Presiden: Revolusi Digital Merevolusi Ekonomi Indonesia

Jakarta, Kominfo – Presiden Republik Indonesia Joko Widodo menuliskan pesan untuk para pelaku industri telekomunikasi: “Revolusi Digital Merevolusi Ekonomi Indonesia” dalam acara Peresmian Refarming 4G 1800Mhz di Museum Nasional, Jakarta, Jumat (11/12) sore. Pesan itu ditulis menandai  Momentum Revolusi Digital melalui 4G LTE untuk Indonesia Lebih Baik yang dihadiri pula oleh Menteri Kominfo Rudiantara, Menko Polhukam Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Perindustrian Saleh Husin, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama serta Direktur Utama operator telekomunikasi di Indonesia.

Dalam kesempatan itu, Rudiantara mengatakan Indonesia saat ini banyak bergantung kepada pengembangan e-commerce. "Sebagaimana kita ketahui, e-commerce kita tahun lalu sudah mencapai USD 12 Miliar dan kalau e-roadmap kita sudah diterapkan dan kita konsisten, proyeksinya sampai tahun 2020 akan mencapai USD 130 Miliar," katanya.

Lebih lanjut Rudiantara menjelaskan upaya untuk menggalakan e-commerce. "Dari tanggal 10 Desember s.d. 12 Desember, teman-teman e-commerce mengadakan HarBolNas (Hari Belanja Online Nasional), rame-rame belanja online, mendapatkan diskon dan lain sebagainya untuk mempromosikan e-commerce. Sebagai gambaran, Alibaba, pada 11 November menyelenggarakan single day untuk para bujangan. Satu hari belanja di Alibaba, hasilnya spektakuler, mencapai USD 13 Miliar lebih,” tambahnya.

Rudiantara mengharapkan Indonesia suatu saat juga akan menuju kesana. Oleh karena itu, ekosistem baik dari penyelenggara jaringan dengan 4G, kemudian dari device, para manufaktur handset, dan juga pengembangan aplikasi disiapkan. "Mudah-mudahan cita-cita kita menjadi The Largest Digital Economy  in The Region tercapai,” harapnya seraya menjelaskan bahwa 4G LTE hanya merupakan sub sistem atau sub ekosistem dari keseluruhan yang diharapkan menopang digital economy.

Pengembangan OTT Dorong Digital Ekonomi Indonesia

Sementara itu, masih dalam peluncuran 4G LTE 1800 MHz secara nasional, Asosiasi Telekomunikasi Selular Indonesia (ATSI) menyatakan dukungan bagi pengembangan aplikasi OTT nasional untuk mendorong digital ekonomi di Indonesia. “Sudah saatnya Indonesia memiliki pemain OTT nasional. Kami yakin, dengan pembinaan dan pengembangan yang tepat. OTT nasional bukan hanya dapat bersaing dengan OTT global, bahkan menjadi trendsetter dalam kalangan pemain OTT global,” jelas Ketua ATSI Alexander Rusli.

Alexander Rusli juga mengatakan bahwa dukungan terhadap pengembangan OTT tidak terbatas hanya kepada perkembangan OTT Nasional dan mampu bersaing dengan OTT Global namun juga mendukung OTT Nasional dalam kegiatan-kegiatan yang akan menaikkan jumlah pelanggan OTT Nasional tersebut. “Kami mengundang OTT Nasional yang memenuhi kriteria untuk mengirimkan dua aplikasi yaitu layanan messaging dan social media. Kami tunggu proposalnya dalam waktu dua minggu dan proposal dapat dikirimkan ke Sekretariat ATSI melalui email info@atsi.or.id," tambahnya.

Direktur Eksekutif ATSI Sutrisman mengatakan bahwa ATSI dan Kementerian Kominfo membuat kriteria penyeleksian OTT Nasional yang patut didukung dengan tiga kriteria antara lain

a. Pemula (start up) yang mampu menyediakan layanan messaging dan social media, yang sudah berbadan hukum dan seluruh sahamnya dimiliki oleh Indonesia dan tidak terafiliasi dengan operator seluler.

b.    Memiliki setidak-tidaknya 100.000 pelanggan namun belum mencapai 500.000 pelanggan.

c.    Setidaknya memiliki aplikasi pada platform sistem Android yang merupakan operating system yang banyak digunakan pada smartphone di Indonesia. (PS)