FAQ  /  Tautan  /  Peta Situs
    04 06-2020

    1058

    Program DTS Jembatani Calon Tenaga Kerja dengan Kebutuhan Industri TIK

    Kategori Berita Kominfo | Irso

    Jakarta, Kominfo – Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Komunikasi dan Informatika, Basuki Yusuf Iskandar mengatakan, program Digital Talent Scholarship (DTS) dapat menjembatani antara calon tenaga kerja industri di bidang teknologi informasi dan komunikasi. 

    "Hal itu berdasarkan pengalaman dua sektor ini sama-sama mengeluh antara lowongan pekerjaan dan kompetensi. Dua dunia ini (lowongan pekerjaan dan industri) saling memerlukan, tapi tidak ketemu karena adanya suatu perbedaan cara pandang, dan DTS salah satunya untuk menjembatani itu,” tutur Basuki melalui diskusi virtual Makin Jago Digital bersama DTS, dari Jakarta, Kamis (04/06/2020)

    Kepala Badan Litbang SDM menjelaskan seringkali ditemukan lulusan perguruan tinggi maupun sekolah advokasi seperti SMK, D2 dan D3 mengeluh akan susahnya mencari kerja. Di sisi lain, pelaku industri  juga mengeluh mencari tenaga kerja berkompeten pada bidang yang diinginkan. 

    Bahkan, menurut Basuki, bagi pelaku industri di bidang IT, persoalan seperti itu tidak hanya terjadi di Indonesia, negara-negara maju dan berkembang lainnya pun mengalami kendala yang sama. Hal tersebut mengingat perkembangan teknologi digital luar biasa cepatnya.

    “Kita berusaha untuk menjembatani itu, sehingga kita fokus utamanya adalah untuk alumni-alumni yang juga lulus sekolah, bukan difokuskan pada teman-teman yang masih melakukan pendidikan,” ujarnya

    Dalam Program DTS, Kepala Badan Litbang SDM Sementara itu, ada tiga hal yang difokuskan dalam program DTS ini, yakni re-skilling atau memperlancar skill peserta, upskilling atau meningkatkan level skill, dan new skilling atau peserta yang sama sekali bukan bidang IT tapi dirasa perlu untuk memberikan pelajaran yang berhubungan dengan IT.

    “Artinya apa, semua disiplin ilmu bisa mengambil bidang ini, sehingga sasaran dari DTS ini diantaranya mengurangi pengangguran dan alih kompetensi,” imbuhnya

    Mengutip prediksi McKinsey, Basuki menyebutkan ada sekitar 21 juta tenaga yang akan tergusur karena potensinya tidak diperlukan lagi. Hal tersebut yang dipikirkan Kementerian Kominfo melalui program DTS dalam rangka memberikan pembekalan di bidang IT.

    “Walaupun di sisi yang lain (McKinsey) menyampaikan bahwa Indonesia mempunyai potensi untuk menciptakan lapangan kerja lebih besar daripada 21 juta sampai 40 juta. Jadi sebenarnya potensi lebih besar daripada kendalanya,” sambungnya

    Meskipun demikian, Kepala Badan Litbang SDM mengingatkan bahwa potensi terbukanya lapangan pekerjaan tidak kemudian datang seketika, karena memerlukan upaya dan kerja keras antar seluruh elemen anak bangsa. Tautan diskusi lengkap bisa diakses di komin.fo/MakinJagoDigital.

    Berita Terkait

    Awas Hoaks! BI Tak Layani Penukaran Uang Baru Idulfitri Tahun Ini

    Tim AIS Kementerian Komunikasi dan Informatika menemukan fakta dari kompas.com, narasi soal BI tidak melayani penukaran uang baru untuk Idul Selengkapnya

    Pengangkatan Tenaga Honorer Perawat dan Guru Tanpa Tes Jadi PNS Pemprov NTB? Awas Hoaks!

    Lewat akun Instagram resmi @ntbprov, Kepala BKD Provinsi NTB H. Muhammad Nasir menegaskan bahwa informasi tersebut adalah hoaks atau tidak b Selengkapnya

    [Berita Foto] Menteri Johnny Terima Kunjungan Ketua OJK

    Pertemuan itu membahas kerja sama yang perlu dilanjutkan dan ditingkatkan berkaitan dengan penanganan pinjaman-pinjaman online illegal. Selengkapnya

    [Berita Foto] Menkominfo Terima Kunjungan Ketua Bawaslu

    Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate, menerima audiensi Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), membahas Rancangan Nota Kesepahaman t Selengkapnya

    SOROTAN MEDIA