FAQ  /  Tautan  /  Peta Situs
    03 02-2019

    1359

    Wapres: Indonesia Butuh Industri Manufaktur Teknologi Lebih Banyak

    Kategori Berita Pemerintahan | mth

    Batam, Kominfo - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengingatkan tentang era revolusi industri 4.0 yang membutuhkan industri manufaktur teknologi lebih banyak. Oleh karena itu, Wapres menegaskan bahwa demi kemajuan bersama, maka yang harus ditingkatkan adalah pendapatan dan daya beli masyarakat, dan semua itu membutuhkan teknologi yang tidak bisa dimulai dari nol.

    “Pemerintah mempunyai 2 tugas utama menyiapkan infrastruktur dan menyiapkan tenaga kerja yang punya skill untuk menghadapi perubahan yang nyata di masyarakat,” jelas Wapres Jusuf Kalla dalam Peresmian Ekspor Perdana Produk Smarthome Router ke Amerika Serikat, di Batam, Sabtu (02/02/2019) sore.

    Menurut Wapres,  pemerintah akan mendorong skill yang saat ini tumbuh 5-6% akan didorong hingga 7%. Saat ini hanya manufaktur yang mampu meningkatkan pertumbuhan mencapai 7%. Karena komoditi sangat bergantung kepada ekonomi dunia kondisi pasar dunia, maka gejolak elektronik manufaktur tidak bergejolak terlalu tinggi.

    Wapres juga menjelaskan, Pemerintah berupaya untuk bersaing dengan Singapura, negara yang letaknya berdekatan dengan Batam. Untuk itu pemerintah berharap pemerintah daerah dapat memperbaiki dan menata Kota Batam.

    “Kita tidak bisa menghindari bahwa industri makin banyak maka makin banyak orang datang bekerja. Maka kita harus tahu bagaimana mencari keuntungan antara pemerintah dengan pengusaha. Karena itu lah maka sekali lagi saya ingin menyampaikan hanya ada 3 yang dapat memajukan sebuah kawasan yaitu kebijakan pemerintah, keaktifan entrepreneur, dan kemajuan teknologi yang dibuktikan oleh institusi pendidikan,” tuturnya.

    Selain itu, Wapres mengintruksikan agar Indonesia mengambil kesempatan dalam gejolak perang dagang antara Amerika Serikat dengan China. “Karena barang-barang dari China tentu akan lebih mahal ke Amerika Serikat, maka Amerika Serikat akan mengalihkan ke negara-negara lebih murah seperti Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Vietnam. Kita juga bersaing dengan negara-negara ASEAN lainnya yaitu dengan memperbaiki skill, memperbaiki infrastruktur, dan menguasai teknologi tentunya,” tandasnya.

    Tambah Devisa

    Dalam pandangan Wapres Jusuf Kalla, dunia akan digerakkan oleh teknologi, oleh karena itu Indonesia perlu mengejar teknologi agar tidak hanya menjadi konsumen dan akan ketinggalan.

    “Sebagai suatu negara, karena hampir semua ekspor maka apa yang telah dilaksanakan PT Sat Nusapersada merupakan bagiannya. Indonesia juga butuh lapangan kerja dan lapangan kerja di manufaktur perlu dimajukan karena dengan Upah Minimum Regional (UMR) katakanlah rata-rata Rp 3 juta, itu artinya 3 kali lipat dibandingkan pengasilan petani. Untuk maju di Indonesia harus kombinasi antara pertanian dan manufaktur,” jelas Wapres.

    Kota Batam didatangi para pekerja dari seluruh Indonesia, mulai dari Sumatera, Jawa, Sulawesi, hingga Kalimantan. Mereka merupakan bagian dari Indonesia yang berperan meningkatkan struktur pendapatan masyarakat.

    Berbicara masalah pajak, Wapres mengingatkan bahwa dahulu Batam sangat penting karena merupakan kawasan Free Trade Zone (FTZ), namun sekarang FTZ sudah tidak penting lagi karena hampir semua kawasan di Indonesia sudah melakukan perdagangan bebas.

    “Kita membuat perjanjian dengan negara ASEAN lainnya, AFTA itu sudah FTZ. Juga sedang kita percepat perjanjian perdagangan dengan Cina, Jepang, Australia, Eropa agar perdagangan semakin lancar,” terang Wapres.

