Awas Disinformasi! Vaksin CDC Terkait Kenaikan Kasus Autisme
Konon, unggahan itu disertai keterangan vaksin Covid-19 dan autisme memiliki hubungan kausalitas. Selengkapnya
Jakarta, Kominfo – Konten unggahan berbahasa Inggris di media sosial Facebook memuat informasi mengenai penerima vaksin Covid-19 enam kali lebih mungkin meninggal karena terinfeksi oleh Covid-19 varian Delta daripada mereka yang tidak divaksin.
Hasil penelusuran Tim AIS Kementerian Komunikasi dan Informatika menemukan dari reuters.com, meskipun data dalam klaim tersebut diambil dari briefing Public Health England (PHE) yang diadakan pada bulan Juni, namun data tersebut diambil di luar konteks. PHE sendiri telah mengklarifikasi bahwa dua dosis vaksin telah menunjukkan perlindungan tingkat tinggi terhadap varian Delta.
Merujuk pada gov.uk, PHE juga memaparkan laporan hasil analisis terbaru bahwa vaksin sangat efektif mencegah rawat inap dan memberikan perlindungan maksimal terhadap semua varian Covid-19 yang ada.
Selanjutnya, Dr Muge Cevik, dosen klinis penyakit menular dan virologi medis di University of St Andrews mengatakan, vaksin Covid-19 mengurangi risiko infeksi simtomatik hingga 60-80%, dan jika terinfeksi, mereka mengurangi risiko penyakit parah dan rawat inap hingga 90-98%.
Berikut laporan isu hoaks, misinformasi dan disinformasi yang telah diidentifikasi Tim AIS Kementerian Kominfo, Jumat (02/07/2021):
Konon, unggahan itu disertai keterangan vaksin Covid-19 dan autisme memiliki hubungan kausalitas. Selengkapnya
Konon, isi video merupakan potongan rekaman video dari peristiwa yang tidak berkaitan. Selengkapnya
Rekaman asli kejadian tersebut pernah diterbitkan dalam artikel dari english.alsiasi.com. Selengkapnya
Hasil penelusuran Tim AIS Kementerian Komunikasi dan Informatika menemukan fakta, klaim yang menyebutkan bahwa Jakarta diguncang oleh gempa Selengkapnya