Surat Panggilan CPNS 2019 Ditjen Dikti, Awas Hoaks!
Telah beredar surat mengatasnamakan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) dengan Nomor 360/EI/KP/II/2019. Surat tersebut mengen Selengkapnya
Jakarta, Kominfo – Lewat pesan berantai WhatsApp, beredar tulisan harga plasma konvalesen di lapangan berkisar Rp 10 juta hingga Rp 13 juta. Informasi itu juga menyebutkan bahwa harga plasma konvalesen di lapangan mulai banyak dipermainkan oleh mafia.
Sementara itu, harga yang ditetapkan oleh PMI adalah Rp 2,5 juta ditambah biaya administrasi sebesar Rp 6 juta hingga Rp 8 juta di mana harga plasma konvalesen tidak sebanding dengan yang diterima pendonor, yaitu hanya sekitar Rp 500 ribu hingga Rp 600 ribu.
Hasil penelusuran Tim AIS Kementerian Komunikasi dan Informatika fakta dari Palang Merah Indonesia (PMI) memastikan bahwa informasi yang beredar tersebut adalah tidak benar atau hoaks.
PMI menegaskan, pihaknya memang menetapkan harga untuk biaya pengolahan pengganti plasma ke Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sebesar Rp 2,5 juta. Untuk pembelian kantung harganya berkisar Rp 900 ribu - Rp 1,6 juta, tergantung pada mesin aferesis yang dipakai, reagen, dll.
Berikut laporan isu hoaks, misinformasi dan disinformasi yang telah diidentifikasi Tim AIS Kementerian Kominfo, Selasa (23/02/2021):
Telah beredar surat mengatasnamakan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) dengan Nomor 360/EI/KP/II/2019. Surat tersebut mengen Selengkapnya
Sebuah infografis beredar melalui jejaring di media online. Dalam infografis itu disebutkan pendaftaran karyawan PLN yang telah dibuka pada Selengkapnya
Beredar informasi melalui pesan berantai WhatsApp mengenai sertifikat vaksin Covid-19 yang diterima via WhatsApp harus disimpan untuk menghi Selengkapnya