FAQ  /  Tautan  /  Peta Situs
    30 06-2020

    6917

    Mencoba Fitur Terbaru PeduliLindungi Paspor COVID sampai Konsultasi Online

    Kategori Sorotan Media | meit001
    llustrasi aplikasi Peduli Lindungi - (Melly Meiliani/kumparan)

    Kementerian Kominfo telah meluncurkan fitur baru untuk aplikasi PeduliLindungi pekan kemarin. Dikutip dari laman kominfo.go.id, fitur-fitur baru tersebut dimaksudkan untuk mempermudah pengguna dalam menghadapi kenormalan baru atau new normal.
     
    Sama dengan versi pertama, PeduliLindungi masih memanfaatkan Bluetooth dan GPS untuk mencatat riwayat kontak penggunanya. Lalu apa yang berbeda dengan versi sebelumnya?
     
    Dalam versi kedua ini, di halaman utama terdapat beberapa fitur baru. Misalnya kita bisa melihat lokasi mana saja yang ada di sekitar kita yang terdampak COVID-19. Misalnya saya yang ketika menggunakan aplikasi ini berada di Desa Sidoarum, Godean, Sleman, Yogyakarta, aplikasi memberi tahu bahwa ada sembilan desa atau kelurahan terdekat yang masuk dalam zona merah.
     
    “Zona merah adalah area atau kelurahan yang sudah terdata bahwa ada orang terinfeksi COVID-19 positif atau ada pasien dalam pengawasan,” tulis keterangan dalam aplikasi PeduliLindungi.
     
    Aplikasi juga akan memberikan informasi terkait keberadaan rumah sakit dan apotek terdekat. Sayangnya informasi yang diberikan tidak terlalu akurat. Sebab dari beberapa rumah sakit yang ada di sekitar lokasi saya, aplikasi hanya menunjukkan satu rumah sakit, itupun rumah sakit bersalin. Sementara informasi tentang apotek terdekat tidak ada sama sekali.
     
    Fitur baru lainnya adalah Paspor BCOV, yakni sertifikasi elektronik bebas COVID-19. Untuk mendapatkan sertifikasi bebas COVID-19, pengguna harus mengikuti rapid test dan tes swab lebih dulu, dan tentukan hasilnya negatif COVID-19. Kominfo melalui rilisnya menyebutkan bahwa sertifikat digital ini dapat digunakan sebagai ‘paspor’ pada masa Pembatasan Sosial Berskala Besar(PSBB) transisi dan masa kenormalan baru. Sayangnya saya belum melakukan rapid test maupun tes swab, sehingga belum bisa menjajal fitur baru ini.
     
    Periksa dan Konsultasi Kesehatan Mandiri
    Ketika kita ragu dengan kondisi kesehatan karena tinggal di zona merah atau karena mengalami gejala-gejala sakit tertentu, kita juga bisa melakukan konsultasi dan pemeriksaan kesehatan secara mandiri. Tinggal klik menu Periksa Diri, maka kita akan diarahkan ke fitur Teledokter.
     
    Di fitur ini kita akan dihubungkan dengan beberapa layanan konsultasi dan pemeriksaan kesehatan melalui platform daring. PeduliLindungi menyediakan dua platform pemeriksaan kesehatan mandiri yang bekerja sama dengan Prixa dan BPPT.
     
    Saya mencoba menggunakan fasilitas Prixa yang disediakan untuk memeriksa kesehatan saya. Setelah memilih layanan tersebut, sistem akan meminta data informasi seperti apakah saya merokok, mengonsumsi minuman beralkohol, dan sebagainya. Saya juga harus mengisi usia, berat dan tinggi badan.
     
    Setelah itu, sistem akan meminta informasi terkait keluhan yang dirasakan, saya mencoba mengisi informasi sesak napas. Setelah itu, sistem akan menanyakan sejumlah gejala yang kita rasakan, seperti demam, batuk berdahak disertai darah, hidung berair, dan sebagainya. Baru setelah semua pertanyaan tentang gejala saya isi, sistem akan memberikan semacam diagnosa sederhana terkait sakit yang diderita. Tapi yang perlu menjadi catatan, ini bukanlah diagnosa pengganti diagnosa dari dokter. Sehingga untuk memastikan, kita mesti memeriksakan kembali langsung kepada dokter.
     
