FAQ  /  Tautan  /  Peta Situs
    06 07-2019

    1363

    Sidang AWG ke-25 Usai, Tiga Proposal Indonesia Diterima

    Kategori Berita Kominfo | Viska
    Direktur Penataan Sumber Daya Ditjen SDPPI, Denny Setiawan (tengah) selaku pimpinan Delegasi RI, berfoto bersama tim DelRI pada The 25th Meeting of the Asia Pacific Telecommunity Wireless Group (AWG). Pertemuan rutin organisasi sektor teknologi, informasi, dan komunikasi dari 38 negara se-Asia Pasifik ini digelar selama lima hari pada 01 - 05 Juli 2019 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Tangerang. - (DPS)

    Jakarta, Kominfo -- The 25th Meeting of the Asia Pacific Telecommunity Wireless Group (AWG) telah selesai dilaksanakan. Dalam sidang yang digelar pada 01-05 Juli 2019 di ICE BSD Tangerang ini, tiga proposal Indonesia disepakati bersama sebagai bagian temporary document yang akan dibahas dalam pertemuan selanjutnya.

    Tiga proposal yang diajukan Indonesia antara lain inisiasi kajian terkait teknologi High Altitude Platform Station (HAPS), pembaruan informasi terkait uji coba teknologi 5G (IMT-2020) yang pernah dilaksanakan di Indonesia, serta isian kuesioner terkait Vehicle-Mounted Earth Station (VMES) yang beroperasi pada jaringan satelit FSS (Fixed Satellite Services) di orbit geostasioner untuk pita frekuensi Ku Band.

    Menurut Kepala Subdirektorat Penataan Alokasi Spektrum Dinas Tetap dan Bergerak Darat, Direktorat Penataan Sumber Daya, Ditjen Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Adis Alifiawan, proposal terkait uji coba teknologi 5G (IMT-2020) telah disampaikan dan diterima sebagai bagian dari temporary document sidang.

    “Pembahasan proposal terkait uji coba 5G ini akan dilanjutkan pada sidang AWG berikutnya, targetnya dapat ditetapkan pada sidang AWG ke-27 tahun 2020,” jelas Adis yang turut menjadi delegasi Indonesia pada sidang AWG ke-25 ini.

    Sementara itu berkaitan dengan teknologi HAPS, task group HAPS menyepakati dua hal, yaitu penyusunan dokumen kerangka APT Report sebagai rencana output kajian yang akan disusun berdasarkan masukan kuesioner, serta workplan penyelesaian kajian HAPS tersebut. “Berdasarkan workplan, kajian HAPS akan dirampungkan pada sidang AWG ke-28 yang kemungkinan digelar tahun 2021 mendatang,” jelas Adis.

    Indonesia memandang bahwa teknologi HAPS menjanjikan untuk menjadi solusi teknologi sebagai pelengkap terhadap jaringan terrestrial dan jaringan satelit. Keberadaan HAPS dapat membantu mengatasi kesenjangan digital (digital divide) serta solusi komunikasi kebencanaan untuk Indonesia yang merupakan negara kepulauan rawan bencana.

    Delegasi Indonesia turut dipercaya menjadi editor draft APT Report yang berkaitan dengan kajian HAPS. “Dengan demikian, untuk sidang selanjutnya harus menyiapkan penyempurnaan terhadap kerangka draft APT Report yang telah diputuskan di sidang AWG ke-25 kali ini,” tutur Adis.

    Sementara untuk proposal ketiga terkait tanggapan kuisioner Vehicle-Mounted Earth Station (VMES), sidang telah menyepakati temporary document berdasarkan tanggapan kuesioner yang disampaikan negara-negara APT, termasuk Indonesia. “Kuesioner yang diedarkan merupakan hasil sidang AWG ke-24 lalu. Selain Indonesia, ada 6 negara lain yang juga menyampaikan tanggapannya,” jelas Adis.

    Menurut Adis, sebagai tindak lanjut informasi yang telah dikumpulkan melalui kuisioner terkait VMES, Indonesia akan mencermati dan mengkaji tanggapan dari berbagai negara tersebut sebagai bentuk benchmark kebijakan.

    “Secara umum, delegasi Indonesia akan membandingkan hasil kajian yang dilakukan di tataran Asia-Pasifik ini, baik yang masih berlangsung maupun yang telah diselesaikan sebagai materi penyempurnaan terhadap regulasi eksisting di Indonesia khususnya yang terkait dengan regulasi penggunaan spektrum frekuensi radio untuk berbagai macam jenis teknologi nirkabel terkini,” paparnya. (VY)

    Berita Terkait

    Sekjen Kominfo Serahkan Naskah Kerja Sama Transformasi Digital Indonesia - Singapura

    MoU Kerja Sama Transformasi Digital ini mencakup lingkup data, infrastruktur digital, talenta digital hingga startup digital Selengkapnya

    Kominfo Akan Wajibkan Publisher Gim di Indonesia Berbadan Hukum

    Kementerian Kominfo dipastikan tidak membentuk badan rating ini sendiri, namun menyerahkannya ke pihak ketiga agar bisa menjadi lembaga inde Selengkapnya

    Awas Hoaks! Australia Sogok Indonesia dengan Senjata

    Ternyata klaim dalam video yang beredar tersebut adalah keliru. Selengkapnya

    Kuning Telur Bisa Bikin Tekanan Darah Normal? Awas Disinformasi!

    Selengkapnya

    SOROTAN MEDIA