Gejala Baru Mutasi Virus Covid-19? Itu Hoaks!

Jakarta, Kominfo – Beredar pesan berantai di media sosial WhatsApp yang menyebut virus Covid-19 yang sudah bermutasi memiliki gejala-gejala yang unik. Konon salah satu cirinya, tidak menimbulkan panas namun menyerang langsung ke paru-paru pasien. Bahkan disebutkan pula rapid test, swab antigen maupun swab PCR tidak dapat mendeteksi virus varian baru tersebut. Hanya LDCT (Low Dose CT Scan Paru) yang bisa mendeteksinya.

Hasil penelusuran Tim AIS Kementerian Komunikasi dan Informatika menemukan fakta dari Liputan6.com. Ternyata unggahan yang mengklaim ada gejala baru pada virus Covid-19 yang sudah bermutasi belum terbukti. Hal itu diungkapkan oleh dr. RA Adaninggar, SpPD. Menurtnya, ubelum ada bukti ilmiah terkait gejala baru pada virus Covid-19 yang sudah bermutasi.

Adaninggar menyatakan virus Covid-19 memang telah bermutasi dan lebih menular tetapi gejalanya masih sama. "Hingga saat ini pun varian virus Covid-19 masih bisa terdeteksi PCR," jelasnya.

Hal senada juga disampaikan dr. Muhamad Fajri Adda'i. Menurutnya, hingga kini belum ada di jurnal manapun terkait perbedaan gejala dari varian virus Covid-19. "Bukti ilmiah yang ada adalah varian-varian yang ada sekarang  memang lebih cepat menular atau bisa masuk sel lebih cepat," jelasnya.

Berikut laporan isu hoaks, misinformasi dan disinformasi yang telah diidentifikasi Tim AIS Kementerian Kominfo, Jumat (21/05/2021):

• [HOAKS] Gejala Baru pada Virus Covid-19 yang Bermutasi
• [DISINFORMASI] Video Kedatangan Tentara Indonesia di Palestina
• [HOAKS] PT Pertamina Bagi-bagi Hadiah dalam Rangka Ulang Tahun Ke-40
• [HOAKS] Surat Panggilan Interview PT Pos Indonesia (Persero) 22 Mei 2021
• [HOAKS] Akun Facebook Mengatasnamakan Bupati Lamongan Tawarkan Bantuan Peminjaman Dana