FAQ  /  Tautan  /  Peta Situs
    30 09-2020

    2562

    Manfaatkan Bonus Demografi, Masuki Transformasi Digital

    Kategori Berita Kominfo | doni003

    Jakarta, Kominfo – Pada tahun 2030 Angka Dependensi Ratio (ADR) akan mencapai titik terendah di 46,9%. Hal itu menunjukkan pada tahun 2030 jumlah kelompok usia produktif akan menjadi dua kali lipat.

    Menurut Direktur Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika, Ahmad M. Ramli bonus demografi menjadi peluang bagi Indonesia untuk memasuki tranformasi digital.

    “Artinya apa? Ini berbalik dengah Jepang, Indonesia itu yang usianya antara 15-64 tahun itu justru dua kali lipat dari pada yang tidak produktif. Yang tidak produktif itu anak-anak usia 0-14 dan 65 tahun,” ungkapnya dalam Webinar Cerdas Bertelekomunikasi Melindungi Data Pribadi dari Jakarta, Rabu (30/09/2020).

    Mengutip pernyataan Presiden Joko Widodo, Dirjen Ramli menyebut bonus demografi sebagai era generasi milenial untuk membangun negeri ini.  Apalagi Indonesia memiliki kultur yang berbeda dengan negara lain.  Menurutnya, dengan transformasi digital akan menjadi potensi yang luar biasa.

    “Jadi kalau kita kemudian sekarang mempunyai penduduk 268,5 juta dimana yang dulu orang selalu mengganggap itu adalah beban bagi negara. Sekarang sebetulnya, kalau kita balik dengan transformasi digital itu akan menjadi potensi yang sangat luar biasa,” tandasnya.

    Dirjen PPI memaparkan  kondisi penetrasi digital nasional. Menurutnya saat ini internet users sekarang 64%. Berarti teradapat kenaikan 25 juta atau 17% dibanding tahun 2019.  “Belum lagi MSIDN yang aktif sekitar 338,2 juta yang terkoneksi pada feature phone atau smart phone,” jelasnya.

    Di tengah penetrasi seperti itu, Dirjen Ramli menyatakan ada potensi pertumbuhan ekonomi dan peluang kerja.

    “Setiap pertumbuhan 10% broadband itu dapat meningkatkan pertumbuhan GDP 1,5% dan juga bisa mendorong pertumbuhan kesempatan kerja yang baik,” ujarnya.

    Dirjen PPI membandingkan kondisi sebelum adanya teknologi 4G dengan setelahnya. Dengan perkembagan 4G ada peluang tumbuhnya Gojek, Grab dan  Tokopedia.

    “Karena kita sudah 4G dan semua HP murah pun bisa connected ke internet langsung maka langsung terbuka, yang tadinya mungkin tidak bekerja sekarang statusnya menjadi driver Gojek, atau Grab,” jelasnya.

    Kondisi ini menurut Dirjen Ramli menunjukkan terjadinya pertumbuhan ekonomi. “Ketika sebelumnya ada pengangguran jadi bergerak menjadi tenaga kerja produktif,” ungkapnya.

    Dua Faktor

    Dirjen PPI menyatakan ada dua faktor yang memengaruhi transformasi digital, yaitu ICT Skills dan Device. Menurutnya, keduanya juga menopang pembelajaran daring.

    “Saya berkomunikasi terus denga Dirjen Dikti, kami melihat betapa pentingnya keteraksesan quality of services, coverage signal tetapi  juga device.  Saya hanya ingin mengatakan bahwa Without ICT Skills what can we do? . ICT skills dan device tentunya . Kalau kita tidak punya dua itu  maka kita menjadi sulit,” tegasnya.

    Menurut Dirjen Ramli mampu menjadi  users itu adalah kewajiban semua. Meskipun dengan Digital Talent Readiness tidak harus menjadi developer aplikasi.

    “Developer itu perlu punya keahlian khusus. Hari ini kita bisa menggunakan Zoom Meeting adalah karena kita menjadi users yang baik. Kita bisa menguasai fitur-fitur untuk menjadi users,” ungkapnya.

    Dirjen PPI mengharapkan perguruan tinggi mengantisipasi terhadap kesiapan Digital Talent Readiness. Kesiapan itu mencakup Digital Identity, Digital Use, Digital Safety, Digital Security, Digital Emotional Intelligence, Digital Communication, Digital Literacy, dan Digital Right.

    Menurut Dirjen Ramli penggunaan teknologi juga akan bergerak ke transaksi.  Hal itu sebagai salah satu konsekuensi transformasi digital. “Device yang kita gunakan ini tidak lagi semata-mata hanya untuk komunikasi, hanya untuk streaming, tetapi di dalamnya juga digunakan sebagai tools untuk transaksi. Tools untuk transaksi inilah yang kemudian menjadi penting untuk kita membicarakan bagaimana perlidungan data secara baik,” jelasnya.

    Webinar diikuti mahasiswa Universitas Padjajaran.  Selain Dirjen PPI Ahmad M. Ramli, hadir secara virtual sebagai Wakil Rektor IV Bid. Organisasi dan Perencanaan Universitas Padjadjaran Yanyan Mochmad Yani,  Komisioner BRTI I Ketut Prihadi, Wakil Ketua Umum ATSI Merza Fachys, Deputy of Operation and Network Security Digital ID M.S. Manggalanny dan Ketua Cyber Law FH UNPAD Sinta Dewi Rosadi.

    Berita Terkait

    Sekjen Kominfo Serahkan Naskah Kerja Sama Transformasi Digital Indonesia - Singapura

    MoU Kerja Sama Transformasi Digital ini mencakup lingkup data, infrastruktur digital, talenta digital hingga startup digital Selengkapnya

    Terima Kunjungan Pelajar SD, Kominfo Berbagi Informasi Dinamika Dunia Digital

    Lebih dari itu, juga memberikan gambaran upaya Pemerintah dalam menciptakan akses internet yang merata. Menurutnya, hal itu penting agar par Selengkapnya

    Pemberangkatan Pasukan TNI ke Palestina? Itu Disinformasi!

    Konon pemberangkatan pasukan TNI tersebut dikaitkan dengan perang yang terjadi di wilayah Gaza, Palestina. Selengkapnya

    Wamenkominfo akan Bincang Transformasi Digital dengan Sivitas STMM

    Wamenkominfo akan berbincang dengan sivitas STMM Yogyakarta mengenai transformasi digital yang mencakup tangan dan antisipasi perubahan indu Selengkapnya

    SOROTAN MEDIA