FAQ  /  Tautan  /  Peta Situs
    06 11-2020

    2127

    Berinovasi, Solusi Menjawab Tantangan Pandemi Covid-19

    Kategori Berita Pemerintahan | Yusuf
    Dosen dan Fasilitator Strategi dan Manajemen Inovasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Avanti Fontana saat menjadi pembicara dalam Forum Merdeka Barat (FMB) 9 yang bertvjuk “Berinovasi dan Optimis Meningkatkan Usaha di Masa Pandemi”, Jakarta, Jumat (06/11/2020).

    Jakarta, Kominfo - Dalam benak masyarakat awam, inovasi seringkali dikaitkan dengan hal-hal sulit dan penuh risiko. Padahal, inovasi justru diperlukan dalam menghadapi situasi yang terus berubah akibat pandemi Covid-19 ini.

    Ungkapan itu disampaikan Dosen dan Fasilitator Strategi dan Manajemen Inovasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Avanti Fontana dalam acara Dialog Produktif bertema “Berinovasi dan Optimis Meningkatkan Usaha di Masa Pandemi” yang diselenggarakan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), dari Jakarta, Jumat (06/11/2020).

    “Justeru pada kondisi penuh ketidakpastian, inovator atau wirausahawan harus terpanggil untuk ikut serta dalam mengatasi perubahan situasi yang tidak hanya cepat namun juga kompleks,” jelasnya.

    Oleh karena itu, Avanti menilai, inovasi menjadi salah satu instrumen yang sangat diperlukan guna merespon perubahan tersebut. Pasalnya, inovasi tidak hanya akan berdampak merubah kondisi lebih baik dari sebelumnya, tapi juga diharapkan mampu membawa perbedaan yang signifikan dalam nilai manfaat baik dari sisi ekonomi maupun sosial.

    “Produk-produk solutif yang dihasilkan wirausahawan bukanlah sesuatu yang dihasilkan tiba-tiba, tapi dilakukan secara sistematis, dan memiliki tujuan untuk menyelesaikan masalah. Kalau bicara pandemi, tentu tujuannya bagaimana mengatasi pandemi dan tujuan yang lebih besar adalah menggapai kesejahteraan baik dalam jangka dekat maupun jangka panjang,” paparnya.

    Avanti Fontana dalam dialog FMB9 KPC PEN

     

    Avanti menambahkan, hal-hal yang perlu direspon saat pandemi Covid-19 ini tentu adalah inovasi yang dapat membantu Indonesia keluar dari kondisi ketidakpastian. Untuk hal ini perlu sensitivitas yang tinggi dalam menemukan peluang yang tepat.

    Lebih lanjut, Avanti menilai Pemerintah perlu ikut mengambil dalam menciptakan kondisi ekosistem yang kondusif agar inovasi tersebut berjalan dengan baik.

    “Untuk itu saya ada data dari Index Inovasi Global yang diterbitkan oleh INSEAD bekerjasama dengan WIPO. Pada tahun 2017-2020, tingkat inovasi Indonesia cukup stabil di angka 30/100. Di tahun 2020, skor Indonesia 26/100. Di sini menunjukkan bahwa betapa besarnya peluang inovasi bisa tumbuh di Indonesia. Itu butuh regulasi yang kondusif," terangnya.

    Mengenai dampaknya, Avanti menjelaskan bahwa inovasi yang berhasil tidak hanya berdampak ekonomi namun juga berdampak sosial yang luas. Seperti halnya yang dilakukan pemerintah saat ini adalah bentuk inovasi di bidang publik, untuk membangkitkan ekonomi nasional.

    “Para inovator harus kritis dan peduli serta mau melakukan analisis kondisi. Terapkan empati kepedulian sosial dari hulu sampai hilir. Lalu turunkan dalam analisis kekuatan dan kelemahannya kemudian peluang dan tantangannya. Dari situ kemudian bisa digali apa masalah yang bisa disolusikan dan ditawarkan ke masyarakat. Negara juga memiliki peran dalam menjaga ekosistem ini tetap kondusif,” tandasnya.

    Peningkatan Transaksi Layanan Kesehatan

    Dalam kesempatan yang sama Chief (In Hospital) Business Officer & Co Founder HaloDoc, Doddy Lukito menyatakan peluang di lapangan ini perlu dilihat secara holistik. Menurutnya, inovasi biasanya tumbuh dalam kondisi lingkungan yang tidak nyaman. Dengan begitu, kata dia, para inovator ini merasa perlu mengintervensi kondisi tersebut, untuk mencapai kondisi yang lebih baik. Kegagalan justru terjadi bagi mereka yang tidak beradaptasi pada lingkungan.

    “Saat kita menemukan solusi pertama kali, mungkin itu tidak langsung tepat guna. Kita pantau terus hasilnya seperti apa, sambil kita terus beradaptasi untuk mencapai hasil yang kita harapkan. Dari situ kita terus berevolusi," ungkapnya.

    Doddy Lukito FMB9 KPC PEN

     

    Doddy menyampaikan, dari data internal HaloDoc, saat pandemi Covid-19 (Maret-Mei) transaksi tele konsultasi dengan dokter melalui platform HaloDoc meningkat hingga 6x lipat. Lalu, terjadi juga peningkatan sebesar 300% terhadap transaksi pembelian obat melalui aplikasi. Kemudian jumlah pengguna aktif HaloDoc sempat mencapai 20 juta per bulan. Ini semua dikarenakan adanya layanan tes Covid-19, memfalisitasi secara drive thru.

    “Memang, kita harus tahu apa sasaran atau pasar yang akan menerima solusi kita. Teknologi hanyalah salah satu faktor. Solusi tidak harus bersifat teknologi. Intinya bagaimana solusi tersebut dapat menjawab kebutuhan pengguna," ujarnya. (hm.ys)

    Berita Terkait

    Presiden Tegaskan Potensi Demografi dan Tantangan Indonesia

    Menurut Presiden, Indonesia memiliki kesempatan yang harus dimanfaatkan dengan baik karena 68 persen penduduknya berada dalam rentang usia p Selengkapnya

    Pemerintah Siapkan Desa Wisata Topang Pembangunan di IKN

    Sektor pariwisata di IKN mempunya prospek cerah untuk terus berkembang karena turut ditopang oleh daerah-daerah sekitar yang telah mapan sep Selengkapnya

    Pemerintah Imbau Tingkatkan Kewaspadaan terhadap Covid-19 di Akhir 2023

    Dengan menerapkan protokol kesehatan diharapkan aktivitas masyarakat terutama wisatawan di destinasi pariwisata dan sentra ekonomi kreatif d Selengkapnya

    Peringatan Hari Ibu ke-95, Merayakan Perjuangan Perempuan Indonesia

    Momentum bagi setiap orang untuk mengenang dan menghargai kontribusi serta perjuangan perempuan Indonesia yang begitu besar dari masa ke mas Selengkapnya

    SOROTAN MEDIA