FAQ  /  Tautan  /  Peta Situs
    12 02-2023

    1079

    Presiden Pecat Hakim Wahyu Iman Santoso? Itu Hoaks!

    Kategori Berita Kominfo | srii003

    Jakarta Pusat, Kominfo – Beredar konten unggahan berupa video di media sosial Facebook dengan narasi Presiden Joko Widodo memecat Hakim Wahyu Iman Santoso. Konon pemecatan itu terjadi karena sang hakim dianggap tidak becus mengurus kasus pembunuhan Brigadir J yang melibatkan mantan Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Kepolisian RI, Ferdy Sambo.

    Hasil penelusuran Tim AIS Kementerian Komunikasi dan Informatika menemukan fakta dari kompas.com bahwa kabar Hakim Wahyu Iman Santoso dipecat oleh Presiden Joko Widodo adalah hoaks.

    Dalam video yang beredar tidak ditemukan informasi tersebut. Adapun isi dari video tersebut lebih banyak menampilkan persidangan Arif Rachman yang merupakan salah satu terdakwa obstruction of justice kasus pembunuhan Brigadir J.

    Berikut laporan harian isu hoaks, disinformasi, dan misinformasi yang telah diidentifikasi oleh Tim AIS Kementerian Kominfo, Minggu (12/02/2023).

    1. [HOAKS] Informasi Lowongan Pekerjaan Kantor Pajak Timika Papua
    2. [HOAKS] Surat Pengantar Khusus Pengambilan Dana Hibah Mengatasnamakan Bank Indonesia
    3. [DISINFORMASI] Gambar Gumpalan Darah Raksasa Akibat Vaksin Covid-19

    Berita Terkait

    UNHCR Terjerat Keimigrasian? Itu Hoaks!

    UU Keimigrasian tidak dapat digunakan untuk menjerat UNHCR sebab pengungsi Rohingya bukanlah imigran ilegal yang diselundupkan. Selengkapnya

    Gempabumi Magnitudo 9,8 Guncang Labuan Bajo? Itu Hoaks!

    Hasil penelusuran Tim AIS Kementerian Komunikasi dan Informatika menemukan fakta klaim yang beredar tersebut tidak benar. Selengkapnya

    BI Beri Bansos Produktif untuk Pelaku UMKM, Itu Hoaks!

    Bank Indonesia menegaskan pihaknya bukan lembaga penyalur bansos produktif sebagaimana informasi yang beredar. Selengkapnya

    Tak Perlu Pasang Ring, Cukup Ramuan Bawang Putih? Itu Hoaks!

    Hasil penelusuran Tim AIS Kementerian Komunikasi dan Informatika menemukan fakta ternyata klaim tersebut tidak benar. Selengkapnya

    SOROTAN MEDIA