FAQ  /  Tautan  /  Peta Situs
    26 10-2021

    503

    Vaksinasi Picu Kasus Kematian Taiwan Lebih Banyak Dibanding Covid-19, Itu Hoaks!

    Kategori Berita Kominfo | srii003

    Jakarta Pusat, Kominfo – Beredar konten unggahan di media sosial Facebook yang menyebutkan bahwa kasus kematian di Taiwan lebih banyak karena vaksinasi daripada virusnya atau Covid-19 itu sendiri.

    Hasil penelusuran Tim AIS Kementerian Komunikasi dan Informatika menemukan fakta, klaim mengenai informasi tersebut adalah salah. video itu tidak memuat konteks secara utuh. Dilansir dari situs polygraph.info, video itu merupakan tayangan salah satu media massa di luar negeri. Tayangan itu dianggap mengabaikan konteks sebenarnya.

    Otoritas Taiwan tidak mengatakan vaksinasi berdampak langsung terhadap lonjakan angka kematian. Artinya, kematian pascavaksinasi tidak menunjukkan bahwa itu disebabkan oleh vaksinasi.

    Lebih lanjut, data dari covidvax.live menunjukkan hingga 22 Oktober 2021 hampir 22 juta orang di Taiwan telah divaksinasi.  Sementara kasus positif sejauh ini tercatat sebanyak 16 ribuan dan kematian sebanyak 846 orang.

    Berikut laporan isu hoaks, misinformasi dan disinformasi yang telah diidentifikasi Tim AIS Kementerian Kominfo, Selasa (26/10/2021):

    [HOAKS] Video Ustaz Dibegal di Lampung

    [HOAKS] Kasus Kematian di Taiwan Lebih Banyak karena Vaksinasi daripada Covid-19

    Berita Terkait

    Tak Perlu Pasang Ring, Cukup Ramuan Bawang Putih? Itu Hoaks!

    Hasil penelusuran Tim AIS Kementerian Komunikasi dan Informatika menemukan fakta ternyata klaim tersebut tidak benar. Selengkapnya

    Detik-detik Jembatan Suramadu Ambruk, Itu Hoaks!

    Faktanya, klaim Jembatan Suramadu ambruk ditabrak kapal kargo adalah tidak benar. Selengkapnya

    Wabah Pneumonia Cina Varian Baru Covid-19, Awas Hoaks!

    Faktanya, klaim yang beredar tersebut tidak benar. Selengkapnya

    Situasi Politik dan Keamanan saat Pemilu 2024 Akan Lebih Kondusif

    Lebih baik dari Pemilu 2019 katrena tidak banyak muncul kampanye yang mengusung politik identitas. Selengkapnya

    SOROTAN MEDIA