FAQ  /  Tautan  /  Peta Situs
    16 03-2023

    1303

    Kominfo Perkuat Ekosistem Digital Nasional

    Kategori Artikel | srii003

    Program akselerasi transformasi digital di tanah air menunjukkan pertumbuhan yang menggembirakan karena mampu memberi kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi nasional dari sektor digital. Hal ini diperkuat oleh kolaborasi riset Google, Temasek, dan Bain & Company pada 2022 yang menyebutkan bahwa Indonesia berhasil mendapatkan nilai ekonomi digital sebesar USD77 miliar atau sekitar Rp1.189 triliun.

    Jika didukung oleh pertumbuhan pelaku ekosistem digital yang masif, maka ekonomi digital Indonesia diprediksi akan tumbuh sampai USD220 miliar-USD360 miliar (Rp3.397 triliun-Rp5.559 triliun) pada 2030. Oleh sebab itu, pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) berupaya menguatkan industri dan usaha rintisan (startup) serta ekosistem digital di Indonesia agar tetap bertumbuh kembang.

    Salah satu upaya tersebut adalah melanjutkan program Startup Studio Indonesia (SSI) yang memasuki batch 6 di tahun ketiga pelaksanaannya. Kementerian Kominfo menyediakan fasilitas akses bagi early stage startup untuk mengembangkan potensi bisnisnya ke depan. Sebanyak 17 startup telah terdaftar untuk menjadi peserta SSI batch 6 yang berasal dari beragam sektor seperti rantai pasok (supply chain), penggerak usaha miro, kecil, menengah (UMKM), kesehatan, properti, konsumsi, finansial, olahraga, dan teknologi imersif.

    Demikian dikatakan Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Aptika) Kementerian Kominfo Semuel Abrijani Pangerapan, ketika membuka SSI batch 6 di Jakarta, Kamis (9/3/2023). Dirjen Aptika Semuel mengatakan, para pendiri startup itu disiapkan untuk menjalani pelatihan dan pendampingan (mentoring) selama empat bulan dari 80 praktisi yang bergelut di ekosistem digital.

    Para praktisi itu di antaranya adalah pendiri teknologi finansial (tekfin) KoinWorks, Benedicto Haryono, CEO Aruna Utari Octavianty, dan CEO Kitabisa.com Alfatih Timur. Kemudian terdapat pula nama Agung Nugroho (CEO Kudo), Christopher Madiam (CEO Sociolla), dan Rama Notowidigdo (pendiri Sayurbox dan AwanTunai).

    Secara umum, pelatihannya berupa pendampingan satu praktisi satu startup (1-on-1 Coaching) yang akan membantu pendiri usaha rintisan di tahap awal bisa mengembangkan produk sesuai kebutuhan pasar atau dikenal sebagai Product-Market Fit. Materi lainnya adalah Founders Camp dan Milestone Day.

    "Kami percaya Startup Studio Indonesia akan membuka jejaring baru untuk mengembangkan startup dengan lebih cepat dan menemukan figur tepat dan kredibel untuk dapat berkonsultasi tentang tantangan yang sedang dihadapi," ucap Semuel.

    Ke-17 startup peserta SSI batch 6 adalah Amoda, Assemblr, Ayo Indonesia, Baskit, DEUS, Lakuliner, Inventing, Looyal Indonesia, Medicall, Oneklinik, Pajak.io, Payable, RASA, Rooma, Tokban, SMEs Pack, dan Tweak. Mereka akan menambah panjang daftar startup yang sudah dihasilkan dari program SSI sejak pertama kali diluncurkan pada September 2020 lalu.

    Selama masa tersebut, SSI telah menerima pendaftaran dari total 10.160 startup dan disaring menjadi total 80 usaha rintisan yang ikut SSI. Mayoritas peserta SSI sejak batch 1-5 bergelut di sektor pendidikan (24,9 persen), kesehatan (11,6 persen), dan pariwisata (9,6 persen).

    Selain itu, total pendanaan dari investor yang berhasil dihimpun oleh para alumni SSI hingga Mei 2022 mencapai Rp332,1 miliar. Salah satu yang berhasil adalah Zi.care yang menurut Semuel mampu mendapatkan pendanaan praseri A senilai USD1 juta (Rp15,4 miliar) dari investor pada 2022 lalu. Startup ini bergerak di sektor teknologi kesehatan yang menawarkan sistem layanan medis holistik yang mencakup administrasi rumah sakit dan klinik, manajemen klaim, Koordinator Startup Digital Kementerian Kominfo Sonny Hendra Sudaryana menambahkan, para pegiat usaha rintisan memiliki potensi besar untuk mengembangkan penyelenggaraan kepemerintahan berbasis elektronik atau e-government. Salah satu contoh yang telah berhasil adalah kolaborasi pemerintah dan startup untuk membangun PeduliLindungi.

    "Kami melihat saat ini mulai banyak government tech bertumbuh untuk membantu pelayanan pemerintah ke masyarakat lebih baik lagi. Salah satu contohnya Kementerian Kesehatan dengan digital transformation office-nya," urai Sonny.

    Sementara itu, salah satu coach SSI dari unsur investor, Lingga Madu mengatakan bahwa para pendiri usaha rintisan perlu fokus dalam pengembangan bisnis berbasis digital. Utamanya pada matriks retention dan virality sebagai indikator pertumbuhan organik dan keberlanjutan bisnis.

    Melalui SSI ini, ia berharap, para startup dapat memanfaatkan setiap bentuk dukungan dari pemerintah dan ekosistem digital agar mampu menciptakan strategi bisnis jangka panjang yang lebih efektif serta mampu membuka lebih banyak lagi peluang dan kesempatan kerja untuk masyarakat.

    sumber: indonesia.go.id

    Berita Terkait

    Daya Saing Digital Indonesia

    Indonesia meraih posisi ke-45 dunia pada peringkat daya saing digital. Sebuah bukti keberhasilan dan pengakuan dunia atas percepatan transfo Selengkapnya

    Perempuan Harus Melek Digital

    Proporsi perempuan dalam pekerjaan yang berkaitan dengan teknologi seperti pemrograman, analisis sistem, pengembang perangkat lunak dan lain Selengkapnya

    Pemerintah Kebut Digitalisasi Layanan Publik

    Tiga platform aplikasi umum digital berbasis layanan publik dan pegawai pemerintah siap diluncurkan sebagai hasil kolaborasi sejumlah kement Selengkapnya

    Tren Positif Pemirsa TV Digital, Sinyal Kesiapan Masyarakat

    Survei terbaru AC Nielsen mencatatkan kenaikan penetrasi digital-ready di 11 kota, dari 73 persen pada 1 Januari 2023 menjadi 79 persen per Selengkapnya

    SOROTAN MEDIA