FAQ  /  Tautan  /  Peta Situs
    13 11-2022

    1474

    Tiga Fokus Utama Presiden Hadapi Tantangan Krisis Ekonomi di ASEAN

    Kategori Berita Pemerintahan | doni003
    Presiden Joko Widodo menghadiri ASEAN Global Dialogue Ke-2: Post Covid-19 Comprehensive Recovery di Hotel Sokha, Phnom Penh, Minggu, 13 November 2022. - (BPMI)

    Phnom Penh, Kominfo - Presiden Joko Widodo memaparkan tiga hal fokus utama ASEAN dalam menghadapi tantangan ekonomi kawasan. 

    “Meskipun proyeksi pertumbuhan ekonomi rata-rata masih terus positif, namun ke depannya, tantangan ekonomi kawasan akan makin berat apalagi dengan ancaman resesi. Untuk itu, saya ingin fokus pada tiga hal,” ungkap Presiden saat berbicara pada ASEAN Global Dialogue Ke-2: Post Covid-19 Comprehensive Recovery di Hotel Sokha, Phnom Penh, Kamboja, Minggu (13/11/2022). 

    Hal pertama adalah penguatan fiskal negara ASEAN. Presiden Joko Widodo mendorong agar ruang fiskal harus diciptakan demi stabilitas keuangan. Demikian pula dengan efisiensi belanja dan mengalokasikan ke program mitigasi dampak krisis harus menjadi prioritas termasuk jaring pengaman bagi rakyat kurang mampu.
     
    “Dukungan pada sektor yang memiliki dampak terhadap ekonomi kawasan juga harus diprioritaskan. ADB telah mengidentifikasinya seperti pariwisata, agro-processing, dan tekstil. Sektor-sektor ini penting karena melibatkan UMKM yang wakili 90% dunia usaha ASEAN,” ucap Presiden.
     
    Hal kedua menurut Presiden Joko Widodo adalah penguatan dukungan keuangan internasional. Presiden menegaskan pentingnya peran lembaga keuangan internasional dalam merespon krisis dan meminimalisir dampak yang diakibatkan melalui berbagai instrumen keuangan yang fleksibel.
     
    “Ada instrumen yang sifatnya darurat sehingga bisa cepat digunakan saat krisis, dan lebih penting dari itu perlu ada instrumen yang berfungsi mencegah krisis. Dukungan ini penting bagi ASEAN untuk antisipasi memburuknya krisis ke depan, salah satunya dengan perkuat infrastruktur keuangan di kawasan, termasuk sinergi kebijakan finansial,” kata Presiden.
     
    Hal ketiga yang disampaikan Presiden Joko Widodo yaitu perdagangan dunia harus diatur dengan mempertimbangkan hak pembangunan negara berkembang. Presiden menyoroti kesulitan yang dialami negara berkembang saat ingin melakukan hilirisasi.
     
    “Apakah dengan mengeskpor bahan baku mentah negara berkembang dapatkan keuntungan yang memadai? Jawabannya tidak. Untuk itu, negara berkembang terus memperjuangkan hak untuk hilirisasi,” tegas Presiden Joko Widodo.
     
    Di akhir pengantarnya, Presiden kembali menegaskan pentingnya berkolaborasi erat dan bekerja sama untuk menghadapi krisis yang terjadi saat ini.
     
    Turut hadir mendampingi Presiden Joko Widodo dalam dialog tersebut yaitu Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.

    Berita Terkait

    Manfaatkan Bonus Demografi, Presiden Tekankan Kesiapan SDM Kesehatan

    Presiden mengakui bahwa tantangan terbesar adalah kekurangan dokter spesialis, terutama di provinsi-provinsi kepulauan. Selengkapnya

    Wapres Ajak Umat Islam Bangkitkan Ekonomi Syariah

    Ekonomi syariah dibangun untuk mendorong dan memberdayakan masyarakat. Hal ini dikarenakan dewasa ini, umat Islam cenderung tertinggal di bi Selengkapnya

    Presiden Tegaskan Potensi Demografi dan Tantangan Indonesia

    Menurut Presiden, Indonesia memiliki kesempatan yang harus dimanfaatkan dengan baik karena 68 persen penduduknya berada dalam rentang usia p Selengkapnya

    Pimpin SKP, Presiden Tekankan Kesiapan Ramadan dan Penyusunan RAPBN 2025

    Presiden menginstruksikan seluruh kementerian dan lembaga terkait untuk memastikan masyarakat dapat menjalankan ibadah dengan tenang dan khu Selengkapnya

    SOROTAN MEDIA