FAQ  /  Tautan  /  Peta Situs
    01 10-2015

    10697

    Objektivitas vs Subjektivitas Pemberitaan

    Kategori Berita Kominfo | srii003

    Mataram-Kominfo, Humas di kementerian dan lembaga serta pemerintah daerah dituntut meningkatkan kemampuannya dalam memberikan pelayanan informasi kepada publik. Hal itu didasari perkembangan media komunikasi yang beragam, pemikiran publik yang makin kritis serta tuntutan publik akan informasi yang berkualitas. Oleh karena itu, setiap pekerja humas pemerintah dituntut mampu menyajikan dan mendiseminasikan informasi yang cepat, akurat, berkualitas dan dapat mengedukasi publik. Kemampuan mengelola dan mendiseminasikan informasi secara sinergis hanya bisa diterapkan dengan mengubah pola pikir dari ego sektoral menjadi berbagi (sharing) dan membangun komunikasi yang berkelanjutan dengan publik melalui pemanfaatan media komunikasi.

    Sebagai pemberi layanan informasi Humas juga harus mengetahui berita yang bersifat objektif dan subjektif. Secara teoritik, penulisan berita harus obyektif namun pada kenyataannya banyak media massa memuat berita secara subjektif dengan menyajikan angle yang berbeda-beda antara satu media dengan media yang lain. “Itu menunjukkan berita sesungguhnya bersifat subjektif karena media massa memilih peristiwa, angle, judul, narasumber, dan pengemasan tertentu. Tidak mengherankan bila ada istilah agenda setting atau pengaturan agenda,” jelas Usman Kansong, Direktur Pemberitaan Media Indonesia dalam kegiatan Bimtek Bakohumas yang diadakan di Mataram, Nusa Tenggara Barat, Kamis (1/10).

     Menurut Kansong, pengaturan agenda oleh media terjadi karena pertarungan antara agenda publik dan agenda media yang saling mempengaruhi. Dalam dinamika keseharain, entitas seperti pemerintah, partai politik, parlemen, lembaga penegak hukum, dan korporasi memiliki agenda yang mempengaruhi agenda media dan agenda publik.

     Kansong juga menyontohkan agar agenda humas pemerintah mengenai Revolusi Mental sejalan dengan agenda media  dapat dilakukan berbagai kegiatan kehumasan, antara lain media visit untuk menjelaskan revolusi mental atau press tour untuk memberi kesempatan kepada pekerja media menyaksikan kegiatan sosialisasi, FGD dan kegiatan lain terkait Revolusi Mental. Selain itu bisa dilakukan press workshop, pemasangan iklan, menjadi media darling akibat penerapan Revolusi Mental, jumpa pers atau press release. “Humas pemerintah dapat membuat agenda yang sejalan dengan agenda publik melalui sosialisasi dan edukasi Revolusi Mental, sponsorship dan Corporate Social Responsility (CSR). Semua itu ditujukan agar menyesuaikan isu, wacana, atau agenda dengan agenda publik,” tambah Kansong.

     Peserta Bimtek Bakohumas juga mendapatkan materi mengenai Teknik Penulisan Berita, Siaran  Pers, Teknik Penulisan Advertorial, Feature yang disampaikan wartawan Media Indonesia Abdul Kohar. Selain itu ada materi Teknik Mencari, Menggali Informasi dari Internet dan Analisis Media yang disampaikan Head of Research and Development Indonesia Indicator Jakarta, Wildan Pramudya Arifin. (Sina)

    Berita Terkait

    [Berita Foto] Kominfo Gelar Bimtek untuk Humas Pemerintah

    Acara itu ditujukan untuk meningkatkan kemampuan humas pemerintah dalam memanfaatkan kanal digital, termasuk media sosial. Selain itu, juga Selengkapnya

    [Berita Foto] Menkominfo Pantau Pembangunan BBPPT

    Menkominfo Johnny G Plate meninjau ruangan dan infrastruktur di lokasi Proyek Pembangunan Laboratorium dimana ini akan menjadi yang terbesar Selengkapnya

    Perkuat Implementasi SPBE, Kominfo Latih Pimpinan Lembaga Pemerintahan

    Kementerian Kominfo bekerja sama dengan berbagai perguruan tinggi ternama di dunia dalam DLA, antara lain National University of Singapore, Selengkapnya

    Kominfo Ajak Bangun Persamaan Persepsi Lintas Humas Pemerintahan

    Dirjen IKP Kementerian Kominfo Usman Kansong mengajak pejabat humas pemerintah ikut serta menggaungkan Presidensi G20 Indonesia yang berlan Selengkapnya

    SOROTAN MEDIA