FAQ  /  Tautan  /  Peta Situs
    11 11-2021

    1548

    Majukan Industri Produk Halal, Perlu SDM Ahli dan Riset Berkualitas

    Kategori Berita Pemerintahan | srii003
    Pengunjung melihat-lihat pakaian yang dijual di salah satu stan peserta Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) ke-8 Tahun 2021 di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Rabu (27/10/2021). ISEF ke-8 Tahun 2021 bertemakan 'Magnifying Halal Industries Through Food and Fashion Markets for Economic Recovery' yang sesuai dengan cita-cita Indonesia untuk memajukan ekonomi dan keuangan syariah.

    Jakarta Pusat, Kominfo – Dengan meningkatnya kesadaran masyarakat muslim menggunakan produk halal, maka sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia dituntut untuk mengakselerasi pertumbuhan industri produk halal dalam negeri. Oleh karena itu, kehadiran halal center di perguruan tinggi merupakan salah satu faktor penting dalam memajukan sektor tersebut. Sebab, lembaga pendidikan ini memiliki peran untuk melahirkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang ahli di bidangnya dan riset yang berkualitas.

    “Memajukan sektor industri produk halal tentu tidak bisa kita lepaskan dari peran perguruan tinggi. Selain dituntut untuk melahirkan SDM yang berkualitas dan ahli di bidangnya, universitas juga memiliki tanggung jawab menghasilkan riset-riset yang berkualitas, termasuk riset-riset dalam industri produk halal,” tegas Wakil Presiden K. H. Ma’ruf Amin saat meresmikan Universitas Indonesia Halal Center (UIHC) di Gedung Institute for Advancement of Science Technology and Humanity (IASTH) Lantai 5, Universitas Indonesia, Jalan Salemba Raya Nomor 4, Jakarta Pusat, Kamis (11/11/2021).

    Lebih lanjut Wapres menyampaikan, infrastruktur laboratorium dan ilmu pengetahuan yang dimiliki perguruan tinggi dapat mendukung pengembangan inkubasi bisnis produk halal bagi UMKM. Untuk itu, diperlukan kerja sama dengan pelaku industri agar seluruh proses inkubasi yang dijalani dapat terintegrasi.

    “Universitas perlu memperkuat kolaborasi dengan pelaku industri agar dari proses hulu ke hilir semakin terintegrasi,” imbaunya.

    Terkait Lembaga Pemeriksa Halal (LPH), Wapres pun meminta agar UIHC dapat berkontribusi dalam mendorong para pengusaha, khususnya UMKM di sekitarnya, untuk melakukan sertifikasi halal terhadap produk yang dihasilkan. Sebab, saat ini Indonesia baru memiliki 3 LPH. Sehingga, kehadiran UIHC diharapkan menambah luasnya cakupan UMKM yang dapat dijangkau.

    “Sertifikasi halal yang bersifat wajib akan mendorong pelaku usaha untuk melakukan sertifikasi halal terhadap produk yang dihasilkannya. Sejauh ini, kita baru memiliki 3 LPH, yaitu LPH milik LPPOM-MUI, LPH Surveyor Indonesia, dan LPH Sucofindo,” tutur Wapres.

    Sementara dari sisi literasi halal, Wapres menjelaskan bahwa berdasarkan hasil survei Bank Indonesia, literasi ekonomi dan keuangan syariah nasional tahun 2021 meningkat menjadi 20,1 persen dari tahun sebelumnya sebesar 16,3 persen. Tingkat literasi ini masih tergolong rendah bagi Indonesia sebagai negara dengan populasi penduduk muslim terbesar di dunia, sehingga dibutuhkan upaya yang lebih maksimal lagi.

    “Sebagai pusat pendidikan, universitas harus berperan secara aktif mendorong literasi dan edukasi ekonomi dan keuangan syariah,” urai Wapres.

    Menutup sambutannya, Wapres berpesan agar UIHC dapat menjadi motor penggerak dalam pengembangan industri produk halal, khususnya di tingkat perguruan tinggi. Ia juga berharap upaya ini dapat menjadi contoh bagi universitas lain untuk turut berkontribusi dalam pengembangan ekosistem syariah di Indonesia.

    “Saya berharap UIHC dengan segenap infrastruktur dan sumber daya yang dimiliki, dapat menjadi motor penggerak, mengambil peran strategis dalam pengembangan industri produk halal, dan menjadi Pusat Riset Halal berstandar internasional. Langkah-langkah ini tentu saja saya harapkan juga menjadi contoh dan pendorong bagi universitas lainnya untuk segera memiliki halal center,” jelas Wapres.

    Peran Perguruan Tinggi

    Peran penting perguruan tinggi dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah selain melahirkan SDM yang berkualitas dan ahli di bidang syariah, juga memiliki tanggung jawab menghasilkan riset-riset untuk memajukan industri produk halal.

