FAQ  /  Tautan  /  Peta Situs
    01 03-2016

    5825

    ASEAN-AS dan Ekonomi Digital

    Kategori Sorotan Media | Nuraeni

    Beberapa waktu lalu, Presiden Joko Widodo bersama dengan Menteri Perdagangan Thomas Lembong melawat ke Amerika Serikat (AS) untuk mengokohkan hubungan ekonomi antara ASEAN dan Negeri Paman Sam. Terdapat dua aspek yang menjadi sorotan dan prioritas bagi Pemerintah Indonesia, yakni pengembangan dan ketahanan usaha kecil menengah (UKM) serta pengembangan teknologi dan ekonomi digital.

    Thomas mengatakan, kerja sama dalam bidang pengembangan UKM dan pemanfaatan teknologi informatika dapat mendorong adanya sumber-sumber pertumbuhan ekonomi di tengah masyarakat Indonesia dan ASEAN. Dalam acara Special ASEAN-US Summit ditekankan bahwa dukungan AS sangat penting bagi ASEAN yang sedang berproses memasuki era integrasi ekonomi.

    Apalagi, saat ini negara-negara di Asia Tenggara sudah menerapkan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dan ASEAN Free Trade Agreement (AFTA). Kerja sama ini dinilai menjadi bentuk komitmen AS dalam mendorong integrasi ekonomi ASEAN dalam 10 tahun ke depan.

    "Presiden Jokowi telah meminta dukungan kepada Presiden Obama untuk mewujudkan visi tersebut, dengan harapan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia dan mengurangi kesenjangan ekonomi masyarakat," ujar Thomas, beberapa waktu lalu.

    Thomas menjelaskan, Pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai langkah reformasi agar semakin kompetitif dan menarik bagi investor. Selain itu, pada 2020 pemerintah ingin menjadikan Indonesia sebagai pengguna ekonomi digital terbesar dan siap mencetak seribu technopreneurs.

    Dengan adanya ekonomi digital di ASEAN, secara signifikan dapat meningkatkan kemampuan bersaing di pasar global. Pertumbuhan ekonomi ASEAN, khususnya Indonesia, pada 2015 mencapai 4,8 persen dan berada di atas pertumbuhan ekonomi dunia.

    Fakta ini menjadi indikator positif bagi para investor AS untuk memainkan perannya dalam meningkatkan kerja sama ekonomi dengan ASEAN. Indikator positif ini juga didukung oleh pertumbuhan ekonomi AS yang telah menunjukkan perbaikan.

    "ASEAN telah menunjukkan ketahanannya terhadap gejolak ekonomi global dan telah menjadi satu komunitas ekonomi tunggal sehingga para investor AS tidak perlu ragu untuk berinvestasi di Indonesia ataupun negara ASEAN lainnya," kata Thomas.

    Salah satu langkah untuk mewujudkan ekonomi digital di ASEAN, yakni adanya kerja sama perdagangan dan investasi antara Indonesia dan Vietnam sebesar 10 miliar dolar AS pada 2018. Menurut Thomas, Vietnam tertarik untuk berinvestasi di bidang pertanian serta minyak dan gas (migas).

    Kedua negara juga sepakat untuk menangani ilegal fishing, penentuan batas maritim, serta konflik Laut Cina Selatan. Thomas mengatakan, seluruh kepala negara ASEAN sepakat akan melanjutkan reformasi kebijakan perdagangan dan investasi di kawasan.

    Hal ini akan menarik bagi investor asing karena ASEAN menjadi kawasan yang makin kompetitif dan mampu bersaing di pasar global. Menurut Thomas, salah satu kata kunci menuju pertumbuhan integrasi ekonomi ASEAN adalah melalui revolusi pola pikir.

    Dalam hal ini, pelaku usaha harus memiliki visi keterbukaan dan kompetisi di era ekonomi yang semakin mengandalkan teknologi digital. "Dengan terus melakukan perbaikan dan reformasi, Indonesia memiliki peluang untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang baik melalui pemanfaatan kekuatan demografi dan kekayaan budaya," ujar Thomas.

    Sillicon Valley

    Tak hanya itu, menurut Thomas, untuk mewujudkan kekuatan ekonomi digital, negara-negara ASEAN harus meningkatkan inovasi. Thomas mengatakan, wilayah Silicon Valley dapat menjadi salah satu contoh kota yang memiliki kemajuan berbasis inovasi dan teknologi.

    Wilayah tersebut dapat menjadi cermin bagi ASEAN jika ingin mewujudkan ekonomi digital dan memanfaatkan teknologi untuk mengembangkan perekonomian di kawasan. Thomas menjelaskan, Silicon Valey merupakan kota unik yang memiliki tiga hal penting, yakni research, unique mindset, dan unique ecosystem.

    Hampir semua perusahaan di wilayah tersebut berbasis software and computer science, go global, dan besifat risk-taking. Thomas mencontohkan, salah satu perusahaan di wilayah tersebut, yakni Silver Spring Networks telah mampu menawarkan smart energy platform yang memodernisasi infrastruktur jaringan listrik menjadi jaringan pintar untuk meningkatkan efisiensi energi.

    Perusahaan lainnya, yaitu Andreessen-Horowitz, bergerak di bidang modal ventura yang memiliki spesialisasi dalam memfasilitasi serta membantu pelaku usaha dalam mempercepat pencapaian targetnya untuk mengembangkan produk inovasi, bisnis, dan membangun brand atau merek. Selain itu, lanjut Thomas, Google juga akan memperkenalkan inovasi produk baru salah satunya, yakni Loon Internet yang dapat menyediakan jaringan internet bagi masyarakat di daerah terpencil, miskin, dan baru terkena bencana.

