FAQ  /  Tautan  /  Peta Situs
    12 12-2012

    4928

    Hacker Pembobol Email Grup Bakrie Diduga Beroperasi di Indonesia

    Kategori Sorotan Media | admin

    Jakarta - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) sedang menelusuri dalang di balik pembobolan sistem dan email milik grup PT Bakrie and Brothers Tbk (BNBR). Diduga, hacker ini beroperasi di Indonesia.

    "Kemarin mereka (Grup Bakrie) melapor ke Bareskrim. Kominfo tinggal menunggu, kalau diminta jadi saksi kami siap. Itu (lokasi Hacker) saya belum bisa jawab, ini saya lagi kejar. Kemungkinan di dalam (negeri)," kata Menkominfo Tifatul Sembiring.

    Tifatul mengatakan hal tersebut di sela Seminar Nasional Broadband Economy di Hotel Borobudur, Lapangan Banteng, Jakarta, Selasa (11/12/2012).

    Ia mengatakan, saat ini Kominfo sedang melacak IP Address yang digunakan si hacker tersebut. Namun, karena sifatnya yang bukan penegak hukum, maka Kominfo tidak bisa mengejar si pelaku dan hanya bisa meneruskan hal itu kepada kepolisian.

    "Kita kan bukan penegak hukum, jadi hanya bisa jadi saksi. Kalau diminta, kita siap. Kominfo akan cari IP Address si hacker itu, harus diselidiki," ujar Tifatul.

    Sementara menurut sumber detikFinancehacker yang membobol sistem dan email Grup Bakrie dan kongsinya di Bumi Plc, Grup Borneo, merupakan hackerterkemuka di dunia berkebangsaan Polandia.

    Menurutnya, Hacker ini pernah ditangkap FBI dan diusir dari AS sampai 10 tahun terakhir ini tinggal di Indonesia. Hacker inilah yang diduga disewa oleh salah satu investor yang jadi mitra Grup Bakrie dan Borneo di London, Nathaniel Rothschild.

    Sejak lama, Bakrie dan Rothschild punya hubungan yang panas, tak lagi mesra seperti tahun 2010 kala membentuk perusahaan patungan Bumi Plc yang sebelumnya bernama Vallar. Rothschild dikabarkan ingin menguasai anak usaha perusahaan patungan itu yang berbasis di Indonesia, PT Bumi Resources Tbk (BUMI), dengan segala cara.

    Pertama kali ia menuduh BUMI tidak bisa membayar utang-utangnya dan bertanggung jawab atas anjloknya harga saham Bumi Plc. Untuk itu, ia menawarkan diri untuk membeli sebagian saham Bumi Plc yang uangnya nanti dipakai untuk Grup Bakrie bayar utang.

    Sayangnya, rencana Rothschild ini tidak berjalan mulus. Grup Bakrie memilih kelompok usaha Samin Tan (Grup Borneo) untuk membantu kiris finansialnya. Diajaklah Samin Tan berkongsi di Bumi Plc dengan membeli 23% saham Bumi Plc milik Grup Bakrie.

    Tak patah arang, Rothschild yang sangat bernafsu menguasai aset-aset tambang Bakrie di Indonesia itu kembali menuduh bawah BUMI melakukan penyimpangan kinerja keuangan. Ia meminta adanya audit investigasi di emiten berkode BUMI itu.

    Tak terima atas tuduhan ini, Grup Bakrie sudah menawarkan pembelian kembali saham anak usahanya di Indonesia itu senilai US$ 1,4 miliar (Rp 12,6 triliun) dari Bumi Plc.

    Rothschild, yang tidak ingin kehilangan asetnya di Indonesia, membalas tawaran Grup Bakrie dengan proposal baru, yaitu menyuntikkan dana hingga sebesar US$ 270 juta (Rp 2,5 triliun) kepada Bumi Plc jika dewan komisarisnya berani memutus hubungan dengan Grup Bakrie dan Borneo.

    Tawaran inilah yang didukung oleh para pemegang saham minoritas Bumi Plc. Dengan menguasai 21% saham Bumi Plc maka seluruh pemegang saham minoritas punya 28% hak suara dalam voting.

    Jika voting ini sampai terlaksana, berarti niatan Nat Rothschild untuk menguasai salah satu tambang batubara terbesar di Indonesia bisa terlaksana. Ini bukan kali pertama Rothschild menguasai tambang di negara orang lain.

    Sumber tersebut menambahkan, modus yang selama ini dilakukan Nat dalam mengambil alih aset negara lain selalu sama, yaitu mulai dari memperdaya orang lain dengan karismanya, lalu mencari kelemahan melalui penyadapan email dan telepon.


    "Jika tidak berhasil maka akan menjebak mereka dengan uang, seks atau obat bius, lalu mendiskreditkan mereka melalui propaganda media massa dengan membocorkan apa yang diistilahkan sebagai exotic information," ujar sumber tersebut.

    Menurutnya, tujuan akhir Rothschild ada dua, yang pertama adalah memojokkan Grup Bakrie sampai bangkrut sehingga bisa menguasai seluruh asetnya yang ada di Indonesia.

    Sementara yang kedua, atau alternatifnya, adalah mengadu domba pemerintah RI atau pihak lain dengan Grup Bakrie. Rothschild akan membantu pihak yang bertentangan dengan Grup Bakrie tersebut sehingga akhirnya tetap mempertahankan asetnya di Indonesia.

    Salah satu pihak yang kabarnya digaet Rothschild adalah salah satu kelompok usaha kandidat presiden RI 2014 Prabowo Subianto. Kabarnya, kedua kelompok usaha sudah melakukan pertemuan untuk bekerja sama menjatuhkan Grup Bakrie.

    "Nat (Rothschild) tahu betul Grup Bakrie memang sangat kesulitan keuangan saat ini sehingga sangat mudah untuk dibuat bangkrut," ujar sumber tersebut.

    sumber: http://finance.detik.com/read/2012/12/11/111903/2115029/6/hacker-pembobol-email-grup-bakrie-diduga-beroperasi-di-indonesia

    Berita Terkait

    DPR Apresiasi Langkah Kemenkominfo Tingkatkan Ekonomi Digital di Indonesia

    Anggota Komisi I DPR RI, Toriq Hidayat memberikan apresiasi terhadap sejumlah langkah yang telah dilakukan oleh Kementerian Komunikasi dan I Selengkapnya

    Empat Prioritas Utama untuk 5G di Indonesia

    Jaringan 5G di Indonesia memang belum terimplementasi. Namun pemerintah sudah mulai berancang-ancang menyiapkan kehadirannya, salah satunya Selengkapnya

    Sistem Pemerintahan Berbasis Digital Siap Beroperasi pada 2023

    Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menargetkan sistem pemerintahan berbasis elektronik (SPBE) bisa beroperasi secara penuh pad Selengkapnya

    Kominfo dukung gerakan Bangga Buatan Indonesia

    Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menyatakan dukungan untuk gerakan Bangga Buatan Indonesia, untuk mendorong produk-produk lo Selengkapnya

    SOROTAN MEDIA