    Selain pemeriksaan kesehatan, kita juga bisa menggunakan layanan konsultasi dengan dokter spesialis melalui layanan Halodoc dan Prosehat. Melalui layanan tersebut, kita bisa berkonsultasi tentang kesehatan kepada dokter-dokter yang sudah disediakan.
     
    Bagaimana Sistem Keamanannya?

    Awalnya saya berpikir, apakah aman mengaktifkan Bluetooth terus menerus agar aplikasi ini bisa bekerja. Sebab, aktifnya Bluetooth memungkinkan perangkat kita diserang oleh attacker. Namun di aplikasi ini telah dijelaskan bahwa sistem default yang ada akan membuat ponsel meminta izin kepada penggunanya jika ada ponsel lain ang ingin mengaksesnya. Sehingga selama kita membiarkan kondisi default tersebut tetap aktif, penggunaan Bluetooth dalam sistem PeduliLindungi disebut relatif aman. Ya, relatif aman.
     
    Supaya lebih aman, kita bisa menggunakan Bluetooth versi terbaru. Sejauh ini, seperti yang tertulis pada keterangan aplikasi, belum ada laporan serangan yang terjadi pada aplikasi sejenis lainnya yang mirip dengan PeduliLindungi.
     
    Yang menjadi persoalan, karena Bluetooth dan GPS selalu aktif, membuat baterai ponsel menjadi cepat habis. Untuk mengatasinya, kita bisa mengaktifkan mode hemat baterai melalui pengaturan di ponsel kita. Konsekuensinya, beberapa aplikasi mungkin tidak akan berjalan secara normal, dan kinerja ponsel akan menurun.
     
    Di PeduliLindungi versi terbaru ini juga menyediakan beberapa tips. Misalnya kapan kita harus memeriksakan diri ke dokter atau rumah sakit, bagaimana cara mencegah penyebaran COVID-19, bagaimana menjaga jarak supaya tidak tertular COVID-19, serta cara menggunakan masker yang baik.
     
    Selain itu, fitur-fitur yang ada tidak beda jauh dengan fitur pada versi pertama, yakni akan memberikan peringatan jika kita berada di zona merah atau di tengah kerumunan. Masih melalui laman resmi Kominfo, Menkominfo Johnny G Plate mengatakan bahwa fitur-fitur di PeduliLindungi akan terus dikembangkan.
     
    Dalam waktu dekat, fitur yang akan dikembangkan menurutnya adalah QR Code untuk catatan perjalanan pengguna. Ada juga fitur Face Recognition yang digunakan untuk pengecekan suhu tubuh. Karena masih banyak pengguna ponsel non-smartphone, PeduliLindungi juga akan dikembangkan supaya bisa digunakan di ponsel-ponsel non-smartphone. Fitur ini rencana akan diluncurkan pada pekan ketiga Juli mendatang.
    Sumber: Kumparan.com
    Pewarta: Widi Erha Pradana / YK-1

    Berita Terkait

    Kominfo Perbaharui Aplikasi PeduliLindungi Guna Penguatan Layanan Telemedis di Masa COVID-19

    Dalam pemutusan mata rantai penyebaran COVID-19, layanan telemedis atau layanan kesehatan daring menjadi salah satu upaya yang tengah digala Selengkapnya

    Pemerintah Pasang Fitur Baru di Aplikasi PeduliLindungi

    Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kementerian BUMN dan Telkom Indonesia mengumumkan fitur baru pada aplikasi PeduliLindungi. Fitur ini Selengkapnya

    Kominfo Gelar 3 Program Pelatihan Digital secara Online

    Kementerian Komunikasi dan Informatika ( Kominfo) meluncurkan tiga program pelatihan bidang digital. Program-progam ini disebut bertujuan un Selengkapnya

    Rudiantara Terus Dukung eSports Indonesia

    Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara terus memberikan dukungan kepada olahraga eSport di tanah air melalui beragam ins Selengkapnya

    SOROTAN MEDIA