    "Sistem Loon Internet seperti balon internet yang bergerak mengikuti arah angin, namun tetap dalam kontrol. Produk ini rencananya akan diuji coba di Indonesia pada Maret 2016," kata Thomas.

    Produk lainnya yang juga sudah mulai digunakan di Indonesia dan ditawarkan ke ASEAN dalam rangka membangun ekonomi digital, yakni mobile internet economy.  Thomas menegaskan, Indonesia harus siap berkompetisi agar dapat mewujudkan cita-cita sebagai negara ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara. Upaya tersebut akan berkontribusi signifikan dalam meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Indonesia di masa depan.

    "Sillicon Valey harus menjadi dorongan bagi ASEAN secara umum dan Indonesia secara khusus untuk segera mengubah mindset, terus berpikir inovatif, dan tanpa takut gagal," ujar Thomas.

    Banyak investasi

    Menurut Thomas, langkah awal untuk mewujudkan cita-cita tersebut, yakni melalui reformasi kebijakan perekonomian Indonesia agar semakin kompetitif dan mendatangkan banyak investasi. Salah satu upaya yang dilakukan adalah memberikan layanan izin investasi tiga jam dan terintegrasi dalam sistem perizinan satu pintu.

    Layanan investasi ini berlaku untuk investasi senilai minimal Rp 100 miliar dan/atau menyerap tenaga kerja minimal seribu orang. Selain itu, pada 2017 Pemerintah Indonesia juga akan mendirikan Badan Promosi Indonesia yang menggabungkan seluruh kegiatan promosi di 17 kementerian.

    Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) membidik investor makanan di AS agar mau berinvestasi ke Indonesia. Beberapa perusahaan makanan asal Negeri Paman Sam tersebut telah menyatakan akan membuka pabrik di wilayah Indonesia bagian timur.

    Kepala BKPM Franky Sibarani mengatakan, bidang usaha yang diminati oleh investor AS, yakni pengolahan seafood dan daging. Menurutnya, selama ini mereka mengimpor produk-produk seafood asal Indonesia ke Amerika Serikat.

    "Dengan adanya kebijakan DNI untuk bidang usaha cold storage, diharapkan investor Amerika Serikat tersebut dapat masuk ke Indonesia dan melakukan investasi di bidang hilir hasil laut," ujar Franky.

    Franky menambahkan, nilai positif dari minat investasi ini, yakni adanya rencana lokasi investasi di wilayah Indonesia bagian timur. Menurutnya, hal tersebut sesuai dengan tujuan pemerintah, yakni mendorong pemerataan investasi dan pertumbuhan ekonomi di kawasan timur Indonesia.

    Franky mengatakan, sinyal baik telah ditunjukkan oleh investor Amerika Serikat tersebut melalui beberapa kali kunjungan ke Indonesia untuk mematangkan rencana investasinya.

    "Perusahaan menyampaikan concern-nya di bidang regulasi, kepemilikan lahan, serta ekspor," kata Franky.

    Selain itu, menurut Franky, salah satu perusahaan kelistrikan ternama Amerika Serikat juga telah menyampaikan minat untuk membangun software monitoring center di Indonesia. Software monitoring center ini akan berfungsi untuk melakukan digitalisasi pembangkit listrik hingga 10 GW. Hal ini merupakan proyek yang sangat strategis dan sejalan dengan keinginan pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat perekonomian digital di ASEAN.

    Franky mengatakan, pembangunan digital power plant tersebut rencananya akan membutuhkan banyak engineer dan menjadi salah satu pusat digital center terbesar yang dibangun di luar AS. Menurutnya, investor yang berminat untuk membangun tersebut telah memiliki entitas perusahaan di Indonesia. Dengan demikian, komunikasi yang telah dilakukan di AS nantinya akan ditindaklanjuti dengan perwakilan di Indonesia.

    "Apalagi, pemerintah telah mencanangkan untuk membangun infrastruktur pembangkit listrik sebesar 35 ribu MW," ujar Franky.

    Franky menjelaskan, digitalisasi pembangkit listrik tersebut akan membuat fungsi pembangkit listrik seperti baterai lebih efisien dan dapat menghemat biaya sampai triliunan rupiah. Dalam situs perusahaan disebutkan, perusahaan telah mengerjakan proyek digital wind farm dengan nilai penghematan mencapai 100 juta dolar AS.

    Perusahaan AS tersebut telah menyampaikan beberapa perkembangan bisnis di Indonesia, termasuk perkembangan kerja sama dengan BUMN kereta api ataupun BUMN kelistrikan.


    "BKPM akan terus mengawal minat-minat investasi dari Amerika Serikat ini untuk segera direalisasikan," kata Franky. rep: Rizky Jaramaya ed: Muhammad Iqbal.

    sumber : http://www.republika.co.id/berita/koran/pareto/16/02/29/o3au8614-aseanas-dan-ekonomi-digital

    Berita Terkait

    IBM dan Kemenkominfo Persiapkan Talenta Digital

    IBM, perusahaan teknologi global, bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) untuk meningkatkan keterampilan Selengkapnya

    UMKM Dorong RI Jadi Raksasa Ekonomi Digital Dunia

    Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kementerian Kominfo Widodo Muktiyo mengajak para pelaku UMKM percaya diri untuk menj Selengkapnya

    Menkominfo Ajak Kembangkan Inovasi Digital

    Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate mengajak seluruh insan pos dan telekomunikasi serta ekosistem komunikasi dan Selengkapnya

    Kominfo Dorong Startup Berinovasi Perkuat Ekonomi Digital

    Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mendorong perusahaan rintisan atau startup untuk berinovasi, guna memperkuat ekosistem ekon Selengkapnya

    SOROTAN MEDIA