    Tetapi lanjutnya, memang ada keistimewaan di Batam, namun Batam 20 tahun lalu dengan Batam saat ini sangat berbeda. Bea masuk sekarang sama-sama 0 (nol) hingga dibutuhkan persaingan yang riil.

    “Kalau dulu persaingannya luar biasa karena disparitas bea masuk bisa berbeda sangat jauh, kini dengan Jakarta bisa sama. Karena itulah kenapa saat ini dibutuhkan persaingan yang riil yaitu produksi lebih baik, lebih murah, dan lebih cepat. Batam didesain untuk itu,” kata Wapres.

    Oleh karena itu, untuk mempercepat pertumbuhan sektor manufaktur, pemerintah akan mengharmonisasikan sistem di Batam agar lebih efisien dengan tidak ada lagi dualisme pengaturan daerah. “Kalau tidak efisien maka akan kalah dari Tangerang dan Karawang karena mereka punya fasilitas yang sama,” tegas Wapres.

    Wapres juga sempat berterima kasih kepada Gubernur Kepulauan Riau yang berencana menghubungkan Batam dengan Bintan dan meningkatkan pembinaan di Batam. Namun, prioritas pemerintah adalah mengharmonisasikan dualisme sistem pengelolaan Batam.

    Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyebut bahwa revolusi industri 4.0 sudah menjadi bagian diplomasi global, bahkan ASEAN yang dipimpin Thailand akan melaunching revolusi industri 4.0. Bagi Kementerian Perindustrian, revolusi industri 4.0 salah satunya adalah poryek-proyek percontohan dan PT Sat Nusapersada adalah salah satu proyek percontohan yang telah menggunakan teknologi industri 4.0.

    “Proyek percontohan ini yang sudah menggunakan artificial intelligent, sudah pakai digital twins, dan akan menjadi bagian lighthouse negara-negara ASEAN lainnya,” ujarnya.

    Maka dalam program Making Indonesia 4.0, manufaktur elektronik ini menjadi bagian yang utama, terutama untuk mendorong ekspor. “Saat ini elektronik masih defisit impor, karena untuk peralatan komunikasi termasuk switch biasa diimpor. Namun smartphone sudah dapat dibuat di Indonesia,” tuturnya.

    Untuk itu, menurut Menteri Perindustrian, harus didorong agar investasinya ditingkatkan, dengan target tahun pertama 60 juta US$, dan akan ditingkatkan dua kali lipat di tahun berikutnya.

    Dalam acara tersebut, Wapres Jusuf Kalla yang didampingi oleh Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Gubernur Kepulauan Riau Nurdin Basirun, dan beberapa jajaran pejabat Sekretariat Wakil Presiden, seperti Kepala Sekretariat Wakil Presiden Muhamad Oemar, Staf Khusus Wakil Presiden Bidang Penanggulangan Kemiskinan dan Otonomi Daerah Syahrul Udjud, dan Tim Ahli Wakil Presiden Sofyan Wanandi, menyempatkan untuk melihat proses produksi di PT Sat Nusapersada Tbk. tersebut.

    Sebelum kembali ke Jakarta, Wapres berkesempatan melanjutkan peninjauan ke Pelabuhan Batu Ampar, Batam untuk menyaksikan langsung infrastruktur dan teknologi yang telah digunakan di pelabuhan tersebut.

    Berita Terkait

    Indonesia-Apple Jajaki Peluang Pengembangan Manufaktur dan Investasi Teknologi

    Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan bahwa Apple berencana untuk menambah Apple Developer Academy keempat sebagai i Selengkapnya

    Presiden Imbau Masyarakat Mudik Lebih Awal Jelang Lebaran

    Presiden menekankan bahwa pada tahun ini diperkirakan akan terjadi peningkatan jumlah pemudik dengan total sekitar 190 juta orang atau menin Selengkapnya

    Indonesia Jadi Bagian 10 Besar Negara Manufaktur di Dunia

    Meningkatnya daya saing sektor industri di Indonesia juga didukung oleh realisasi investasi, baik dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) m Selengkapnya

    Paparkan Sektor Prioritas Investasi Indonesia, Presiden: Ini Waktu Yang Tepat, Manfaatkan Lebih Agresif

    Kepala Negara memaparkan sejumlah sektor prioritas Indonesia yang dapat menjadi peluang investasi bagi para investor, salah satunya adalah d Selengkapnya

    SOROTAN MEDIA