FAQ  /  Tautan  /  Peta Situs
    17 09-2018

    780

    Jelang Annual Meetings 2018, Kominfo Gelar Forum Merdeka Barat 9

    Kategori IndonesiaBangga | mth

    Jakarta, Kominfo – Kurang dari sebulan dari jadwal pelaksanaan Annual Meetings IMF-World Bank Group 2018 di Bali, sejumlah kegiatan dilakukan. Satu di antaranya adalah diskusi yang diwadahi Forum Merdeka Barat (FMB) 9 yang digelar di Gedung Juanda I, Kompleks Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (17/09/2018).

    FMB 9 sendiri merupakan forum resmi yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika. Forum ini menjadi forum resmi dan menjadi ruang diskusi antara pihak pemerintah dengan awak media terkait berbagai yang isu.

    Terkait gelaran Annual Meetings yang akan berlangsung 8-14 Oktober nanti, Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan yang hadir dalam kesempatan tersebut menyampaikan proses bagaimana Indonesia terpilih sebagai tuan rumah Annual Meeting 2018.

    “Ajang Annual Meetings ini menjadi rebutan. Banyak negara yang berminat menjadi tuan rumah Annual Meetings karena keuntungan yang akan didapatnya. Kita tahun 2015 yang lalu bersaing dengan Mesir dan Senegal, dan kita menang,” ucapnya di depan berbagai awak media yang hadir.

    Untuk tahun 2021 nanti, Negara Maroko sudah terpilih menjadi tuan rumah setelah menyingkirkan sejumlah negara lainnya. Untuk diketahui, Annual Meetings IMF-WBG sesungguhnya digelar setiap tahun di Washington DC. Namun setiap tiga tahun sekali, pertemuan tahunan digelar di negara anggota dan dilakukan melalui proses seleksi dan pemilihan (biding).

    Sudah sering Menko Luhut Pandjaitan menyampaikan berbagai potensi keuntungan yang bisa diperoleh dari acara yang akan dihadiri lebih dari 15 ribu partisipan dari 189 negara ini. Satu yang paling menonjol adalah potensi pariwisata. Sektor ini menjadi sektor yang paling strategis, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

    “Dalam jangka pendek, mereka yang datang itu orang-orang berduit, bukan backpacker. Sekian ribu peserta yang datang, ini menjadi menjadi potensi pemasukan dari sisi wisata kita. Oleh karena itulah sejak jauh-jauh hari kita perbaiki berbagai infrastruktur destinasi wisata di berbagai daerah,” kata Menko Luhut menjelaskan.

    Banyuwangi, beberapa lokus di Bali, serta Labuan Bajo, menjadi tiga tujuan wisata yang mendapat perhatian penuh dari pemerintah. Menurut Luhut, tiga destinasi tersebut potensial dikunjungi oleh para peserta Annual Meetings karena posisinya yang tidak jauh dari Bali.

    Sementara di Bali sendiri, beberapa perbaikan infrastruktur juga dilakukan. misalnya penambahan runway di Bandara Ngruah Rai, pendalaman dermaga Teluk Benoa, pembuatan underpass di simpang Tugu Ngurah Rai, serta revitalisasi patung Garuda Wisnu Kencana yang lebih dari seperempat abad terlunta-lunta.

    Di beberapa daerah lain, seperti Danau Toba di Sumaterta Utara, Candi Borobudur di Jawa Tengah, dan Raja Ampat di Papua Barat, juga disiapkan untuk menjadi salah satu tujuan wisata para peserta Annual Meetings.

    Dikatakan oleh Menko Luhut Pandjaitan, sektor wisata memang dipersiapkan menjadi sumber devisa negara utama di masa depan. Karena itu, Annual Meetings 2018 juga disiapkan oleh pemerintah untuk “menjual” Indonesia.

    “Ini jadi momentum menjual Indonesia dengan segala kekayaannya. Mulai dari GDP, angka inflasi yang stabil, destinasi wisata, mitigasi yang baik menghadapi kenaikan dolar, dst,” tutur Luhut.

