UNHCR Terjerat Keimigrasian? Itu Hoaks!
UU Keimigrasian tidak dapat digunakan untuk menjerat UNHCR sebab pengungsi Rohingya bukanlah imigran ilegal yang diselundupkan. Selengkapnya
Jakarta, Kominfo – Beredar konten di media sosial Facebook yang menyebut rilis dari Aliansi Dokter Dunia (ADD) mengenai pandemi Covid-19 sudah berakhir. Konten itu juga menyebutkan Vaksin Covid-19 tak berguna lagi.
Hasil penelusuran Tim AIS Kementerian Komunikasi dan Informatika menemukan fakta dalam Liputan6.com. Hasil itu menunjukkan klaim bahwa Vaksin Covid-19 tak berguna dan pandemi Virus Corona Covid-19 sudah berakhir adalah salah. Faktanya hingga Minggu (22/11/2020), masih terjadi penyebaran Covid-19 di seluruh dunia.
Dikutip dari data World O Meters, hingga saat ini ada 58.488.517 kasus dan menewaskan 1.386.334 orang dari 220 negara. Khusus di Indonesia melansir data dari covid-19.go.id, ada 493.308 kasus positif dan menewaskan 15.774 orang.
Mengenai keamanan vaksin, Ketua Komnas Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Hindra Irawan Satiri menyampaikan penjelasannya melalui laman covid-19.go.id.
"Di masyarakat beredar mitos yang mengatakan vaksin mengandung zat berbahaya. Hal ini tidak benar, karena tentu saja kandungan vaksin sudah diuji sejak pra klinik. Sebenarnya vaksin tidak berbahaya, namun perlu diingat vaksin itu produk biologis. Oleh sebab itu vaksin bisa menyebabkan nyeri, kemerahan, dan pembengkakan yang merupakan reaksi alamiah dari vaksin. Jadi memang kita harus berhati-hati mengenai mitos-mitos terkait KIPI ini," ujarnya.
Berikut laporan isu hoaks dan disinformasi yang telah diidentifikasi Tim AIS Kementerian Kominfo, Minggu (22/11/2020):
UU Keimigrasian tidak dapat digunakan untuk menjerat UNHCR sebab pengungsi Rohingya bukanlah imigran ilegal yang diselundupkan. Selengkapnya
Hasil penelusuran Tim AIS Kementerian Komunikasi dan Informatika menemukan fakta klaim yang beredar tersebut tidak benar. Selengkapnya
Video tersebut beredar dengan narasi bahwa makanan bayi tersebut mengandung logam. Selengkapnya
Hasil penelusuran Tim AIS Kementerian Komunikasi dan Informatika menemukan fakta, klaim tersebut tidak benar. Selengkapnya