FAQ  /  Tautan  /  Peta Situs
    06 08-2019

    4601

    Pemerintah Dorong Peran Aktif Dunia Usaha Kembangkan Kesenian

    Kategori Berita Pemerintahan | adhi004
    Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid (kiri), Perancang Busana Kebaya Musa Widyatmodjo (tengah), dan Dosen FPTK UPI Suciati (kanan) berbincang dalam sesi diskusi #INDONESIABERKEBAYA di Museum Nasional, Jakarta, Selasa (16/7/2019). Komunitas Perempuan Berkebaya Indonesia mengadakan acara tersebut sebagai bentuk upaya melestarikan kebaya bagi masyarakat Indonesia. - (antarafoto)

    Jakarta, Kominfo - Direktur Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Hilmar Farid mengakui kehebatan talenta seni Indonesia yang telah banyak berkiprah di dunia internasional. Agar pekerja seni dapat terus mengembangkan karya-karyanya, Hilmar Farid mendorong dunia usaha dapat berperan aktif mengembangkan kesenian Indonesia. Pemerintah pun tengah berusaha menyiapkan insentif pajak bagi dunia usaha yang mendukung pekerja seni.

    "Talenta-talenta kita seperti mas Tony Prabowo, Edith dan Ananda Sukarlan (reputasinya) untuk dunia internasional tidak dipertanyakan lagi," kata Hilmar dalam acara FGD Highlight of MUSIKINI Festival Musik Kontemporer di Museum Nasional, Jakarta Pusat, Senin (5/8/2019).

    Dirjen Kebudayaan menyadari dukungan dari dunia usaha terhadap kesenian masih sangat kurang dan tawaran insentif pengurangan pajak dari pemerintah masih belum berhasil untuk meningkatkan partisipasi dunia usaha.

    Hilmar menjelaskan bahwa setelah keluarnya Peraturan Pemerintah No. 45 Tahun 2019 tentang Penghitungan Penghasilan Kena Pajak dan Pelunasan Pajak Penghasilan dalam Tahun Berjalan yang memuat tentang Fasilitas Pembebasan atau Pengurangan Pajak Penghasilan Badan dan Fasilitas Pengurangan Penghasilan Neto, pihaknya sedang berusaha agar pengusaha yang memberikan dukungan kepada dunia seni juga dapat diakomodasi untuk berhak mendapatkan fasilitas tersebut.

    "Mungkin nggak menyelipkan seni dan kebudayaan di dalam regulasi tersebut sehingga kemudian dunia usaha tertarik untuk masuk ke ranah ini juga," katanya.

    Hal senada diungkapkan Ketua Yayasan Rumah Musik Indonesia, Johanna Regina Aliandoe. Ia menyatakan bahwa inisiatif-inisiatif seni masih membutuhkan banyak dukungan dari semua pihak. Menurut Produser Opera GANDARI itu, kegiatan seni masih belum dilihat sebagai hal yang penting untuk didukung.
    "Ada sedikit anggapan bahwa kesenian itu masih belum dipandang sebagai subjek yang patut didukung atau yang menjanjikan oleh para stakeholder," kata Johanna.

    Padahal menurutnya saat ini dibutuhkan sebuah ekosistem yang baik agar para pekerja seni dapat menghasilkan karya. "Wadah supaya komponis-komponis muda itu bisa aktif menghasilkan karya, menjalankan produksi, lalu pekerja seni juga bisa memiliki laboratorium untuk mendalami atau mengerjakan hal-hal yang berkaitan dengan manajemen seni pertunjukan, hal yang mungkin masih belum dapat perhatian khusus di negara kita," kata Regina.

    Selain itu penting juga untuk membangun jejaring dengan negara-negara sahabat dan mengkampanyekan berbagai jenis seni kepada masyarakat.

    Yayasan Rumah Musik Indonesia akan menyelenggarakan MUSIKINI Festival Musik Kontemporer yang terdiri dari 2 buah acara yaitu Opera GANDARI yang akan dilaksanakan pada 14-15 Desember 2019 di Graha Bhakti Budaya Taman Ismail Marzuki dan Konser Musik pada 13-15 Maret 2020 di Teater Salihara.

    Menurut Johanna, musik kontemporer dipilih karena bisa mengungkapkan ekspresi-ekspresi yang bersifat kekinian atau kontemporer. Selain itu, musik kontemporer juga mengajarkan banyak hal positif. "Musik dari cabang seni kontemporer itu secara lebih luas mengajarkan banyak hal yang positif," jelasnya.

    Regina berharap penyelenggaraan MUSIKINI Festival Musik Kontemporer dapat membawa perubahan ke arah yang lebih positif pada pola pikir, mentalitas, sikap, dan perilaku masyarakat Indonesia.

    Acara FGD Highlight of MUSIKINI Festival Musik Kontemporer dihadiri oleh Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Direktur Jenderal Kebudayaan Kemdikbud Hilmar Farid, produser Opera GANDARI Johanna Regina Aliandoe, sutradara Opera GANDARI Melati Suryodarmo, komponis Tony Prabowo, dan pendiri Shoemaker Studios Prajna Murdaya.

    Acara dibuka oleh persembahan musik piano solo oleh Edith Widayani, doktor seni musik dari Eastman School of Music yang memainkan karya Rapsodia Nusantara No. 8 yang ditulis berdasarkan lagu daerah O Ina Ni Keke.

    Berita Terkait

    Presiden Tinjau Arus Mudik Lebaran di Stasiun Pasar Senen

    Dalam kunjungannya, Presiden melihat secara langsung kesiapan infrastruktur serta manajemen pelaksanaan mudik yang terpantau baik. Selengkapnya

    Wapres Dukung Program Satu Juta Penyuluh Kemitraan UMKM Berbasis Syariah

    Wapres meminta KPPU untuk membenahi segala hal yang dapat mengganggu kelancaran proses kerja. Selengkapnya

    Pemerintah Dukung Pembentukan Ekosistem Startup di Kawasan IKN

    Untuk memperkuat digitalisasi yang menjadi bagian penting dari ekosistem startup, Kemenparekraf telah mempersiapkan berbagai program yang di Selengkapnya

    Pemerintah Siapkan Pemindahan ASN Hingga Digitalisasi di IKN

    Penerapan smart city di IKN menjadi kesempatan yang tepat untuk mengakselerasi Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE). Selengkapnya

    SOROTAN MEDIA