FAQ  /  Tautan  /  Peta Situs
    13 07-2020

    1105

    Masuki Tatanan Baru, Perubahan Sektor Ekonomi Perlu Gagasan yang Membangun

    Kategori Berita Pemerintahan | mth

    Jakarta, Kominfo – Masuki tatanan baru (new normal), selain perubahan perilaku masyarakat terkait protokol kesehatan seperti menggunakan masker, menjaga jarak dan cuci tangan, diperlukan juga perubahan dari sisi pelaku ekonomi agar lebih kreatif dalam menyediakan layanan dan inovasi produk yang tepat untuk mencergah penyebaran Corona Virus Disease-2019 (Covid-19).

    “Untuk mendorong perubahan tersebut kita bersama-sama membutuhkan gagasan baru. Sumbangan pemikiran yang konstruktif dari berbagai pihak tentu sangat diperlukan,” tegas Wakil Presiden K. H. Ma’ruf Amin pada acara Peluncuran Buku “Pandemi Corona: Virus Deglobalisasi, Masa Depan Perekonomian Global dan Nasional” melalui video conference dari kediaman resmi Wapres, Jalan Diponegoro Nomor 2, Jakarta Pusat, Senin (13/07/2020).

    Dalam acara yang diselenggarakan oleh Institute for Development of Economic and Finance (INDEF) tersebut, Wapres menekankan bahwa peran INDEF menjadi sangat penting dalam memberikan sumbangan pemikiran kepada pemerintah karena INDEF merupakan lembaga yang memiliki perhatian terhadap penyelesaian masalah pandemi Covid-19, khususnya dalam bidang ekonomi.

    Lebih jauh Wapres mengungkapkan, layanan produk yang inovatif dalam sektor ekonomi juga telah dilakukan pemerintah. Dimulai dari perluasan program bantuan sosial, pemberian subsidi pembayaran rekening listrik, hingga kebijakan extraordinary (luar biasa) berupa dukungan regulasi pembiayaan pembangunan, di antaranya dengan menetapkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (PERPPU) Nomor 1 Tahun 2020 yang kemudian disahkan menjadi Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2020.

    “Terdapat dua hal penting dalam aturan ini, pertama, ini merupakan jalan bagi pemerintah untuk meningkatkan pembiayaan melalui pelebaran defisit APBN yang lebih luas hingga di atas 3 persen selama 3 tahun. Dan kedua, memperkuat koordinasi untuk bauran kebijakan antara sektor keuangan dan pemerintah dalam melindungi nasabah dan menangani ancaman stabilitas sistem keuangan,” jelasnya.

    Selain itu, Wapres mengungkapkan, pemerintah juga menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2020 yang mengatur Program Pemulihan Ekonomi (PEN) untuk penanganan pandemi Covid-19. Tujuan utama PEN ini adalah melindungi, mempertahankan dan meningkatkan kemampuan pelaku usaha, seperti penyertaan modal negara (PMN), penempatan dana investasi pemerintah penjaminan dan belanja negara.

    Kebijakan lain yang telah ditetapkan pemerintah, tambah Wapres, adalah perubahan APBN 2020 melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 54 Tahun 2020 yang kemudian disesuaikan lagi dengan Perpres Nomor 72 Tahun 2020 dengan menetapkan defisit sampai 1.039 triliun rupiah atau 6,34 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
    “Kebutuhan anggaran penanganan Covid-19 ditetapkan sebesar Rp 695,2 triliun guna meningkatkan akselerasi belanja. Instrumen kebijakan yang digunakan untuk menutupi defisit ini adalah dengan cara memanfaatkan sisa anggaran lebih besar,” ungkapnya.

    Dalam kesempatan tersebut, Wapres mengapresiasi inisiatif INDEF dalam menerbitkan buku yang berisi pemikiran para pakar ekonomi, sosial dan budaya. Ia pun menilai langkah ini merupakan wujud dari kepedulian semua pihak dalam menghadapi persoalan pandemi Covid-19.

    “Meskipun pemerintah telah melakukan berbagai upaya baik dalam sosial dan ekonomi, pandemi Covid-19 ini tidak mungkin ditangani sendiri oleh pemerintah. Saya sangat menghargai inisiatif INDEF dalam menerbitkan buku ini,” ucapnya.

    “Bagi saya buku ini sangat lengkap sebagai panduan bagi pemerintah dan masyarakat karena merupakan kumpulan pemikiran banyak pakar ekonomi sosial dan budaya yang secara bersama-sama menyampaikan gagasan sebagai penanganan pandemi Covid-19,” tambahnya.

    Menutup sambutannya, Wapres menyampaikan harapannya agar semua usaha yang dilakukan segenap elemen masyarakat dalam menghadapi Covid-19 dapat membuahkan hasil baik dan mendapat rida Tuhan Yang Maha Esa.

    “Saya meyakini buku ini bermanfaat bagi banyak pihak, terutama para pengambil kebijakan yang sedang bergulat dalam mengakhiri pandemi Covid-19. Semoga semua ikhtiar yang kita lakukan mendapat rida dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala,” pungkas Wapres. 

    Berita Terkait

    Buka BRI Microfinance Outlook 2024, Presiden Soroti Peran Penting UMKM

    Presiden mengungkapkan bahwa terdapat sekitar 65 juta UMKM di Indonesia, yang berkontribusi sebesar 61 persen terhadap produk domestik bruto Selengkapnya

    Susun RKP 2025, Pemerintah Fokus Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi Inklusif dan Berkelanjutan

    Pada tahun 2025 pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi berada pada kisaran 5,3-5,6 persen. Selain itu pemerintah juga menargetkan penuru Selengkapnya

    Lewat Digitalisasi, Pemerintah Perkuat Pengawasan dan Berantas Korupsi

    Menteri Anas menyampaikan bahwa tidak ada cara yang lebih cepat untuk melipatgandakan pencapaian sebuah negara dan mendorong pelayanan masya Selengkapnya

    Kepadatan Pelabuhan Penyeberangan Merak Masih Terkendali

    Hari Jumat dan Sabtu diprediksi menjadi puncak pergerakan arus mudik yang pertama di masa libur Natal tahun 2023. Selengkapnya

    SOROTAN MEDIA