FAQ  /  Tautan  /  Peta Situs
    07 12-2018

    1796

    Menteri TIK ASEAN Prioritaskan Keamanan Siber

    Kategori Berita Kominfo | patr001

    Gianyar, Kominfo – Menteri Informasi dan Telekomunikasi Negara Anggota ASEAN menyepakati isu cyber security atau keamanan siber sebagai tantangan yang perlu dicarikan solusi secara cepat.

    “Ada beberapa isu yang perlu lebih diperdalam, terutama mengenai cyber security. Dari sepuluh negara ASEAN semua setuju itu merupakan tantangan yang perlu dicarikan solusinya immediately,” kata Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara usai Pertemuan Tahunan ICT ASEAN Telecommunication and Information Technology Ministers Meeting (ASEAN TELMIN 2018) di Mandapa Ritz Carlton, Ubud, Gianyar, Bali, Rabu (5/12/2018).

    Menurut Rudiantara saat ini di ASEAN belum disepakati protokol jika salah satu negara ASEAN terkena serangan siber.

    “Sebagai contoh, belum ada protokol di ASEAN mengenai bagaimana jika suatu negara di ASEAN terkena serangan cyber lalu apa yang harus dilakukan negara lain? Apakah hanya perlu mendengar atau turut serta membantu? Protokol itu harus segera dibuat. Nomor satu adalah cyber security harus sesegera mungkin. Itu menjadi prioritas utama,” tegasnya.

    Menteri Rudiantara mengatakan perhatian terhadap keamanan siber dilatari kondisi srangan siber yang cenderung meningkat. Apalagi beberapa sektor yang sensitif ada kecenderungan diam agar pelanggannya tidak kabur.

    “Tiap hari saya monitor serangan-serangan live tiap detik. Jadi sekarang ancaman itu sudah terjadi. Hanya permasalahannya ada sektor yang dapat serangan cyber tapi karena sensitif, karena takut pelanggannya kabur, dia diam saja. Serangan sudah mulai, tidak bisa nunggu nanti,” ungkapnya.

    Kesepakatan para menteri, menurut Rudiantara adalah menyusun single point of contact di ASEAN.  

    “Permasalahannya kita tidak ada single point of contact di ASEAN makanya tadi direction dari Menteri adalah buat cyber security single point of contact. Kalau misalkan di suatu negara terjadi serangan, cepat diinformasikan ke negara lain untuk bagaimana negara lain sebisanya membantu atau sebisanya terproteksi jangan terserang sebagaimana negara lain diserang itu,” jelasnya.

    Selain masalah keamanan siber, Indonesia juga menyoroti masalah perlindungan data pribadi sebagai salah satu bagian dari ekosistem ekonomi digital. "Uni Eropa tahun ini menerapkan undang-undang perlindungan data General Data Protection Regulation (GDPR). Bagaimana dengan ASEAN, tentu setiap negara anggota perlu memiliki undang-undang perlindungan data pribadi sebelum dibawa ke tingkat regional," jelasnya.  

    Pertemuan tahunan TELMIN tahun ini dikemas berbeda. Jika sebelumnya didahului dengan pertemuan senior official meeting, kali ini pertemuan dikemas lebih santai dan fokus. Para Menteri bertemu lebih dahulu merumuskan fokus isu yang dibahas. Selanjutnya akan dibahas lebih detil dalam pertemuan pejabat setingkat eselon I.  "Sekalipun dikemas santai, tapi tetap fokus untuk membahas isu di bidang TIK," tandas Rudiantara. (PS)

    Berita Terkait

    [Berita Foto] Menteri Budi Arie Hadiri Istana Berbatik 2023

    Istana Berbatik merupakan momentum mempromosikan dan menampilkan Batik sebagai produksi asli dan karya kreatif warisan budaya Indonesia ke k Selengkapnya

    Menteri Budi Arie Setiadi Serukan Perang Semesta terhadap Judi Online

    Kominfo telah memutus akses dan/atau menghapus (takedown) sebanyak 60.582 konten perjudian online sepanjang periode 1 hingga 21 September 20 Selengkapnya

    [Berita Foto] Menteri Budi Arie Sambut Kedatangan Sultan Brunei Darussalam

    Menteri Budi Arie mengalungkan selendang bermotif khas Betawi kepada Sultan Brunei Darussalam sebagai rangkaian dari sambutan kenegaraan. Selengkapnya

    Situasi Politik dan Keamanan saat Pemilu 2024 Akan Lebih Kondusif

    Lebih baik dari Pemilu 2019 katrena tidak banyak muncul kampanye yang mengusung politik identitas. Selengkapnya

    SOROTAN MEDIA