FAQ  /  Tautan  /  Peta Situs
    08 04-2021

    1438

    Peluang Menjaring Investor Dunia di Hannover Messe

    Kategori Berita Pemerintahan | mth

    Jakarta, Kominfo - Jerman merupakan salah satu negara dengan perkembangan industri paling maju di dunia. Laporan Kompetitif Global Forum Ekonomi Dunia terbaru bahkan menempatkan negara yang dipimpin Kanselir Angela Merkel ini dalam jajaran 10 besar. Kemajuan industri Jerman yang dikenal penuh dengan inovasi tidak dibangun secara instan, melainkan lewat sebuah proses panjang, ratusan tahun.

    Sempat terpuruk akibat Perang Dunia Kedua, Jerman pun bangkit dan berusaha menunjukkan diri bahwa mereka adalah negara industri sejati. Sebuah pameran bernama Hannover Export Fair pun digelar untuk pertama kali pada 1947. Hannover dipilih sebagai lokasi pameran karena dikenal sebagai salah satu kota industri terpenting di Jerman.

    Saat itu, beragam produk inovasi pertanian dan makanan seperti mesin-mesin traktor, mesin pengolah gandum dan lainnya menarik minat 736 ribu pengunjung dan investor yang datang dari 53 negara. Pameran berlangsung selama 21 hari, berhasil mencatat transaksi investasi dan kontrak ekspor hingga USD32 juta atau setara Rp464 miliar dengan kurs Rp14.500 per dolar.

    Keberhasilan mendatangkan investor dan melakukan beragam kontrak ekspor bernilai puluhan juta dolar lewat Hannover Export Fair membuat Jerman makin bersemangat. Pada 1950, mereka pun membuka kesempatan pihak asing ikut menjadi peserta. Tiga tahun kemudian, sebuah bandar udara internasional selesai dibangun di Hannover untuk memudahkan konektivitas dunia mendatangi pameran.

    Barulah pada 1961 Hannover Messe resmi disematkan sebagai nama pameran produk teknologi industri terbesar di dunia. Kehadiran Hannover Messe yang diadakan setiap tahun di awal musim panas membuat ibu kota negara bagian Niedersachsen ini dikenal juga sebagai kota pameran. Selain Hannover Messe, terdapat pula CeBIT, sebuah pameran produk komputer terbesar di dunia yang juga digelar di Hannover setahun sekali.

    Melansir data dari laman resmi Hannover Messe disebutkan bahwa pada ajang yang terakhir digelar, yakni pada 2019, sebanyak 6,5 juta kontrak dagang tercipta dengan nilai mencapai puluhan triliun rupiah. Pameran diikuti oleh 5.500 peserta dari 73 negara.

    Tak sekadar pameran, Hannover Messe betul-betul dimanfaatkan para investor dan produsen peserta pameran untuk saling bertemu. Ini dibuktikan dengan adanya 80 agenda konferensi dan forum serta 1.400 kegiatan lainnya selama Hannover Messe 2019 diadakan. Dua pertiga dari sekitar 200 ribu pengunjung yang datang dari 91 negara ke pameran merupakan pengambil kebijakan investasi di korporasinya.

     

    Negara Mitra Resmi

    Melihat besarnya peluang tersebut, Indonesia pun mengambil kesempatan untuk ikut pada pameran tersebut. Terlebih, sektor manufaktur memiliki kontribusi sebesar 20 persen dari PDB nasional. Sebuah kesepakatan bersama pun dibuat di Jakarta, 1 November 2018 antara Pemerintah Indonesia dan Deutsche Messe AG, selaku penyelenggara Hannover Messe.

    Menteri Perindustrian saat itu, Airlangga Hartarto dan CEO Deutsche Messe Joachen Köckler menandatangani kontrak kerja sama untuk menjadikan Indonesia sebagai negara mitra resmi (official partner country) Hannover Messe 2020. Indonesia pun akan mengikuti jejak Amerika Serikat, Inggris, Belanda, Swedia, Meksiko, Polandia, dan India yang pernah menjadi negara mitra resmi Hannover Messe.

    Airlangga menyatakan, dengan menjadi negara mitra resmi, Indonesia berupaya memperkenalkan peta jalan (roadmap) Making Indonesia 4.0 ke seluruh dunia. Selain itu juga untuk mendorong investasi serta meningkatkan kemampuan manufaktur dan pengembangan infrastruktur digital.

    Partisipasi Indonesia juga memperkuat national branding untuk meningkatkan investasi asing dan mendorong kerja sama di sektor industri. “Hannover Messe akan menjadi etalase (showcase) untuk menunjukkan kekuatan industri Indonesia kepada komunitas manufaktur global,” ujar Airlangga, yang kini menempati posisi sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.

    Menjadi negara mitra di Hannover Messe, menurut CEO Deutsche Messe Joachen Köckler, tidak hanya membuat Indonesia menarik perhatian pengunjung dan media, tetapi juga memiliki peran di tingkat politik tertinggi. “Indonesia adalah negara yang menarik dari sisi manufaktur dan energi yang bisa menggunakan peluangnya sebagai negara mitra dan menampilkan diri sebagai lokasi investasi yang dapat diandalkan dan kooperatif,” ujar Köckler. 

