FAQ  /  Tautan  /  Peta Situs
    20 12-2019

    728

    Pemerintah Optimistis Transformasi Digital Tumbuhkan Angkatan Kerja Baru

    Kategori Berita Pemerintahan | mth
    Petugas menunjukkan cara kerja salah satu produk inovasi untuk perikanan tambak dalam pameran inovasi digital 'Digifish 2019' di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Jakarta, Selasa (3/12/2019). Pameran yang menampilkan sejumlah hasil inovasi dalam negeri tersebut bertujuan mendukung perkembangan industri kelautan dan perikanan melalui ekosistem inovasi digital.

    Jakarta, Kominfo - Kementerian Tenaga Kerja (Kemenaker) mengaku optimistis transformasi digital mampu menciptakan angkatan kerja baru dengan menyiapkan pelatihan vokasi secara massif. Di samping itu, pemerintah melakukan transformasi industri nasional agar sesuai dengan kebutuhan pasar kerja di era Revolusi Industri 4.0.

    “Kami saat ini melakukan penguatan akses pasar tenaga kerja dan kualitas pelatihan vokasi secara massif,” ujar Dirjen Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas Kementerian Tenaga Kerja Bambang Satrio Lelono.

    Demikian disampaikan Satrio Lelono dalam Diskusi Media Forum Merdeka Barat (FMB) 9 bertajuk ”Transformasi Digital: Untung atau Buntung?” yang diselenggarakan di Ruang Serbaguna Kemenkominfo, Jakarta, Jum’at (20/12/2019).

    Untuk menyikapi tantangan era digital, Satrio Lelono menambahkan Kemenaker sudah membentuk Komite Pelatihan Vokasi Nasional yang terdiri dari unsur pengusaha (Apindo/Kadin), serikat pekerja, Kemenaker, akademisi untuk merumuskan jenis-jenis pekerjaan baru.

    Satu hal, menurut Dirjen Binallatas Kemenaker, transformasi pasar kerja harus dimulai dengan merumuskan transformasi industri agar sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja. Saat ini, Kemenaker sudah membuka akses pasar tenaga kerja secara online dan melibatkan industri serta asosiasi usaha untuk memasukkan kebutuhan SDM di website Kemenaker.

    Kebijakan ketenagakerjaan saat ini diharapkan mampu memanfaatkan Bonus Demografi Indonesia pada 2030-2035 agar bisa membawa Indonesia sebagai salah satu dari kekuatan ekonomi terkuat dunia serta menjadi bangsa digital di tahun 2045.

    “Lewat tantangan Bonus Demografi ini kita harus bisa menciptakan iklim ketenagakerjaan atau ekosistem ketenagakerjaan yang fleksibel sehingga bisa merespons perkembangan kebutuhan pasar kerja. Ke depan kerjaannya jangan kaku karena era digital adalah suatu keniscayaan,” jelas Satrio Lelono.

    Satrio menyatakan, masyarakat tidak perlu khawatir dengan ancaman kehilangan pekerjaan di era Industri 4.0 ini. Merujuk dari hasil penelitian McKinsey yang diterbitkan September 2019 lalu menyatakan bahwa sampai tahun 2030 Indonesia bakal kehilangan 23 juta pekerjaan dalam waktu 10 tahun. Akan tetapi, penelitian tersebut juga menyatakan akan muncul peluang pekerjaan-pekerjaan baru yang jumlahnya antara 27 sampai 46 juta.

    “Alhamdulillah saya mengatakan pembangunan Ketenagakerjaan pada pemerintah yang lalu itu selalu on the track. Hal ini bisa dibuktikan dari turunnya tingkat pengangguran terbuka lima tahun yang lalu 6,18%, sekarang tinggal 5,28%. Begitu juga penciptaan lapangan kerja di mana targetnya 10 juta terlampaui, tingkat kemiskinan pun juga dari 11,4% menjadi 9,41% ini merupakan tingkat kemiskinan terendah selama Indonesia merdeka,” urai Satrio Lelono.

    Oleh karena itu, sejak periode pertama pemerintahan Jokowi terus menyiapkan sumber daya manusia (SDM) berkualitas dengan meningkatkan kualitas kesehatan, mutu pendidikan yang sesuai dengan perkembangan zaman serta industri serta pelatihan vokasi secara massif.

    Turut tampil sebagai narasumber Diskusi Media FMB9 lainnya adalah Deputi bidang Sarana dan Prasarana Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Kennedy Simanjuntak, Ketua Dewan Nasional Keuangan Inklusif (DNKI) Iskandar Simorangkir, pengamat pendidikan Darmaningtyas, Sesditjen Binalattas Kemenaker Surya Lukita, dan Bari Arjono Founder & CEO Digital Enteprise Indonesia.

    Berita Terkait

    Pemerintah Siapkan Pemindahan ASN Hingga Digitalisasi di IKN

    Penerapan smart city di IKN menjadi kesempatan yang tepat untuk mengakselerasi Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE). Selengkapnya

    Indonesia Jajaki Peningkatan Kerja Sama Transformasi Digital dengan Australia

    Menteri Anas juga mengusulkan dua hal yang dapat ditempuh sebagai penguatan kolaborasi Indonesia-Australia. Selengkapnya

    Susun RKP 2025, Pemerintah Fokus Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi Inklusif dan Berkelanjutan

    Pada tahun 2025 pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi berada pada kisaran 5,3-5,6 persen. Selain itu pemerintah juga menargetkan penuru Selengkapnya

    Presiden Optimistis Ekonomi Indonesia Tahun 2024 Tumbuh Baik

    Meski demikian, Presiden Jokowi mengingatkan semua pihak di sektor jasa keuangan tetap waspada tehadap cepatnya pergerakan ekonomi global da Selengkapnya

    SOROTAN MEDIA