Dirjen PPI: Konektivitas Internet Kikis Jarak Geografis

Jakarta, Kominfo – Direktur Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika, Ahmad M. Ramli menyatakan pembangunan infrastruktur digital untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang dilakukan telah mengikis jarak geografis di Indonesia. Bahkan menurutnya sudah tidak ada lagi istilah pinggiran dan tengah dari pusat pemerintahan.

“Sebetulnya gak ada istilah pinggir tengah lagi, karena dimana pun mereka terkoneksi (internet). Jadi connectivity itu menghilangan jarak pinggir, tengah dan lain-lain, semua menjadi satu,” tutur Dirjen Ramli di Jakarta, Rabu (10/06/2020).

Isitlah membangun dari pinggiran merupakan ide dari Presiden Joko Widodo, sehingga sejauh ini pembangunan dimulai dari pinggiran hingga sampai ke wilayah-wilayah perkotaan.

“Presiden kan mengidekan dari pinggir, juga bergerak ke tengah. Oleh karena itu, yang tadi saya sampaikan ada sekitar 9 ribu desa dan lain-lain itu adalah membangun dari pinggir. Karena yang namanya 3T itu pasti di pinggir, kebanyakan di pinggir. Jadi membangun terus,” jelas Dirjen Ramli

Dirjen PPI menegaskan komitmen Kementerian Kominfo untuk membangun sektor komunikasi dan informatika di Indonesia. Menurutnya, ada slogan yang dikenal dengan sebutan telekomunikasi prima. "Slogan tersebut menjadi salah satu pendorong untuk mewujudkan pemerataan jaringan telekomunikasi di seluruh Indonesia," tandasnya.

Dirjen Ramli menjelaskan bahwa masih ada 9.113 desa di wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan dan Terluar) yang belum tercover program infrastruktur telekomunikasi, sedangkan yang sudah tercover sebanyak 11.228 dari jumlah total 20.341 desa/kelurahan.

"Melalui telekomunikasi prima, Kementerian Kominfo bersama dengan mitra kerja terus berkomitmen membangun konektivitas internet yang merata," jelasnya.

Transformasi ke Marketplace

Selain fokus membangun pemerataan jaringan telekomunikasi, pemerintah juga mendorong masyarakat di wilayah 3T untuk bertransformasi ke sistem jual-beli online atau market place.

Dirjen PPI menyontohkan  lazimnya orang yang akan berjualan produk-produk UKM/UMKM harus datang ke Jakarta, Medan atau kota-kota besar lainnya. Namun saat ini beralih ke jual-beli online, “Cukup jualan mungkin dari Natuna, jualan dari Labuan Bajo tapi dia jual di market place, dan orang Jakarta, orang Bandung, orang Medan beli semua,” imbuh Dirjen PPI

Ketika masyarakat khususnya di wilayah 3T bertransformasi ke market place, dalam pandangan Dirjen Ramli tidak lagi memerlukan sosoki tokoh, karena cukup dengan menggunakan koneksi internet dan membangun akses ke marketplace.

“Jadi, salah satu yang kami dorong sekarang itu selain akses internet, makin masifnya orang berjualan di market place, tapi yang kita dorong itu justru UKM, UMKM–UMKM,” ujar Dirjen Ramli melalui Webinar Pemerataan Jaringan Telekomunikasi  dalam Menyongsong New Normal, yang diikuti para pelajar dari berbagai daerah.

Menurut Dirjen PPI, Indonesia memiliki begitu banyak platform digital ternama yang menyediakan ruang untuk berwirausaha. Hal itu bisa dimanfaatkan oleh pelaku UMKM maupun masyarakat secara umum, ditambah lagi dengan adanya Covid ini mendorong transformasi digital. 

“Jadi, ini betul-betul gerakan, tidak ada batas jarak lagi dan saya yakin dengan Covid ini justru mendorong kita akan makin masif ke sana,” tutupnya.