FAQ  /  Tautan  /  Peta Situs
    05 06-2020

    1561

    Kenormalan Baru Masih dalam Tahapan Sosialisasi

    Kategori Berita Kominfo | Irso
    Sejumlah personel Polresta Pekanbaru (kanan) mengenakan helm pendeteksi suhu badan saat patroli di pusat perbelanjaan Mal SKA di Kota Pekanbaru, Riau, Senin (1/6/2020). Polri mengunakan teknologi helm pintar pendeteksi suhu tubuh untuk mendukung rencana penerapan kenormalan baru (new normal). - (antarafoto)

    Jakarta, Kominfo – Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate menyatatkan Indonesia sampai saat ini belum menjalankan era kenormalan baru atau new normal. Pemerintah juga sudah melakukan evaluasi terhadap daerah-daerah yang akan memulai kenormalan baru. “Saat ini kenormalan baru itu belum dilaksanakan, masih dalam tahap sosialisasi,” tutur Menteri Johnny, di Jakarta, Jum’at (05/06/2020)

    Berkaitan dengan evaluasi kesiapan kenormalan baru, menurut Menteri Kominfo terdapat sekitar 102 wilayah kabupaten dan kota yang secara statusnya masuk zona hijau atau warnanya hijau yang belum ada penularannya. 

    "Daerah-daerah tersebut nantinya berpotensi untuk diberikan kesempatan melakukan penormalan baru. Dengan catatan tetap melaksanakan protokol-protokol, baik protokol kesehatan, protokol transportasi, protokol komunikasi dan semuanya, sehingga kita bisa mengendalikan persebaran Covid-19,” ungkap Menteri Johnny. 

    Evaluasi Efektivitas 

    Menteri Johnny mengatakan, kenormalan baru bisa berjalan dengan baik apabila ditandai oleh beberapa hal, juga agar pada saat new normal nanti berjalan efektif sehingga upaya untuk meningkatkan produktivitas sekaligus aman dari Covid-19 bisa dicapai, termasuk dalam situasi di mana belum ada obat atau vaksin.

    “Recovery rate-nya (tingkat pemulihan) atau sembuh itu berdasarkan imunitas tubuh, belum atas dasar obat atau vaksin. Situasi dunia begitu saat ini, situasi Indonesia juga begitu saat ini,” jelasnya.

    Menteri Kominfo menambahkan, melalui kerja sama dengan lembaga-lembaga swasta dan perguruan tinggi, pemerintah melakukan berbagai penelitian untuk segera bisa menghasilkan vaksin-vaksin yang saat ini belum tersedia.

    “Belum tersedia juga surveilans-surveilans yang memadai secara nasional, secara besar-besaran. Kita dalam tahap menuju ke sana, yang tadinya PCR test-nya di bawah 10.000, saat ini sudah 10.000 bahkan di atasnya, dan Bapak Presiden inginkan mulai sekarang PCR Test-nya bisa dicapai 20.000 per hari,” paparnya.

    Dengan begitu, menruut Menteri Johnny, pemerintah berharap rasio PCR test semakin baik sehingga bisa memetakan dan memotret pendataan persebaran Covid-19 di Indonesia, “Karena situasi itu di mana PCR test masih terus kita lakukan, di saat yang sama vaksin belum ditemukan maka kenormalan baru sangat ditentukan oleh peran serta komunitas,” ujarnya.

    Berita Terkait

    Serpihan Logam dalam Makanan Bayi? Awas Hoaks!

    Video tersebut beredar dengan narasi bahwa makanan bayi tersebut mengandung logam. Selengkapnya

    Media Center World Water Forum 2024 Mampu Tampung Seribu Jurnalis

    Dirjen IKP Kementerian Kominfo menjelaskan media center itu akan memiliki berbagai fasilitas penunjang kerja jurnalis peliput World Water Fo Selengkapnya

    Perkuat Netralitas ASN Selama Pemilu 2024, Kominfo Gelar Sosialisasi

    Menurut Imam Suwandi, ketidaknetralan ASN akan sangat merugikan negara, pemerintah, dan masyarakat. Selengkapnya

    Resmikan Kominfo Mart, Penasihat DWP: Mari Ciptakan Inovasi!

    Penasihat DWP Kementerian Kominfo berharap peluncuran Kominfo Mart memberikan manfaat besar. Selengkapnya

    SOROTAN MEDIA