FAQ  /  Tautan  /  Peta Situs
    03 01-2022

    8517

    Pemerataan Infrastruktur TIK Dukung Akselerasi Transformasi Digital

    Kategori Artikel | doni003

    Sejalan dengan pertumbuhan sektor digital di atas rata-rata ekonomi nasional pada 2021, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) terus berupaya mendorong pertumbuhan migrasi aktivitas masyarakat dari ruang fisik ke ruang digital. Salah satunya dengan akselerasi pembangunan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi (TIK).

    Kementerian Kominfo mencatat, dampak migrasi dari fisik ke digital akibat pembatasan aktivitas masyarakat selama pandemi Covid-19 memengaruhi kenaikan pertumbuhan ekonomi sektor informasi dan komunikasi selama 2021. Oleh karena itu, pemerintah terus berupaya mengelola akselerasi transformasi digital nasional untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.

    "Tahun 2021, sektor informasi dan komunikasi itu tumbuh positif berturut-turut yaitu 8,72%, 6,87% dan 5,51% year-on-year. Saya sendiri melihat ini seperti blessing in disguise, di mana masyarakat dunia dan khususnya Indonesia bergerak secara cepat masuk ke era baru era digital," ujar Menkominfo Johnny G Plate, dalam Forum Pemimpin Redaksi bertajuk “Mendigitalkan Indonesia: Retrospeksi 2021 dan Outlook 2022 Kementerian Kominfo”, di Jakarta, Selasa (28/12/2021).

    Seturut dengan peta jalan (roadmap) transformasi digital nasional, Kementerian Kominfo mendapatkan tugas menyiapkan kemampuan adaptasi masyarakat untuk memasuki era digital. Satu fondasi yang disiapkan Kominfo adalah pemerataan pembangunan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi yang ditargetkan tuntas pada 2024.

    Menurut Menteri Johnny, Kementerian Kominfo berupaya melakukan percepatan pembangunan infrastruktur digital dari hulu hingga hilir yang dimulai dari lapisan backbone, middle mile, hingga the last mile. Dengan percepatan pembangunan jaringan TIK itu, pemerintah berharap pemanfaatan teknologi digital oleh publik akan meningkat dan menjangkau seluruh pelosok tanah air.

    Sampai 2021 pada level lapisan tulang punggung jaringan (backbone), Kementerian Kominfo telah melakukan penggelaran jaringan kabel serat optik lebih dari 359 ribu Km baik di darat dan di laut Indonesia, termasuk jaringan Palapa Ring sepanjang 12.300 Km. Proyek ini dikerjakan oleh BAKTI Kementerian Kominfo, maupun operator seluler nasional.

    Total keseluruhan jaringan kabel serat optik nasional ditargetkan pembangunannya hingga 2022 sepanjang 12.399 Km. Target itu akan melengkapi hampir 370 ribu Km kabel serat optik yang diperkirakan memiliki panjang lebih dari sembilan kali lingkaran bumi.

    Pada 2021, pemerintah juga menyiapkan pembangunan lapisan middle mile berupa microwave link, fiberlink, dan satelit untuk pemerataan akses infrastruktur digital. Khusus satelit, Kementerian Kominfo telah menyusun Peta Jalan Satelit Indonesia dengan menyiapkan satu high througphut satelitte atau SATRIA-1.

    SATRIA-1 ini diharapkan sudah dapat mengorbit di kuartal IV-2023. Menurut Menteri Johnny, makin banyak kapasitas yang disediakan, makin besar pula kapasitas satelit yang dibutuhkan. Namun terdapat dua keuntungan yang bisa diambil, yaitu memperlebar titik layanan dan meningkatkan kecepatan layanan satelit itu sendiri.

    Dalam Peta Jalan Satelit Nasional, Indonesia masih membutuhkan sekitar 1 Terabytepersecond (Tbps) atau 1.000 Gigabytepersecond (Gbps) yang akan dipenuhi melalui SATRIA-1. Saat ini, SATRIA-1 sedang dalam proses produksi baik dari teresterial komponen di darat maupun luar angkasa.

    Selain menyelesaikan target pembangunan infrastruktur telekomunikasi dari lapisan backbone dan middle mile, Menteri Johnny menegaskan, pembangunan the last mile berupa base transceiver station (BTS) juga ditargetkan rampung seluruhnya pada 2022.

    "Kita akan membangun BTS untuk melengkapi seluruh desa dan kelurahan di Indonesia yang totalnya sebanyak 83.218 desa dan kelurahan. Pasalnya, 12.548 di antaranya itu masih blankspot," ujar Johnny.

