FAQ  /  Tautan  /  Peta Situs
    05 03-2021

    1107

    Kerja Pentahelix Dukung Literasi Digital Lewat Pandu Digital

    Kategori Berita Kominfo | Yusuf

    Jakarta, Ditjen Aptika – Kemententerian Komunikasi dan Informatika mendorong keterlibatan pentahelix dalam melaksanakan pendampingan literasi digital kepada masyarakat melalui komunitas Pandu Digital.

    “Pentahelix terdiri dari pemerintah, media, komunitas, bisnis, dan akademisi. Pentahelix tersebut merupakan lima kekuatan yang berperan mendukung keberhasilan Pandu Digital,” jelas Plt. Direktur Pemberdayaan Informatika Ditjen Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo, Mariam Fatimah Barata, dalam webinar Kebijakan dan Pemanfaatan TIK Guna Meningkatkan Literasi Digital, dari Jakarta, Jumat (05/03/2021).

    Plt. Direktur Mariam Barata menjelaskan satu-persatu bentuk dukungan yang diberikan oleh masing-masing pentahelix. Pertama pemerintah, Ditjen Aptika Kementerian Kominfo berperan sebagai konseptor sekaligus inisiator lahirnya Pandu Digital.

    “Namun kami tidak bisa kerja sendiri, oleh sebab itu kami turut serta mengajak pemerintah daerah untuk berperan dalam membentuk dan memberdayakan Pandu Digital di daerah. Pemda sebagai instansi pembina diharapkan dapat meningkatkan kualitas SDM sekaligus menampilkan aktivitas lokal bersama Pandu Digital,” ungkapnya.

    Selain itu ada juga peran dari BAKTI Kominfo yang berperan menghadirkan infrastruktur TIK seperti ketersediaan jaringan dan akses internet. Kementerian atau lembaga sektor lain juga berperan dalam membantu Pandu Digital dalam hal subtansi sektor ketika melakukan pendampingan.

    Kedua, ada media yang berperan sebagai amplifikator proses, keluaran, dan dampak program untuk memperluas awareness dan mempercepat terjadinya getok tular semangat belajar teknologi digital kepada masyarakat Indonesia.

    “Media diharapkan menyampaikan hal-hal positif terkait dengan Pandu Digital guna mewujudkan Indonesia Emas 2045,” tandas Plt. Direktur Mariam.

    Selanjutnya ada komunitas yang memiliki peran sebagai akselerator, dalam hal ini komunitas merupakan orang-orang dengan minat yang sama dan relevan dengan program Pandu Digital. Komunitas juga punya peran untuk melakukan promosi aktivitas Pandu Digital ke jaringannya.

    “Saat ini ada banyak komunitas yang peduli terhadap literasi digital, mereka tergabung dalam Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi,” infonya.

    Kemudian ada juga akademisi yang berperan sebagai mitra fasilitator, sekolah menengah dan perguruan tinggi memiliki program pengabdian kepada masyarakat untuk turun langsung untuk mendampingi masyarakat. Terakhir ada sektor bisnis yang memiliki peran sebagai enabler.

    Sektor swasta dapat menjadi sponsor dan memberikan insentif kepada Pandu Digital dalam rangka melakukan kegiatan literasi digital ke masyarakat. Pemilik teknologi digital itu juga dapat mengedukasi dan mensertifikasi Pandu digital agar dapat menjadi pelatih teknologi terkait kepada masyarakat.

    “Namun perlu diingat kalau Pandu Digital ini tidak bersifat komersil dan bukan untuk mendapatkan suatu keuntungan. Jadi jangan sampai menggunakan nama Pandu Digital untuk mendapatkan keuntungan pribadi,” tegas Mariam mengingatkan.

    Dengan dukungan Pentahelix Mariam berharap kedepan Pandu Digital bisa mengikuti jejak Relawan TIK (RTIK) untuk bisa melakukan inovasi ke ranah internasional. Tahun 2021 ini Indonesia mendapat tujuh nominasi WSIS Prizes, salah satunya program Pandu Digital.

    Skema program Pandu Digital sendiri terdiri atas tiga tahapan, yakni pertama pembentukan Pandu Digital atau calon pandu di tingkat provinsi, kabupaten dan desa. Kedua,upgrade Skill Pandu Digital atau peningkatan kapasitas Pandu Digital pada tiap level sesuai sektor yang akan didampingi; dan ketiga pemberdayaan Pandu Digital dengan cara pendampingan oleh Pandu Digital untuk masyarakat.

    Program Pandu Digital sekaligus mendukung arahan Presiden Joko Widodo mengenai percepatan transformasi digital nasional. Agar dalam mendampingi masyarakat Pandu Digital dapat mengajarkan sesuai dengan apa yang dibutuhkan, Kemenkominfo membuat kurikulum literasi digital.

    Kurikulum literasi digital ini dibuat berdasarkan hasil analisa beberapa pemangku kepentingan yang fokus terhadap kemajuan masyarakat dalam pemanfaatan teknologi. Untuk meningkatkan kemampuan kognitif masyarakat agar bisa memanfaatkan teknologi digital sehingga memiliki nilai tambah.

    “Kami harapkan peran aktif masyarakat untuk ikut serta mencerdaskan bangsa dengan bergabung bersama Pandu Digital. Dengan ini acara Kebijakan dan Pemanfaatan TIK Guna Meningkatkan Literasi Digital 2021 saya nyatakan dibuka,” tutupnya.

    Dalam acara yang digelar secara daring tersebut turut hadir Ketua PANDIl, Yudho Giro Sucahyo; Direktur Inixindo, Didik Partono; Ketua umum Gradasi, M. Sidiq; serta Koordinator Pemberdayaan Komunitas TIK Ditjen Aptika Bambang Tri Santoso.

    Berita Terkait

    Komputer Penyebar Konten Misinformasi Dinonaktifkan? Awas Hoaks!

    Tidak ditemukan pemberitaan dengan sumber kredibel mengenai penonaktifan komputer yang kerap menyebar konten antimainstream untuk mencegah s Selengkapnya

    Kedatangan Pengungsi Rohingya Menangkan Paslon Tertentu? Itu Hoaks!

    Hasil penelusuran Tim AIS Kementerian Komunikasi dan Informatika menemukan fakta dari cekfakta.tempo.co, narasi mengenai gelombang kedatanga Selengkapnya

    Kominfo Tingkatkan Literasi Digital untuk Tangkal Hoaks Pemilu 2024

    Lewat literasi digital, semua elemen bangsa memiliki wawasan digital yang mumpuni dan mampu menangkal konten hoaks. Selengkapnya

    Kominfo Musnahkan Perangkat Telekomunikasi Ilegal Temuan Balmon Jayapura

    Terdapat 63 unit perangkat radio komunikasi untuk jenis penggunaan layanan dinas bergerak darat khususnya sistem komunikasi radio konvension Selengkapnya

    SOROTAN MEDIA