plastik sebesar 70 persen pada tahu Selengkapnya

    Menteri KKP dan Menlu Bersihkan Sampah Plastik di Pantai Kuta

    Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pujiastut bersama Menteri Luar Negeri Retno Marsudi membersihkan sampah di Pantai Kuta Badung Bali dalam Selengkapnya

    SOROTAN MEDIA