    Jerman merupakan lima besar negara yang paling banyak berinvestasi di di Indonesia. Badan Koordinasi Penanaman Modal mencatat, saat ini terdapat 250 perusahaan asal Jerman menanamkan modalnya dengan nilai investasi mencapai total USD1 miliar (Rp14,5 triliun). Angka tersebut meningkat dibandingkan 2017, misalnya, ketika sebanyak USD289 juta (Rp4,19 triliun) diinvestasikan perusahaan-perusahaan Jerman di Indonesia. Perusahaan Jerman itu mendominasi investasi di sektor industri logam dan mesin, kimia dan farmasi, transportasi, penyimpanan, dan industri komunikasi.

    Presiden Joko Widodo pun menganggap penting perhelatan ini bagi Indonesia, sebagai negara yang sedang tumbuh sektor industrinya, terutama yang berbasis teknologi digital. Di samping itu industri berbasis riset dan inovasi pun mulai menjamur di tanah air.

    Ketika mengadakan rapat terbatas mengenai Hannover Messe 2020 di Istana Kepresidenan Jakarta, 17 Februari 2020, Presiden minta agar Indonesia ditampilkan sebagai negara yang menarik untuk diajak bekerja sama. Seperti pengembangan industri energi ramah lingkungan, biodiesel, dan potensi nikel terbesar di dunia yang bisa menghasilkan baterai litium yang berperan bagi energi masa depan, terutama untuk kendaraan listrik.

    Ketahanan Industri Pascapandemi

    Sayangnya Hannover Messe 2020 batal dilaksanakan karena pandemi global virus SARS COV-2. Pelaksanaannya pun diundur setahun atau tepatnya pada 12-16 April 2021 dan dilakukan secara digital untuk pertama kalinya. Pameran akan dibuka langsung oleh Kanselir Jerman Angela Merkel. Kemajuan teknologi digital terutama pada sektor kesehatan pun akan ditampilkan. Demikian dikatakan Köckler seperti dilansir Deutsche Welle, Kamis (04/02/2021).  

    Fase pandemi turut menggoyahkan ekonomi global, tak terkecuali Indonesia. Namun demikian, sektor industri tertentu di Indonesia mampu bertahan melewati fase kritis dari pandemi. Terutama yang dilakukan oleh para pelaku usaha rintisan (startup) digital lewat inovasi-inovasinya termasuk di sektor kesehatan, pertanian, serta makanan dan minuman. Sektor ekonomi digital nasional di masa pandemi mampu tumbuh hingga 11 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

    Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, sebanyak 63 startup nasional akan diboyong dan menjadi bagian dari 156 peserta asal Indonesia ke Hannover. Ke-156 peserta ini bagian dari 7 sektor prioritas nasional yang akan ditampilkan Indonesia. Ketujuh sektor yang telah mendukung tema Indonesia Making 4.0 itu adalah makanan dan minuman, tekstil dan busana, otomotif, elektronik, kimia, farmasi, serta peralatan medis.

    Agus menjelaskan, dari 156 peserta yang terakurasi, selain startup, 13 di antaranya adalah perusahaan BUMN, 66 perusahaan swasta, dua asosiasi, empat kementerian dan lembaga, serta delapan lainnya kawasan industri. “Hannover Messe yang merupakan pameran teknologi dan industri akan banyak dikunjungi oleh pelaku usaha sampai investor mancanegara. Ini akan membawa peluang besar bagi Indonesia menarik investasi, memperluas pasar ekspor, dan mendorong pemulihan ekonomi nasional,” ujar Agus dalam diskusi media Kementerian Komunikasi dan Informatika, Forum Merdeka Barat (FMB) 9, yang disiarkan secara virtual, Senin (05/04/2021).

    Momentum Hannover Messe 2021 harus dimanfaatkan Indonesia bagi kebangkitan perekonomian nasional. Kehadiran ke-156 peserta dengan berbagai inovasi produknya di kota bersejarah Jerman itu juga diharapkan mampu menarik lebih banyak lagi arus investasi asing ke Indonesia dan ikut membantu pemulihan ekonomi nasional. Apalagi Indonesia juga akan menjadi negara mitra resmi pada pelaksanaan di 2023 setelah Portugal di 2022. Ini akan menjadi catatan sejarah, karena Indonesia menjadi negara mitra resmi paling lama dalam pelaksanaan Hannover Messe.

    Sumber: indonesia.go.id

    Berita Terkait

    Wapres Dukung Perluasan Bidang Kerja Sama Indonesia dan Tiongkok

    Wapres mengajak Pemerintah RRT untuk dapat semakin mempererat hubungan kedua negara melalui peningkatan kolaborasi dan kerja sama di berbaga Selengkapnya

    Presiden: Daya Saing Indonesia Makin Baik

    Dalam sambutannya, Presiden Joko Widodo mengingatkan soal ketatnya kompetisi antarnegara dalam bidang ekonomi pada saat ini. Selengkapnya

    Masa Depan Ekonomi Indonesia Berada di Tangan Generasi Muda

    Pemerintah mempersiapkan dan mendukung para pengusaha pemula dalam mengembangkan bisnisnya agar semakin maju sehingga tercipta wirausaha yan Selengkapnya

    Wapres Dukung Peningkatan Ekspor melalui Pala

    Wapres sangat mengapresiasi proses pengolahan pala yang dilakukan secara modern sehingga mampu menghasilkan hasil produk yang berkualitas. Selengkapnya

    SOROTAN MEDIA