    Tercatat dari total 12.548 desa dan kelurahan yang belum terjangkau layanan telekomunikasi, sebanyak 3.435 di antaranya berada di wilayah komersial dan sisanya 9.113 di wilayah terluar, terpencil, dan terdepan (3T) atau nonkomersial. Diharapkan di akhir 2022 seluruh desa dan kelurahan yang blankspot itu sudah terlayani dengan sinyal 4G.

    Talenta Digital

    Untuk menyiapkan sumber daya manusia dalam melaksanakan percepatan transformasi digital, Kementerian Kominfo pada 2021 terus menjalankan program pelatihan digital dalam tiga tingkatan. Tiga program tersebut adalah Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) untuk membekali peserta dengan keterampilan dasar, pelatihan tingkat menengah melalui program Digital Talent Scholarship (DTS) serta tingkat lanjutan melalui program Digital Leadership Academy (DLA).

    Capaian GNLD atau peserta pelatihan kecakapan digital tingkat dasar tahun 2021 hampir 98,87% dari target atau total 12.307.498 orang. Tahun depan, Kementerian Kominfo kembali menargetkan 12,5 juta orang peserta GNLD.

    Adapun, realisasi target peserta program DTS pada 2021 berjumlah 131.204 orang peserta. Mereka telah mengikuti berbagai program pelatihan berkaitan dengan cloud computingartificial intelligenceinternet of thingsvirtual realityaugmented reality, hingga coding.

    Dalam program DLA tahun 2021, Kementerian Kominfo bermitra dengan empat perguruan tinggi ternama di dunia yakni Tsinghua University, National University of Singapore di Singapura, Oxford University di Inggris dan Harvard Kennedy School di Amerika Serikat.

    "Tahun 2021 ini sebanyak 306 peserta, tahun 2022 program ini akan dikembangkan dengan target 400 pimpinan lembaga publik dan C-level mengikuti program DLA yang harapan kami bekerja sama dengan delapan universitas top dunia," jelasnya.

    Menyangkut komunikasi publik, Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kominfo Usman Kansong menyatakan, pada 2021 ini, pihaknya menilai cukup berhasil mengomunikasikan kepada publik tentang berbagai hal, terutama yang berkaitan dengan penanganan Covid-19.

    "Misal bagaimana menangkal misinformasi. Di masa Covid-19 memang banyak sekali misinformasi, disinformasi, malinformasi, dan hoaks yang terkait Covid-19," ungkapnya.

    Usman Kansong menambahkan, hal tersebut bisa terlihat dari statistiknya, disinformasi atau hoaks tersebut sudah menurun drastis terutama yang terkait Covid- 19 atau lebih khususnya, tentang vaksinasi Covid-19.

    Memasuki 2022, Kementerian Kominfo melakukan perubahan komunikasi publik serta strategi komunikasi publik yang ada. Menurut Dirjen IKP Kementerian Kominfo, upaya percepatan penyebaran atau diseminasi komunikasi publik dilakukan dengan merumuskan berbagai langkah dan supaya komunikasi publik yang dilakukan pemerintah lebih efektif. Termasuk menggencarkan gerakan literasi digital kepada seluruh lapisan masyarakat. Kominfo juga mengajak masyarakat turut serta menangkal hoaks dan disinformasi di media sosial.

    Sumber : indonesia.go.id

    Berita Terkait

    Perempuan Harus Melek Digital

    Proporsi perempuan dalam pekerjaan yang berkaitan dengan teknologi seperti pemrograman, analisis sistem, pengembang perangkat lunak dan lain Selengkapnya

    Tiga Inisiatif Bali untuk Atasi Informasi Sesat di Medsos

    KTT ASIA MEDIA SUMMIT (AMS) 2023 sepakat penegakan hukum bersama secara regional demi mengidentifikasi dan menjaga keseimbangan antara kebeb Selengkapnya

    Merasakan Lorong Transformasi Digital DTE

    Digital Transformation Expo merupakan ajang untuk menampilkan keragaman berbagai kemajuan inovasi dan pemanfaatan teknologi digital Indonesi Selengkapnya

    Ajang G20 Dorong Percepatan Transformasi Digital di Indonesia

    Presidensi G20 Indonesia berpotensi memperkuat kerja sama antara pemangku kepentingan dari berbagai negara. Selengkapnya

    SOROTAN MEDIA