FAQ  /  Tautan  /  Peta Situs
    04 03-2019

    1418

    Masa Pemilu, Anak Muda Diminta Bijak Gunakan Jari di Media Sosial

    Kategori Sorotan Media | daon001

    VIVA – Pemilih pemula dalam Pilpres 2019 menjadi perhatian dari berbagai pihak, salah satunya Kementerian Komunikasi dan Informatika dan Kementerian Dalam Negeri. Pemilih pemula dipandang perlu mendapatkan pemahaman kesadaran dan partisipasi dalam Pemilu.

    Direktur Jenderal Ditjen Informasi dan Komunikasi Publik Kominfo, Rosarita Niken Widiastuti mengatakan kepada ratusan anak muda dalam Forum Sosialisasi Pemilihan Umum 'Menjadi Pemilih Cerdas' di Padang, Sumatera Barat, agar bijak dalam menggunakan media sosial terutama di tengah agenda-agenda politik saat ini. 

    Dia menegaskan, masa depan anak-anak muda Indonesia saat ini berada ada pada jari-jari mereka dalam menggunakan media sosial.

    “Perlu diketahui oleh seluruh anak muda di Indonesia. Saat ini kalau hendak mencari kerja, baik di swasta maupun pemerintahan, rekam jejak digital akan menjadi salah satu pertimbangan. Maka berhati-hatilah menggunakan jari-jari dalam bermedia sosial," ujar Niken dalam keterangannya, Sabtu 2 Maret 2019.

    Niken menjelaskan, kendati sudah dihapus di masing-masing akun media sosial seperti Facebook dan Twitter, rekam jejak digital tidak akan pernah terhapus secara utuh. Melalui teknologi bernama Artifisial Intelligent System (AIS), semua riwayat atau rekam jejak digital per akun akan tetap terekam. 

    “Ketika sudah ikut tes tertulis (lamaran kerja), terakhir kita akan melihat rekam jejak digital ini. Kalau dari rekam jejak digital ini para pencari kerja ditemukan terbiasa membuat atau berbagi informasi hoax dan ujaran kebencian, maka dipastikan tidak akan diterima," tegas Niken.

    Ia mengatakan pemerintah bekerja sepanjang waktu untuk melacak dan mendeteksi informasi hoax dan konten negatif. Kendati sudah bekerja keras, Niken mengakui penyebar berita hoax sangat canggih dalam bekerja. 

    Satu menit saja luput dari blokiran, langsung tersebar luas dan viral. Namun melalui sistem yang dimiliki saat ini, pemerintah bisa mendeteksi siapa penyebar hoax pertama dan memblokir jika ada laporan yang masuk ke Kominfo.

    “Untuk memblokir akun itu ada mekanismenya, harus ada laporan dari masyarakat. Untuk itu, silakan masyarakat jika mendapat informasi yang tidak jelas, isinya caci maki, silakan adukan ke konten aduan di website Kominfo," tutur Niken. 

    Dalam masa menjelang Pilpres 2019, Niken berpesan agar anak-anak muda bisa memahami Pemilu sebagai sebuah kegiatan yang menggembirakan, asyik dan merupakan ajang pesta demokrasi.

    Sumber berita : Viva.co.id(02/03/19)

    Amal Nur Ngazis

    Berita Terkait

    Pemerintah Lakukan Transformasi Digital Melalui Empat Pilar

    Untuk memaksimalkan potensi bangsa dalam ekonomi digital, Kementerian Komunikasi dan Informatika tengah membangun infrastruktur digital yang Selengkapnya

    Pemerintah Lakukan Transformasi Digital Melalui Empat Pilar

    Untuk memaksimalkan potensi bangsa dalam ekonomi digital, Kementerian Komunikasi dan Informatika tengah membangun infrastruktur digital yang Selengkapnya

    Anggota DPR apresiasi Kemkominfo majukan ekonomi digital di Indonesia

    Anggota Komisi I DPR RI Toriq Hidayat mengapresiasi berbagai langkah yang telah dilakukan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemko Selengkapnya

    Menkominfo ajak untuk pertahankan konsensus bangsa di Hari Kesaktian Pancasila

    Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate mengajak untuk mempertahankan dan tetap menghadirkan empat konsensus bangsa Selengkapnya

    SOROTAN MEDIA