FAQ  /  Tautan  /  Peta Situs
    24 10-2018

    1404

    Menkop UKM: Tahun 2018 Target Penyaluran KUR Rp 110 T, Serapannya Sudah Rp 96 T

    Kategori Kerja Kita | mth

    “Tahun 2017, realisasi KUR (kredit usaha rakyat) targetnya Rp 110 triliun, serapannya terealisasi sebesar Rp 96 triliun lebih. Sedangkan tahun 2018 dengan target  penyaluran KUR sebesar Rp 123,6 triliun, pada 30 September 2018 serapannya sudah Rp 101 triliun,” demikian disampaikan Menkop UKM AAGN Puspayoga dalam acara Diskusi Media Forum Merdeka Barat (FMB) 9 Edisi 4 Tahun Kerja Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla dengan tema "Kebudayaan dan Prestasi Bangsa", bertempat di Auditorium Gedung 3 Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta, Rabu (24/10/2018).

    Ia menambahkan bahwa suku bunga KUR turun sejak tahun 2014 sebesar 22% menjadi 12% pada tahun 2015 dan turun sebesar 9% pada tahun 2017 serta pada tahun 2018 turun kembali menjadi 7%.  Selain itu, masih ada capaian lain dari pemerintahan Jokowi-JK untuk meringankan UMKM (usaha mikro kecil menengah) dimana pada  tahun 2018 tarif PPh Final UMKM turun dari 1% menjadi 0,5% bagi UMKM termasuk koperasi yang memiliki omset/peredaran bruto maksimal sebesar Rp.4,8 miliar per tahun.

    Menurut Menkop UKM, pemerintahan Jokowi-JK begitu berkomitmen meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang diikuti pemerataan ekonomi. “Dengan banyak program-program pemerintah kita harapkan pemerataan tercapai, pengangguran dan kemiskinan akan menurun,” jelasnya lagi.

    Pada kesempatan yang sama Menkop UKM AAGN Puspayoga mengklaim bahwa capaian pada sektor koperasi telah sukses dan mampu mencatatkan prestasi penting dalam memberdayakan koperasi dan UKM sepanjang empat tahun pemerintahan Jokowi-Jokowi.

    Kemenkop UKM mencatat capaian sumbangan koperasi terhadap PDB Nasional sebesar 4,48 persen dari sebelumnya yang hanya kisaran 1,71 persen. Capaian itu dihasilkan sejalan dengan keberhasilan dalam melaksanakan program reformasi total koperasi, yakni rehabilitasi, reorientasi, dan pengembangan koperasi.

    "Tanpa kontribusi pada PDB yang meningkat tentu pemerataan kesejahteraan itu sulit dicapai. Semakin tinggi sumbangan koperasi kepada PDB maka sumbangan terhadap pertumbuhan ekonomi juga semakin tinggi. Jadi, kalau PDB meningkat tentunya pemerataan kesejahteraan akan bisa meningkat, di samping pertumbuhan ekonomi," paparnya lagi.

    Begitu juga terjadi dengan rasio kewirausahaan yang sudah bertengger di posisi 3,1 persen, dari tahun-tahun sebelumnya yang hanya 1,65 persen. Ia mengatakan capaian tersebut sudah melewati angka 2 % atau batas standar internasional. 

    Sedangkan capaian lainnya adanya koperasi mulai berkiprah di lantai bursa saham dengan tercatatnya Kospin Jasa Pekalongan lewat anak usahanya, yakni PT Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra Abadi (JMAS), di Bursa Efek Indonesia (BEI). 

    Menkop UKM AAGN Puspayoga pun mendorong koperasi-koperasi yang mempunyai anak perusahaan yang membentuk perseroan terbatas (PT) untuk bisa masuk bursa.

    “Pada tahun 2014 tercatat ada 212 ribu koperasi, namun banyak yang tidak sehat. Untuk meningkatkan kualitasnya, Kemkop UKM telah mendata jumlah koperasi terkini adalah 80 ribu koperasi yang sehat. Lalu kurang lebih 70 ribu koperasi perlu masih dibina lagi agar menjadi sehat. Serta ada sekitar 40 ribu lebih koperasi yang sudah dibubarkan karena tidak sehat. Terakhir, kami terus melanjutkan rehabilitasi, pembinaan dan pengembangan koperasi, agar koperasi bisa memberikan manfaat yang maksimal,” pungkasnya.

    Turut hadir dalam FMB 9 kali ini sebagai narasumber antara lain Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Mendikbud Muhadjir Effendy, Menristekdikti M Nasir, Menkop UKM AAGN Puspayoga, dan Ketua Inapgoc Raja Sapta Oktohari.


     

    Berita Terkait

    SOROTAN MEDIA