FAQ  /  Tautan  /  Peta Situs
    15 08-2019

    1887

    Satgas Pengungsi Luar Negeri Dorong Partisipasi Aktif Pemda

    Kategori Berita Pemerintahan | mth
    Aksi pengungsi di depan kantor Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Pekanbaru, Riau, Jumat (26/7/2019). Pengungsi menuntut enam pengungsi yang ditahan akibat mengikuti acara pertukaran budaya di sebuah mal di Pekanbaru untuk dibebaskan dari tahanan Rudenim. - (antarafoto)

    Jakarta, Kominfo - Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan mendorong partisipasi aktif pemerintah daerah untuk membentuk satuan tugas sebagai forum koordinasi antar instansi dalam penanganan pengungsi dari luar negeri. Hal itu dilatari masih belum optimalnya koordinasi dan sinergitas penanganan pengungsi antar instansi pemda terkait dan International Organization for Migration (IOM) serta United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR).

    "Di Makassar mengakibatkan penanganan permasalah pengungsi dan pencari suaka tidak terkoordinasi dengan baik. Agar di tingkat wilayah dibuat Satgas dengan leading sector Kakankesbangpol kab/kota dengan instansi terkait agar tidak saling lempar tangung jawab,” kata BJP (p) Kalakhar Satgas Penanganan Pengungsi dari Luar Negeri Kemenko Polhukam, Chairul Anwar dalam Rapat Koordinasi tentang Penanganan Aksi Unjuk Rasa Pengungsi dari Luar Negeri di Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (15/8/2019).

    Berdasarkan data jumlah pengungsi dari luar negeri di Makassar per bulan Mei 2019, saat ini tercatat 1.813 jiwa pengungsi dan berada di 26 tempat penampungan sementara. Dari total tersebut, pengungsi terbanyak berasal dari Afganistan berjumlah 1.202 orang, kemudian dari Myanmar 213 orang, dari Somalia 160 orang, dari Sudan 71 orang, Iran 55 orang, Irak 47 orang, Pakistan 42 orang, Srilangka 28 orang, Ethopia 21 orang, Palestina 8 orang, Yaman 2 orang, Eritrea dan Mesir masing-masing 1 orang.

    Chairul mengatakan, beberapa permasalahan dalam penanganan pengungsi dari luar negeri di Makassar diantaranya implementasi tata tertib yang berlebihan sehingga menimbulkan reaksi dari para pengungsi luar negeri di Kota Makassar. Kemudian, tumpang tindihnya fungsi pengawasan Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Makassar dengan para pengelola Tempat Penampungan Sementara.

    Masalah lain yaitu kurang efektifnya koordinasi antar IOM dengan Ka Rudenim Makassar dan Kadiv Imigrasi dalam pemindahan pengungsi dan belum optimalnya penegakan hukum terhadap pengungsi dari luar negeri yang melanggar hukum dan melakukan unjuk rasa.

    “Oleh karena itu, Ka Rudenim Kota Makassar dan IOM Indonesia wilayah Indonesia Timur untuk melakukan kajian dalam rangka mengurangi jumlah tempat penampungan sementara guna memudahkan pengawasan terhadap aktivitas pengungsi dari luar negeri. Kemudian, lakukan tindakan hukum yang tegas kepada para pengungsi dari luar negeri yang melakukan pelanggaran hukum sesuai dengan ketentuan yang berlaku,” kata Chairul.

    Sementara itu, Kasat Intel Polrestabes Makassar Kompol Ardyansyah memberikan rekomendasi terkait masalah pengungsi dari luar negeri yaitu agar pihak terkait melakukan kembali kegiatan joint monitoring, aksi melakukan sosialisasi kepada Imigran terkait permasalahan yang mereka pertanyakan dan aturan yang berlaku di Indonesia.

    “Optimalisasikan tim koordinasi pengawasan orang asing atau Sipora di tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota, serta tingkatkan sosialisasi kepada masyarakat di daerah berkaitan dengan kewaspadaan dini terhadap berbagai aktifitas orang asing,” kata Ardyansyah.

    Sumber

    Berita Terkait

    Hadapi Revolusi Industri 5.0, Presiden Dorong Penguatan Kolaborasi ASEAN-Jepang

    Presiden juga menilai bahwa kerja sama dalam sektor pariwisata dan inovasi teknologi pun harus ditingkatkan untuk mendorong pertumbuhan ekon Selengkapnya

    Wapres Tegaskan Pembangunan Harus Beri Efek Ganda bagi Masyarakat dan Daerah

    Efek berganda tersebut dapat dicapai dengan tata kelola yang baik. Ke depannya, praktik baik ini pun dapat dijadikan contoh baik (best pract Selengkapnya

    Perkuat Karakter Bangsa, Wapres Dorong Pendidikan Pancasila yang Kekinian

    Wapres menambahkan, metode pengajaran baru mengenai Pancasila dapat dimulai sejak pendidikan awal bagi anak. Selengkapnya

    Sikapi Konstelasi Global dengan Strategi Kebijakan Antisipatif

    Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa fragmentasi global yang sangat cepat menciptakan disrupsi rantai pasok yang meningkatkan risiko kris Selengkapnya

    SOROTAN MEDIA