FAQ  /  Tautan  /  Peta Situs
    18 12-2018

    1366

    Menkominfo Ingatkan Pentingnya Literasi Digital

    Kategori Sorotan Media | daon001
    Menteri Komunikasi dan Informasi (Menkominfo), Rudiantara, membuka secara resmi Lokakarya Nasional Literasi Digital yang digelar oleh Perkumpulan Gerakan Kebangsaan (PGK) di hotel Redtop, Jakarta, Senin (17/12).

    Jakarta - Menteri Komunikasi dan Informasi (Menkominfo), Rudiantara, membuka secara resmi Lokakarya Nasional Literasi Digital yang digelar oleh Perkumpulan Gerakan Kebangsaan (PGK) di hotel Redtop, Jakarta, Senin (17/12). 

    Dalam pembukaan lokakarya bertajuk "Membangun Literasi Digital untuk Memperkokoh Narasi Kebangsaan Menuju Indonesia Maju dan Berkepribadian", Rudiantara didampingi Ketua Umum PGK Bursah Zarnubi. 

    Lokakarya yang juga sekaligus Rakornas PGK ini diikuti oleh 270 kaum milenial yang aktif di berbagai organisasi mahasiswa dan pemuda, terutama kelompok Cipayung. Mereka mewakili seluruh provinsi dari Sabang sampai Merauke. Lokakarya ini digelar selama 3 hari, yakni dari tanggal 16-18 Desember 2018. 

    Dalam pidatonya, Rudiantara menceritakan tentang langkah pemerintahan Jokowi-JK yang selalu menekankan pada adanya perubahan dan perbaikan, terutama dalam melakukan pelayanan terhadap masyarakat. 

    "Pemerintahan Jokowi - JK, setidaknya Kemkominfo selalu berusaha agar kita senantiasa mendisrupsi diri kita untuk berubah berubah, berubah, dan terus berubah. Apa yang berubah? Pertama, pemerintah, Kemkominfo dalam hal ini perannya. Sebelumnya sebagai regulator yaitu yang membuat regulasi-regulasi, yang membuat aturan, izin, kini berubah," katanya. 

    "Terus, apakah tidak berperan sebagai regulator? Masih. Tapi bagaimana mengatur regulator itu sesedikit mungkin mengatur. Pemerintah harus masuk manakala ada kepentingan masyarakat, manakala ada asimetri posisi antara produsen dan konsumen," imbuhnya. 

    Lalu, Rudiantara menjelaskan, alasan kenapa kalau operator seluler harus minta izin. Sebab, hal itu untuk menghindarkan dari praktik-praktik kotor yang dimungkinkan terjadi. 

    "Kenapa kalau operator tidak pakai izin dia akan semena-mena terhadap pelanggannya, dia akan charge temen-temen di sini semua suka-sukanya. Jadi di situlah peran regulator, masuk pemerintah ada kepentingan masyarakat banyak," ujarnya. 

    "Jika bergaining power, daya tawar seimbang, maka regulator sudah tidak perlu lagi. Contoh operator seluler yang dia pakai tower baik membangun maupun menyediakan menara, kalau zaman dulu maunya diatur aja saya bilang enggak usah, biarin aja. Namanya bisnis kok. 

    Operator tidak bisa deal dengan satu penyelenggaraan tower, dia bisa cari yang lain. Juga yang punya tower tidak bisa disewakan ke operator, dia bisa cari yang lain. Jadi ada simetri bargaining power," katanya. 

    Langkah lainnya, kata Rudiantara, dilakukan dalam konteks regulator adalah bagaimana menyederhanakan perizinan. "Sebelum saya bergabung dengan pemerintah, saya sebelumnya belum pernah dengan pemerintah, izin jenisnya itu di kominfo 36, sekarang tinggal 5, Sederhanakan saja kalau tidak perlu izin ngapain minta izin," katanya. 

    Kemudian cara minta izinnya pun, jelas dia, juga dipercepat. Ia mencontohkan seperti laundry, di mana ada yang namanya same day service. "Jadi kalau izin prinsip dimintakan 10 jam, 11 jam, hari yang sama, sore sudah keluar. 

    Jadi mudahkan, mudahkan, mudahkan. Startup, kita tahu digital startup itu tidak perlu minta izin ke Kominfo cuma registrasi, daftar sendiri, yang penting ada akta pendirian, perusahaan dan NPWP," katanya. 

    Sehingga kalau suatu saat pemerintah memberikan insentif, jadi dapat diketahui kepada siapa saja didiberikan, by name by address. "Tujuannya cuma itu aja kenapa juga harus minta izin? Startup digital, Startup apa yang kita kenal banyak, ada Go-jek, ada Tokopedia, ada Bukalapak, Traveloka, dan lain-lain. 

    Statistiknya itu yang akan terus ada hanya tidak lebih dari 5 persen. Jadi 95 persen lainnya berguguran. Ngapain pula orang belum tentu hidup kita persulit? Gitu loh, dosa itu dunia akhirat," tambahnya. 

    Ole karenanya, tegas Rudiantara, peran pemerintah sebagai regulator itu harus dikurangi. "Nah, pemerintah bergerak dari regulator menjadi fasilitator, memfasilitasi, memfasilitasi industri sektor bicara, dengar. 

    Pemerintah juga memfasilitasi dalam konteks infrastruktur misalnya kita yang di Jakarta pakai 4G rata-rata 7 megabyte per second itu surveinya dari Open BTS, tapi saudara kita yang dari Papua dan Maluku throughout-nya cuma 300 kilobyte per second, seper 23 kali kita yang tinggal di Jakarta atau mampir ke Jakarta, tapi mereka bayarnya lebih mahal," katanya. 

    Hal yang sama juga diungkapkan Ketua Umum DPP PGK, Bursah Zarnubi, yang menyampaikan pentingnya literasi agar generasi muda bisa keluar dari kegagapan teknologi digital. 

    "Contohnya di media sosial itu informasi banyak yang bersifat merusak atau informasi sampah teks news report bahkan Presiden Jokowi pun menjadi sasaran hoax seperti tuduhan anggota PKI yang sudah berkali-kali dibantah karena memang tidak masuk akal. PKI bubar 65, sementara Presiden Jokowi lahir tahun 61. Di situlah pentingnya kita menggunakan akal sehat dalam menyaring setiap informasi," tutup Bursah.

    Sumber berita: www.beritasatu.com (17/12/2018)

    Pewarta: Hotman Siregar

    Berita Terkait

    Pemerintah Tuntaskan Sosialisasi Siaran Digital Periode 2020

    KOMISI Penyiaran Indonesia (KPI) bersama dengan Badan Aksesibilitas Komunikasi dan Informasi (BAKTI) serta Kementerian Komunikasi dan Inform Selengkapnya

    Menkominfo: Natal 2020 Tumbuhkan Kepekaan terhadap Sesama

    Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate mengatakan, perayaan Natal tahun 2020 mengajarkan kasih dan kepekaan terhadap Selengkapnya

    Menkominfo: Kebijakan Transformatif untuk Ciptakan Ekosistem Digital Mumpuni

    Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johny G. Plate menyatakan, pada tahun 2021, pemerintah mengambil langkah ekstra untuk memper Selengkapnya

    Kemkominfo Tingkatkan Kemampuan Aplikasi PeduliLindungi

    Sampai hari ini, jumlah terkonfirmasi positif Covid-19 mencapai ratusan ribu orang. Angka ini terus bertambah dari hari ke hari. Selengkapnya

    SOROTAN MEDIA