FAQ  /  Tautan  /  Peta Situs
    04 02-2020

    1031

    Optimasi Teknologi untuk Akurasi Data Pertanian dan Pertanahan

    Kategori Berita Pemerintahan | mth

    Jakarta, Kominfo - Menko Maritim dan Investasi Luhut B Pandjaitan mengapresiasi kerja sama antara Kementan, KemenATR/ BPN dan pihak terkait atas dirilisnya Data Lahan Luas Lahan Baku Sawah. Menko Luhut juga mendorong pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan keakuratan data pertanian dan pertanahan.

    “Saya bangga dengan Mentan karena sekarang semua mainnya data. Kita lihat launching luas lahan baku sawah dari kementerian pertanian yang dibuat oleh Pak Syahrul Limpo (Mentan) dan juga ada Pak Sofyan (MenATR/BPN) dan impresif sekali karena adanya penambahan sekitar 300an hektar lahan. Dengan begitu ke depan nanti data kita itu sudah bisa menggiring kita ke informasi yang akurat,” ujar Menko Luhut saat menghadiri Perilisan Data Luas Lahan Baku Sawah 2019 KSA Padi 2019 dan Soft launching AWR (Dari Kementan) di Ruang Agriculture War Room (AWR), Kementerian Pertanian (Kementan), Jakarta Selatan, Selasa (04/02/2020).

    Menko Luhut mengatakan dirinya meyakini keakuratan data ini dan berharap nantinya dapat menyesuaikan dengan perkembangan teknologi, sehingga apa yang disampaikan lebih maksimal. “Saya sangat menikmati, tentu teknologi akan berkembang ke depan, sekarang baru 4G nanti 5G dan seterusnya, akan buat tentu lebih cepat lagi, ini suatu langkah yang menurut saya luar biasa. Marilah kita bangun teamwork, untuk kepentingan rakyat kita, kalau ada yang perlu dibantu ayuk kita bantu,” tambah Menko Luhut.

    Kementerian Pertanian (Kementan) melaunching Agriculture War Room (AWR) sebagai pusat data dan sistem kontrol pembangunan pertanian nasional berbasis teknologi. Sistem ini nantinya akan digunakan sebagai pemicu tumbuh kembangnya produksi diatas angka rata-rata.

    "Langkah awal ini berkaitan langsung dengan isi perut 267 juta orang. Dengan alat ini kami ingin pertanian ke depan lebih maju, lebih mandiri dan lebih modern untuk hasil yang memuaskan," ujar Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo.

    Menurut Syahrul, teknologi ini nantinya akan menjadi alat ukur dalam melakukan pengawasan sekaligus mapping area lahan nasional. Oleh sebab itu, Mentan memastikan bahwa ke depan tidak ada lagi perbedaan data statistik karena semua sudah terpantau dengan akurat.

    Penambahan Luas Lahan

    Mentan Syahrul Yasin Limpo menyatakan ada penambahan luas lahan baku sawah. Semula 7.105.145 hektar pada tahun 2018 menjadi 7.463.958 hektar pada tahun 2019. “Penambahan tersebut diketahui setelah dilakukannya verifikasi ulang ke beberapa provinsi di Indonesia. Hal ini dilakukan dalam upaya merealisasikan program 100 hari kerja, yakni menyinergikan data pertanian, terutama luas baku sawah,” kata Mentan Syahrul Yasin Limpo.

    Sementara MenATR/BPN Sofyan Djalil menjelaskan bahwa penambahan lahan tersebut berawal dari adanya beberapa daerah yang komplain karena banyak data yang belum tercover secara akurat. “Jadi beberapa daerah komplain karena banyak data yang belum tercover secara akurat, lalu kita lakukan verifikasi ulang. Maka setelah melihat komplain itu kita akomodasi sehingga bertambah 300an hektar,” kata MenATR/ BPN Sofyan Djalil

    Wilayah-wilayah yang mengalami penambahan lahan itu sendiri, lanjut MenATR/ BPN yakni di Jawa Timur, Lampung, Sulawesi Selatan, Yogyakarta, dan Bangka Belitung. “Karena lahan sawah yang belum terorganisasi sebelumnya atau terpetakan sebelumnya jauh lebih besar dibanding sawah yang alih fungsi,” ujarnya.

    Sedangkan daerah-daerah yang menjadi perubahan luas lahan sawah yang signifikan adalah Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sumatera Utara, Aceh, Kalimantan Barat, Jawa Tengah, Kalimantan Tengah, Jambi, Sumatera Barat, dan Riau.

    Investor Australia

    Selain itu Menko Luhut mengungkapkan bahwa Investor asal Australia akan melakukan investasi dalam bidang cattle/ ternak di Indonesia. “Jadi Andrew Forrest (Investor Asal Australia) ingin masuk dalam bidang cattle (ternak), karena dia adalah pengusaha cattle terbesar di Australia,” kata Menko Luhut.

    Untuk investasi tersebut, Menko Luhut menyampaikan, akan bernilai sampai sekitar 1 Juta ekor pertahun. “Dan ini memang sesuai arahan Presiden yang disampaikan ke Mentan,” jelasnya.

    Berita Terkait

    Kolaborasi untuk Akselerasi Indonesia Jadi Negara Berpenghasilan Tinggi

    Visi Indonesia Emas 2045 tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045, dimana Indonesia perlu mengubah pende Selengkapnya

    Wapres Dukung Program Satu Juta Penyuluh Kemitraan UMKM Berbasis Syariah

    Wapres meminta KPPU untuk membenahi segala hal yang dapat mengganggu kelancaran proses kerja. Selengkapnya

    Presiden Tegaskan Potensi Demografi dan Tantangan Indonesia

    Menurut Presiden, Indonesia memiliki kesempatan yang harus dimanfaatkan dengan baik karena 68 persen penduduknya berada dalam rentang usia p Selengkapnya

    Wapres: Optimalkan Program Percepatan Penurunan Stunting!

    Wapres mengingatkan bahwa target tahun ini akan dapat dicapai apabila semua pihak lebih bersungguh-sungguh menjalankan program penurunan stu Selengkapnya

    SOROTAN MEDIA