FAQ  /  Tautan  /  Peta Situs
    23 03-2020

    7425

    Hari Meteorologi Dunia ke-70, BMKG Mengajak Masyarakat Mitigasi Perubahan Iklim dan Menjaga Ketahanan Air

    Kategori Artikel GPR | mth

    Jakarta, (23/3). Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingati Hari Meteorologi Dunia yang ke-70. Tahun ini Peringatan Hari Meteorologi Dunia tahun ini, secara internasional mengangkat tema "Climate And Water", 

    Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati mengatakan bahwa diangkatnya tema tersebut seiiring dengan tertujunya mata dunia terhadap isu Iklim dan Air. Seperti yang kita ketahui bahwa saat semakin meningkatnya  frekwensi terjadinya bencana dan berbagai penyakit, seperti bencana Hidrometeorologis, kekeringan, dan ketersediaan air bersih, sehingga upaya mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim tersebut untuk kesejahteraan masyarakat. 

    Untuk itu,  dengan momentum peringatan HMD 2020 tersebut, BMKG ingin terus mengajak masyarakat berpartisipasi aktif dalam mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim dan ketahanan air.  Dwikorita mengungkapkan warga bisa ikut berperan dalam mitigasi dengan melakukan hal-hal yang tampaknya sepele seperti mengurangi penggunaan sampah plastik, membatasi penggunaan kendaraan bermotor, mulai beralih ke sarana transportasi umum, menghemat penggunaan listrik dan air, dan menanam pohon. Hal-hal yang tampak sederhana itu, menurut dia, akan membawa dampak besar dalam upaya mencegah dampak buruk perubahan iklim. 

    Bahkan, menurut Dwikorita, World Meteorology Organization sebagai organisasi internasional yang khusus menangani terhadap dampak dari perubahan iklim selalu mengkampanyekan bagi seluruh negara melakukan pengurangan emisi gas karbondioksida yang tingkat polusinya sudah mengakibatkan kejenuhan di level atmosfer kita, sehingga meningkatkan suhu di permukaan bumi akibat efek gas rumah kaca.

    Dwikorita menjelaskan Perubahan iklim merupakan perubahan jangka panjang dalam distribusi pola cuaca secara statistik sepanjang periode waktu mulai dasawarsa hingga jutaan tahun. Bisa diartikan perubahan keadaan cuaca rata-rata atau perubahan distribusi peristiwa cuaca rata-rata, contohnya, jumlah peristiwa cuaca ekstrem yang semakin banyak atau sedikit. Perubahan iklim terbatas hingga regional tertentu atau dapat terjadi di seluruh wilayah Bumi. 

    Perubahan iklim itu pada intinya bahwa dalam rentang waktu yang sangat panjang iklim telah berubah, perubahan itu ditandai setidaknya 4 hal, pertama karena adanya perubahan/kenaikan temperature secara global, kedua kenaikan muka air laut, ketiga semakin sering terjadinya  kondisi cuaca ekstrim dan yang lain, dan keempat terjadi perubahan curah hujan. Itulah indikasi-indikasi dari perubahan iklim.

    “Salah satu dampak dari perubahan iklim ini, cadangan ketersediaan air semakin berkurang dan atau bahkan bisa menyebabkan kelebihan jumlah debit air, “imbuh Dwikorita. 

    Setiap tahun, tanggal 23 Maret diperingati sebagai Hari Meteorologi Sedunia atau World Meteorological Day karena pada tanggal yang sama tahun 1950 sebuah badan spesialisasi di bidang Meteorologi di bawah naungan PBB bernama World Meteorological Organization dibentuk. WMO adalah organisasi antar pemerintah dengan keanggotaan 186 negara anggota dan 6 anggota teritori. Indonesia masuk menjadi anggota WMO pada 16 November 1950 dan berada di regional V Pasifik Barat Daya. WMO berperan penting dalam menjaga keselamatan dan keamanan masyarakat, kesejahteraan ekonomi, dan perlindungan lingkungan hidup. (*)

    Berita Terkait

    Ancam Ketahanan Pangan dan Air, BMKG Ajak Kolaborasi Hadapi Perubahan Iklim

    Selengkapnya

    Peringatan Hari Ibu, Momentum Pengakuan Eksistensi Perempuan dalam Pembangunan

    Selengkapnya

    Second Stakeholders Consultation Meeting Forum Air Dunia ke-10 Serukan Penguatan Komitmen dan Kerjasama untuk Solusi Air Global

    Selengkapnya

    Kondisi Bumi Kian Mengkhawatirkan, BMKG Ajak Masyarakat Kontribusi Tahan Laju Perubahan Iklim

    Selengkapnya

    SOROTAN MEDIA