FAQ  /  Tautan  /  Peta Situs
    11 07-2020

    823

    Dorong Kebangkitan Ekonomi, Kominfo Genjot Transformasi Digital

    Kategori Berita Kominfo | Yusuf

    Jakarta, Kominfo - Pandemi Covid-19 yang melanda semua negara memiliki dampak signifikan di segala aspek kehidupan. Dalam sektor perekonomian dampaknya juga dirasakan pelaku Usaha  Mikro Kecil dan Menegah (UMKM). 

    Guna membantu pelaku UMKM bertahan dan bangkit dari dampak pandemi, menurut Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate, pemerintah mengambil kebijakan memutus mata rantai Covid-19 dan tetap menjaga perekonomian.

    “Presiden Jokowi sudah secara jelas menyampaikan bahwa kita tidak bisa hanya mengurus satu aspek yaitu kesehatan saja walaupun aspek itu aspek yang sangat penting dan utama, tapi kita juga sejalan dengan itu harus menjaga produktivitas,” ujarnya dalam Webinar HUT ke-15 Perkumpulan Investor Pasar Modal Indonesia (PIPMI), dari Jakarta, Sabtu (11/07/2020).

    Meski secara umum ekonomi global saat ini mengalami penurunan, Menteri Johnny menilai seluruh dunia pun bergandengan tangan untuk mengambil langkah pemulihan ekonomi. Mengutip pernyataan  CEO IMF Kristalina Georgieva, Menteri Kominfo menyatakan dunia secara bersama-sama harus menjaga ekonomi global.  

    "To prevent the massive colloapse of the economy. Seperti halnya yang dilakukan Indonesia. Bahkan, Kepala Negara juga telah mencanangkan untuk tetap produktif namun aman dari Covid-19. Agar tidak terjadi potensi dari resesi yang berkepanjangan, pemerintah mengambil langkah yang tegas guna mengantisipasinya," jelasnya. 

    Di Indonesia, Menteri Johnny menyatakan Pemerintah mempertimbangkan aspek medis dan dampak ekonomi pandemi. "Membuat dunia sedikit bergoncang bahkan mengakibatkan terjadi tekanan terhadap kontraksi pertumbuhan ekonomi global.  Namun, di sisi yang lain COVID-19 juga memberikan dorongan yang kuat berupa akselerasi transformasi digital, mendorong kecepatan untuk melakukan transformasi digital, mendorong masyarakat untuk melakukan akselerasi untuk masuk ke era baru juga yaitu era Digital Society," paparnya.

    Oleh karena itu, Menteri Kominfo mengungkapkan, pasar modal juga perlu bertransformasi yang lebih cepat (akseleratif) dari gaya pasar modal yang selama ini ke satu gaya era baru di mana era digital society atau era transformasi digital dipercepat.

    “Karenanya, bagaimanapun yang namanya “New Normal” atau satu keadaan baru/ kebiasaan baru adalah kebiasaan di mana pola-pola physical space yang diisi selama ini harus bermigrasi ke satu ruang yang baru yaitu ruang digital,” jelasnya.

    Akselarasi Transformasi Digital

    Guna mendukung perkembangan ekonomi digital, Kementerian Kominfo berupaya meningkatkan infrastruktur dalam memenuhi kebutuhan transformasi digital mulai dari pengembangan jaringan broadband hingga pemasangan jaringan kabel atau fiber optik yang tersebar di seluruh Indonesia.

    “Guna mendorong akselerasi transformasi digital masuk era baru, era digital society beberapa hal penting menjadi perhatian apalagi selama masa pandemi ini, banyak sekali UMKM yang sebelumnya beraktivitas secara konvensional (berjualan langsung/offline) kini beralih memanfaatkan platform digital untuk melanjutkan keberlangsungan usahanya,” tutur Menteri Johnny.

    Selain infrastruktur, Menteri Kominfo menekankan pengembangan sumberdaya manusia yang mengelola infrastruktur TIK. Pasalnya, hingga 2035 Indonesia membutuhkan 9 juta talenta digital yang berijazah SMK atau Sarjana untuk bersama-sama membangun ekosistem digital.

    “Tanpa ada sumber daya manusia yang menguasai digital, telekomunikasi tentu akan berkendala. Dari proyeksi beberapa lembaga ternama dunia, kebutuhan talenta digital Indonesia hidup dalam 15 tahun kedepan sekitar 9 juta," tandasnya.

    Kementerian Kominfo telah menggulirkan Program Stimulus Pelatihan Digital Talent Scholarship (DTS ) 2020 dengan kualifikasi-kualifikasi yang memadai untuk Cloud Computing, Internet of Things (Iot), Artificial Intelligence (AI), dan Big Data.

    “Saat ini karena Covid-19, seluruhnya dilakukan melalui pelatihan online kepada para sarjana, tamatan sekolah menengah atas, dengan kuota sekitar 50.000 - 60.000 tahun ini dan setiap tahun itu dilakukan,” papar Menteri Johnny.

    Menteri Kominfo menekankan guna menyiapkan masyarakat memasuki era transformasi digital Kominfo juga melakukan penataan frekuensi agar  penyediaan layanan publik dapat menjangkau hingga ke pelosok tanah air. 

    “Kita harus membebaskan spektrum frekuensi agar tersedia spektrum yang bisa digunakan untuk internet kecepatan tinggi. Tanpa tersedianya internet kecepatan tinggi tentu akan menjadi kendala bagi kita untuk masuk ke era transformasi digital,” tutupnya.

    Selain Menteri Johnny, hadir sebagai pembicara antara lain Direktur Bursa Efek Indonesia Hasan Fawzi, CEO Danareksa Sekuritas Friderica Widyasari Dewi, dan Ketua Umum Persatuan atau Perkumpulan Investor Pasar Modal Indonesia Soeratman Doerachman. (hm.ys)

    Berita Terkait

    Akan Diresmikan Presiden, Kominfo Targetkan PDN Tuntas Agustus 2024

    Selain di Bekasi, Kementerian Kominfo merencanakan pembangunan PDN di Batam dan Ibu Kota Nusantara. Selengkapnya

    Sekjen Kominfo Serahkan Naskah Kerja Sama Transformasi Digital Indonesia - Singapura

    MoU Kerja Sama Transformasi Digital ini mencakup lingkup data, infrastruktur digital, talenta digital hingga startup digital Selengkapnya

    Perkuat Netralitas ASN Selama Pemilu 2024, Kominfo Gelar Sosialisasi

    Menurut Imam Suwandi, ketidaknetralan ASN akan sangat merugikan negara, pemerintah, dan masyarakat. Selengkapnya

    Adaptasi Dinamika Teknologi, Kominfo Ubah Ketentuan Teknis Penyelenggaraan Jastel

    Dalam Perdirjen yang ditandatangani pada tanggal 14 November 2023 itu terdapat pengaturan mengenai bentuk layanan, konfigurasi, perangkat da Selengkapnya

    SOROTAN MEDIA