FAQ  /  Tautan  /  Peta Situs
    29 09-2019

    2164

    Bijak Gunakan Medsos untuk Kelola Keberagaman

    Kategori Berita Kominfo | mth

    Blora, Kominfo - Kementerian Komunikasi dan Informatika mengajak masyarakat untuk memperteguh persatuan dan kesatuan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia di tengah keberagaman bangsa. Dalam keseharian, hal itu bisa dilakukan dengan bijak dalam menggunakan internet serta media sosial.

    Direktur Tata Kelola dan Kemitraan Komunikasi Publik Ditjen Informasi dan Komunikasi Publik, Selamatta Sembiring, menyarankan khususnya generasi muda dalam era post truth atau pascakebenaran seperti ini agar tidak mudah terprovokasi oleh informasi yang belum jelas kebenarannya. 

    "Jangan baper (terbawa perasaan-red), jangan mudah emosi, kita harus kepo sebelum share informasi, posting yang penting, bukan yang penting posting, ingat jarimu macan tutulmu," tutur Selamatta Sembiring dalam Forum Diskusi Kebangsaan yang digagas Kementerian Kominfo bekerjasama dengan Komisi I DPR RI, Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, Minggu (29/09/2019).

    Menurut Selamatta Sembiring, di era digital saat ini,  internet bagai pisau bermata dua, di satu sisi bisa mempererat rasa persatuan, namun di sisi lain, internet bisa pula memecah belah kita sebagai satu bangsa,  terutama bagi generasi muda jika tidak bijak dalam penggunaannya.

    “Hoaks, radikalisme, penipuan, pornografi, bullying, prostitusi, pelanggaran HKI, SARA dan ujaran kebencian adalah ancaman bagi generasi muda melalui internet. Ini menjadi tantangan kita di media sosial,” kata Selamatta.

    Oleh karena itu, Direktur TKKP mengajak semua generasi mudah untuk memperteguh persatuan dan kesatuan. Menurutnya, kemerdekaan Negara Republik Indonesia diperoleh tidak mudah, namun melalui perjuangan yang heroik para pahlawan pejuang kemerdekaan. 

    "NKRI tidak lah turun dari langit, bukan pula tumbuh begitu saja dari bumi. Negeri ini merdeka penuh perjuangan yang heroik, dengan mengorbankan harta, benda, bahkan nyawa, dan darah, " ujar Selamatta Sembiring.

    DIrektur Selamatta mengatakan, negara ini bersatu karena kemerdekaan, karena itu harus  dipertahankan, untuk mewujudkan tujuan negara yakni kesejahteraan seluruh masyarakat Indonesia. "NKRI ini harus  dijaga dan dikelola untuk mewujudkan tujuannya. agar NKRI dapat abadi maka kesejahteraan yang berkeadilan harus dipacu. Inilah yang mempersatukan kita saat ini, bersatu padu berjuang keras mengejar ketertinggalan dalam mensejahterakan rakyat secara adil, dan ini dilakukan serius oleh pemerintah saat ini," tegasnya.

    Forum Diskusi Kebangsaan dibuka oleh Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Blora, Sugiono. Acara itu dihadiri ratusan orang generasi muda setempat untuk mendengar paparan dari narasumber Wakil Ketua Komisi I DPR, Satya Yudha, Selamatta Sembiring, dan Pengamat Media, Tri  Soekarno Agung. 

    Cerdas Menilai Informasi Media Sosial

    Wakil Ketua Komisi I DPR, Satya Yudha menyatakan saat ini DPR di demo besar-besaran karena hoaks, seolah produk legislasi itu tidak manusiawi.  "Tidak mungkin anggota dewan yang merupakan wakil rakyat mau menyusahkan rakyatnya", jelasnya. 

    Oleh karena itu, Satya berharap agar masyarakat tidak mudah percaya dengan informasi di Medsos. Konfirmasi dulu ke tokoh setempat kepala desa, misalnya. Menyinggung RUU KUHP, Satya menjelaskan RUU itu sebenarnya melindungi hak-hak kemanusiaan wanita sebagai istri, bukan mengatur hal-hal yang bersifat pribadi.

    Sebelumnya, Kadis Kominfo Kab. Blora menegaskan, di era internet ini media sosial menjadi semakin penting, karena hampir semua orang mempunyai gadget sebagai alat komunikasi. "Berkirim pesan di whatsapp, video call,  bahkan bisa juga digunakan untuk merekayasa foto," tutur Sugiono. 

    Oleh karena itu, Sugiono mengajak masyarakat agar tidak langsung membagikan informasi yang diterima di ponsel karena bisa terjerat masalah hukum. "Maksudnya untuk guyon tapi malah jadi bermasalah," ungkapnya.

    Sementara, pengamat media, Tri Soekarno Agung mengimbau masyarakat agar selektif dalam menyebarkan kembali informasi yang diterima melalui gadget. Menurutnya kasus yang terjadi di Wamena, Papua juga dipicu karena hoaks. 

    "Kita jangan mudah tersulut emosi, cek dan ricek informasi yang kita terima, kita harus bisa mengenali berita hoaks. Caranya: baca, tanyakan, cek dan pastikan," jelasnya.

    Berita Terkait

    KPU Tak Lagi Keluarkan Undangan Fisik untuk Pemilih? Itu Hoaks!

    Komisioner KPU Idham Holik menjelaskan pesan berantai yang beredar yang menyebut KPU tidak memberikan undangan fisik untuk mencoblos adalah Selengkapnya

    Tingkatkan Kualitas Pengelolaan Keuangan, Kominfo Kembangkan DiGiKa

    Penggunaan DiGiKa sudah banyak membantu pengelolaan administrasi keuangan, namun terus disempurnakan sesuai dengan kebutuhan. Selengkapnya

    Menkominfo Ajak Pers Manfaatkan Transformasi Digital sebagai Peluang

    Kemajuan teknologi ini baru bisa dimanfaatkan jika insan pers memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan perkembangan yang ada dengan menin Selengkapnya

    [Berita Foto] Gunakan TI, Kominfo Perkuat Transparansi Pengelolaan Keuangan

    Workshop tersebut merupakan rangkaian acara Rapat Kordinasi Keuangan Tahun 2022 yang berlangsung dari Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Rabu ( Selengkapnya

    SOROTAN MEDIA