    Oleh karena itulah secara jangka panjang, Indonesia sangat berkepentingan terhadap suksesnya perhelatan Annual Meetings di Nusa Dua nanti. Nilai kesuksesan ini tidak hanya dalam penyelenggaraan acara akan tetapi juga dalam meraih kepentingan nasional kita. Kepentingan nasional itu terletak pada kemampuan Indonesia mengoptimalkan berbagai peluang kerjasama yang terjalin pasca pergelaran acara.

    Hadirnya para CEO dunia di acara ini menjadi ruang di mana Indonesia bisa meraih berbagai benefit dari acara ini. Demikian juga di sektor wisata. Annual Meetings 2018 diharapkan menjadi momentum peningkatan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke depan.

    Menurut Menko Luhut Pandjaitan, semakin luasnya areal dan runway di Bandara Ngurah Rai, berpotensi menambah 1,2 juta penumpang. “Angka ini setara dengan pamasukan negara 1 miliar dolar,” tambahnya.

    Potensi gempa, rendah

    Sebagai Ketua Panitia Nasional Annual Meetings 2018, Menko Luhut Pandjaitan juga menyampaikan, persiapan acara yang akan dihadiri lebih dari 15 ribu partisipan dari 189 negara tersebut sudah mencapai 94 persen.

    “Semua komponen kepanitiaan nasional all out mempersiapkan perhelatan ini. MTS (kepanitiaan dari pihak IMF & Bank Dunia – red) juga senang dengan progres yang terus dicapai,” kata Menko Luhut Pandjaitan.

    Sementara itu, dalam Rapat Koordinasi Panitia Nasional Annual Meetings IMF-World Bank Group 2018 yang digelar sebelum acara FMB 9, Kepala BMKG Prof. Ir.  Dwikorita Karnawati, M.Sc, Ph.D menyampaikan bahwa Bali siap untuk menggelar Annual Meetings 2018.

    Berbagai potensi bencana yang mungkin terjadi sudah diantisipasi dengan berbagai persiapan.

    “Potensi gempa (di Bali) relatif rendah karena bergeraknya ke arah timur. Demikian juga tsunami,” ucap Kepala BMKG Dwikora Karnawati.

    Selain itu, lanjut Dwikora, Bali telah menjadi best practise mitigasi bencana karena memiliki berbagai infrastruktur untuk mendeteksi berbagai potensi bencana. “Jadi Bali bisa disebut sebagai kembaran dari BMKG Jakarta,” imbuhnya.

    Terkait potensi musim hujan, Kepala BMKG Dwikorita mengatakan, diperkirakan musim hujan di Bali akan mundur ke akhir Oktober. Di tahun-tahun sebelumnya, hujan sudah terjadi di bulan September.

    Adapun terkait angin kencang, menurutnya, itu bersifat lokal saja. Selain itu, potensi arah angin dengan kecepatan tinggi bisa diperkirakan tiga hari sebelumnya. “Gunung Agung saat ini dalam fase istirahat. Namun jika pun terjadi erupsi kembali terjadi, arahnya (angin) ke Banyuwangi, bukan ke Nusa Dua,” tambahnya.

    Selain itu, untuk meningkatkan keselamatan penerbangan, BMKG telah memasang suatu alat untuk mendekteksi laju angin. “Dengan alat ini, laju angin di tiap lapiran udara akan bisa dideteksi,” kata Dwikora.

    Berita Terkait

    Ini 5 Isu Utama di Annual Meetings 2018

    Annual Meetings IMF-World Bank Group 2018 pada 8-14 Oktober mendatang di Bali, akan membahas lima isu utama Indonesia. Lima isu tersebut, p Selengkapnya

    Grup Kompas Siap Dukung Penuh Annual Meetings 2018

    Grup Kompas menyatakan siap menyukseskan gelaran Annual Meetings IMF-World Bank Grup 2018 di Bali, Oktober mendatang. Hal ini dinyatakan lan Selengkapnya

    SOROTAN MEDIA