    “Memajukan sektor industri produk halal tentu tidak bisa kita lepaskan dari peran perguruan tinggi,” tegas Wapres

    Terkait hal tersebut, Wapres menguraikan empat peran yang dapat diambil oleh perguruan tinggi dalam upaya mengembangkan industri produk halal nasional.

    “Pertama, pengembangan sumber daya manusia (SDM). Dengan adanya Halal Center, universitas diharapkan dapat menjadi pusat penyedia SDM untuk industri halal, seperti penyelia halal, auditor halal, dan lain sebagainya,” paparnya.

    Yang kedua, lanjut Wapres, pengembangan Lembaga Pemeriksa Halal (LPH). Kemudahan melakukan sertifikasi halal dengan banyaknya LPH, akan mendorong pelaku usaha untuk melakukan sertifikasi halal terhadap produk-produknya. “Sejauh ini, kita baru memiliki 3 LPH, yaitu LPH milik LPPOM-MUI, LPH Surveyor Indonesia, dan LPH Sucofindo,” tuturnya.

    Yang ketiga, terang Wapres, pengembangan riset produk halal dan inkubasi bisnis. Universitas dengan infrastruktur laboratorium, SDM, dan ilmu pengetahuan yang dimiliki, dapat menjadi pionir dalam inovasi dan riset produk halal, terutama untuk mendukung pengembangan inkubasi bisnis produk halal bagi UMKM. “Untuk itu, universitas perlu memperkuat kolaborasi dengan pelaku industri agar dari proses hulu ke hilir semakin terintegrasi,” pintanya.

    Adapun peran keempat, menurut Wapres, adalah terus meningkatkan tingkat literasi masyarakat mengenai ekonomi dan keuangan syariah. “Berdasarkan hasil survei Bank Indonesia, literasi ekonomi dan keuangan syariah nasional tahun 2021 meningkat menjadi 20,1 persen dari tahun sebelumnya sebesar 16,3 persen,” jelasnya.

    Menutup uraiannya, Wapres menyebutkan bahwa tingkat literasi ini masih tergolong rendah, sehingga dibutuhkan upaya yang lebih maksimal lagi untuk meningkatkannya.

    “Sebagai pusat pendidikan, universitas harus berperan secara aktif mendorong literasi dan edukasi ekonomi dan keuangan syariah,” pintanya.

    Sebelumnya, Rektor Universitas Indonesia Ari Kuncoro melaporkan bahwa pendirian UIHC merupakan upaya Universitas Indonesia dalam membantu pemerintah melaksanakan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal. Selain itu, Universitas Indonesia juga melihat adanya gaya hidup halal (halal lifestyle) di masyarakat sehingga menambah motivasi bagi perguruan tinggi ini untuk menyukseskan cita-cita Indonesia untuk menjadi produsen halal terbesar di dunia.

    “Dengan dibukanya UIHC, diharapkan dapat memberi kontribusi yang nyata dalam mewujudkan program pemerintah menjadikan Indonesia sebagai pusat produsen halal di dunia,” tandas Ari.

    Selain Rektor Universitas Indonesia, hadir dalam acara ini Ketua Majelis Wali Amanat Universitas Indonesia Saleh Husin, Wakil Rektor Universitas Indonesia Bidang SDM dan Aset Dedi Priadi, Ketua UIHC M. Luthfi Zuhdi, segenap Pimpinan Lembaga di Lingkungan Universitas Indonesia, dan Civitas Akademika Universitas Indonesia.

    Sementara Wapres didampingi oleh Plt. Kepala Sekretariat Wapres Ahmad Erani Yustika, serta Staf Khusus Wapres Bambang Widianto, Masduki Baidlowi, dan Lukmanul Hakim. 

    Berita Terkait

    Presiden Paparkan Panduan AZEC Hadapi Perubahan Iklim

    Melalui panduan tersebut, Presiden pun berharap AZEC dapat menjadi platform yang dengan semangat kolaborasi dapat mengambil bagian konkret d Selengkapnya

    Presiden Tekankan Arti Penting Jaga Persatuan di Tahun Politik

    Menurut Presiden, bersatu bukan hanya diartikan dengan tidak adanya pertengkaran, tetapi bersatu untuk bersinergi bersama mewujudkan visi In Selengkapnya

    Jadikan Inovasi Penggerak Pertumbuhan Ekonomi dan Katalis Kesejahteraan

    Beberapa kebijakan yang telah disusun Pemerintah dalam menghadapi era saat ini diantaranya mendorong produktivitas SDM dengan pendidikan dan Selengkapnya

    Indofest 2023 Tingkatkan Industri Wisata Alam dan Petualangan

    Wisata petualangan memiliki potensi besar dalam mendorong pergerakan wisatawan pascapandemi. Selengkapnya

    SOROTAN MEDIA