FAQ  /  Tautan  /  Peta Situs
    26 07-2017

    2000

    Mantap! Investor Asing Mulai Lirik Startup Tanah Air, Kok Bisa?

    Kategori Sorotan Media | Nur Islami
    (Foto: Startup Tips Daily)

    JAKARTA – Startup di Indonesia turut berkembang seiring berkembangnya era digital. Hal ini turut didukung dengan tak dibatasinya aturan startup oleh lembaga terkait seperti Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).

    Dalam sebuah kesempatan, Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara mengatakan bahwa model bisnis turut berubah seiring berkembangnya teknologi. Beragam startup seperti Go-Jek dan lainnya menurut pria yang kerap disapa Chief RA itu akan menjadi alat pemberdayaan ekonomi yang sempurna.

    “Go-Jek dan lainnya menjadi alat pemberdayaan ekonomi yang sempurna. Oleh karenanya Kominfo tidak membuat aturan detail khususnya untuk e-commerce dan lainnya,” kata Chief RA di Jakarta.

    “Yang namanya startup enggak perlu izin. Kita sebut saja akreditasi. Startup cukup lapor, register lewat situs ke Kominfo,” imbuhnya.

    Pertumbuhan startup di Indonesia yang terbilang signifikan turut menarik investor besar untuk menanamkan pundi-pundi dana di Tanah Air. Tak tanggung-tanggung, beberapa investor bahkan mengucurkan dana hingga miliaran dolar untuk startup lokal di Indonesia.

    Hal ini menunjukkan bahwa investor besar mulai melirik Indonesia sebagai pasar yang tak patut dipandang sebelah mata. Seperti yang belum lama ini diberitakan oleh berbagai media massa SoftBank dan Didi Chuxing mengucurkan dana sekira USD2 miliar untuk pendanaan Grab.

    Berkat kucuran dana itu valuasi Grab merangkak hingga lebih dari USD6 miliar. Dilansir Bloomberg, kesepakatan itu menggabungkan aliansi antara SoftBank, Didi, dan Grab yang bersaing dengan Uber di pasar Malaysia hingga Thailand.

    Kini salah satu e-commerce Tanah Air, Tokopedia, dikabarkan tengah dalam pembicaraan dengan Alibaba untuk kesepakatan nilai investasi USD500 juta atau sekira Rp6,66 triliun. Alibaba yang telah mengendalikan Lazada Group akan bergabung dengan BackBank Group Corp dan Sequoia Capital, jika pendanaan yang dicanangkannya sudah dijalankan.

    Di sisi lain perusahaan teknologi terbesar China seperti Tencent mempercepat investasinya ke Asia Tenggara, sebagai langkah pertama dalam upaya bersama untuk memperluas ekspansi mereka. Belum lama dilaporkan bahwa raksasa teknologi China ini mengucurkan dana sekira USD100 hingga USD150 juta untuk layanan ride-sharing asal Indonesia, Go-Jek.

    Go-Jek juga telah mendapatkan kucuran dana dari beberapa investor seperti KKR & Co LP, Warburg Pincus LLC, dan pemain modal ventura Sequoia Capital. Tak hanya itu, menurut sumber yang dikutip Reuters, Go-Jek memiliki rencana untuk mendapatkan USD1 miliar dari dana yang dikelolanya saat ini.

    Pangsa pasar di Asia Tenggara khususnya Indonesia tampaknya memang menjadi perhatian para investor besar. Mereka tak ingin ketinggalan untuk memanfaatkan pertumbuhan di kawasan ini. Alibaba sendiri tercatat telah menjadi perusahaan yang paling agresif dari rekan-rekannya, yang tak hanya membentuk jaringan operasi e-commerce namun juga jaringan pembayaran digital untuk mengantisipasi Amazon.com. (kem)

    Sumber : http://techno.okezone.com/read/2017/07/25/207/1743744/mantap-investor-asing-mulai-lirik-startup-tanah-air-kok-bisa

    Berita Terkait

    Gerakan Nasional 1.000 Startup Digital Singgah di Denpasar

    Acara ini diselenggarakan di GOR Lila Bhuana, Jalan Melati, Denpasar, Sabtu (7/9). Staf Khusus Menteri Bidang PMO dan Ekonomi Digital Kominf Selengkapnya

    Nelayan Didorong Mengantongi Izin Saluran Radio

    Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) berupaya menertibkan penggunaan frekuensi saluran radio (FSR) yang digunakan di kapal-ka Selengkapnya

    Kominfo latih 220 orang ikuti Digital Talent Scholarship di Makassar

    Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) dan Universitas Hasanuddin, Makassar menggelar beasiswa pelatihan intensif bagi masya Selengkapnya

    Kominfo: Internet of Things Jadi Peluang Bisnis Baru

    Direktur Jendral Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Ismail mengungkapkan jika Internet o Selengkapnya

    SOROTAN MEDIA