FAQ  /  Tautan  /  Peta Situs
    15 11-2018

    3334

    Kemkominfo Kunci Pemersatu Bangsa

    Kategori Sorotan Media | daon001

    Hal itu sudah dikatakan ketika 30 tahun kemudian menjadi kenyataan. Kemudian yang tak kalah penting adalah prediksi fakta dalam dunia komunikasi yang akan melahirkan kampung dunia (global village). Itulah yang sekarang menyata dengan adanya teknologi komunikasi. Artinya, dunia menjadi ter-satukan, tak jauh lagi, tapi dekat karena teknologi komunikasi. Orang Afrika bisa berkomunikasi lancar dengan warga kutub utara sekalipun. 

    Terkait dengan prediksi global vil-lage tersebut, tak terlalu jauh bila kita menyebut Indonesia sebagai “kampung Indonesia” (Indonesia village). Sebab Indonesia dengan 17.504 pulau dengan luas total 1,9 juta kilometer persegi kini tersatukan. 

    Kampung Indonesia dimaknai se-bagai kondisi perkembangan teknologi komunikasi di mana Indonesia dianalogikan menjadi (ibarat) sebu-ah kampung besar dan luas. Konsep ini mau mengatakan bahwa Indonesia kini menjadi sebuah kampung dengan keterbukaan luas informasi yang da-pat diakses oleh begitu banyak rakyat Indonesia. Orang Sabang di ujung barat dengan mudah bercengkerama dengan masyarakat Merauke, sesuatu yang tak terpikir pada masa kemerdekaan. 

    Dengan komunikasi semua menjadi dekat. Dengan komunikasi mendekat-kan yang berjarak. Inilah yang disebut komunikasi dan informatika (kominfo) benar-benar menjadi kunci persatuan bangsa. Tak bisa dibayangkan era se-karang tanpa kominfo. Tak ada kom-info sebentar saja negara dan bangsa mudah dipecah-belah bangsa asing. Konektivitas komunikasi pengerat per-satuan dan kesatuan bangsa. 

    Dengan konektivitas komunikasi yang diwujudkan oleh Kemkominfo, sulit bangsa ini diadu domba karena semua segera bisa dikonfirmasi, dijelas-kan, dan ditangkal dalam sekejab andai terjadi permasalahan. Maka, “kampung Indonesia” harus terus dijaga agar semakin terkoneksi satu sama lain. Pemberontakan di suatu daerah segera bisa ditangkal karena ada komunikasi. Penyusupan di pulau terluar oleh asing bisa segera disergap berkat komunikasi. 

    Maka tugas Kementerian Komunikasi dan Informatika adalah memastikan bahwa semakin sempit wilayah yang tak terjangkau komunikasi. Andai selu-ruh wilayah Nusantara bisa terkoneksi komunikasi, segala informasi cepat ter-sebar luas. Hal ini mempersempit ruang gerak bangsa asing yang mau menyusup ke wilayah NKRI. Dengan koneksi se-luruh wilayah Nusantara, sumber daya alam, bisa diamankan dan dijaga dari kemungkinan penjarahan orang asing seperti ikan di laut. 

    Fungsi Pemerataan 

    Maka target Kemkominfo yang mencita-citakan pada 2019 semua kota dan kabupaten sudah terhubung inter-net sungguh luar biasa. Sebab dengan begitu interkoneksi kota dan kabupaten dengan Jakarta semakin lancar. Dengan begitu berbagai koordinasi untuk ba-nyak kepentingan seperti penanganan dan laporan bencana dipercepat. Peng-amanan gangguan juga bisa langsung ditangani. 

    Maka harus terus didukung upa-ya pembangunan Palapa Ring agar bisa rampung pada awal tahun 2019. Dengan begitu, pembangunan jaring-an tulang belakang Palapa Ring sangat penting untuk memeratakan akses telekomunikasi di seluruh wilayah 3T (tertinggal, terdepan, terluar). Jika kelak akses telekomunikasi di 3 T terkoneksi, maka “selesailah” tugas Kemkominfo. Interkoneksi membuat tak ada wilayah Nusantara yang berspot kosong. Semua sudah terhubung dengan baik. 

    Dengan begitu tak ada lagi istilah tertinggal, terdepan, dan terluar karena semua berada dalam lingkaran interko-neksi kampung Indonesia. Tentunya hal itu berdampak pada pemerataan kese-jahteraan rakyat. Jadi Kemkominfo juga menjadi bagian terdepan membantu pe-merataan kesejahteraan. Akses jasa dan barang menjadi lancar karena komuni-kasi yang baik (berkecepatan tinggi). 

    Penting untuk merampungkan pro-yek Palapa Ring agar wilayah-wilayah yang sebelumnya tidak tersentuh jaringan serat optik bisa merasakan akses internet berkecepatan tinggi. Palapa Ring juga hadir untuk diinte-grasikan dengan jaringan yang telah dibangun operator telekomunikasi. 

    Akses komunikasi (internet) yang lancar juga amat penting bagi peme-rataan pendidikan, sehingga kelak su-atu saat mutu atau kualitas pendidikan di Jakarta dan di pelosokpelosok tanah air tidak jauh berbeda berkat internet. Maka penting Kemkominfo untuk se-gera menuntaskan renana pembangun-an 2.700 Base Transceiver Station (BTS) untuk mendukung kegiatan pendidikan dan kesehatan di Indonesia. 

    Sekali lagi, ke depan Kemkominfo harus menyadari fungsinya yang begitu strategis menjadi garda terdepan dalam membantu memeratakan kesejahtera-an, pendidikan, kesehatan, selain men-jadi kunci pemersatu bangsa. A Widiyatmaka 

    Garda Terdepan Perangi Hoaks

    Persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia tengah diusik oleh orang-orang tidak bertanggung jawab yang ingin memecah-belah rakyat. Mereka terus menebarkan teror, intimi-dasi, dan ancaman melalui berita-be-rita hoaks agar rakyat terus dihantui ketakutan. Inilah tugas kedua Kem-kominfo yang tak kalah berat dengan tugas pertama menjadi kunci persatuan bangsa. Tugas kedua adalah menjaga kesatuan dan persatuan bangsa dari berbagai upaya untuk dipecah-belah melalui tebaran berita-berita bohong. 

    Tahun politik telah melahirkan elite-elite yang menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan, meskipun itu termasuk mengorbankan persatuan bangsa. Elite-elite hitam tidak peduli kalaupun Indonesia harus hancur, yang penting tujuan mereka tercapai. Maka, mereka terus menyebarkan hoaks yang bukan saja tidak mendidik, lebih dari itu, mengancam keutuhan rakyat. 

    Inilah yang harus ditangkal Kem-kominfo. Kemkominfo harus menjadi garda terdepan memerangi berita-be-rita hoaks. Era digital harus diman-faatkan untuk meningkatkan kese-jahteraan, mutu pendidikan, kualitas kesehatan, dan mempererat persatuan, bukan malah dimanfaatkan untuk keuntungan sesaat dan pribadi atau golongan. Bersama rakyat, Kemkominfo bertanggung jawab menangkal berita-berita hoaks. 

    Secara khusus Menkominfo Rudi-antara mengajak kaum muda untuk membantu memerangi hoaks. Sebab menurutnya, generasi milenial tidak terlalu menyukai hoaks. Generasi old-lah yang banyak menebarkan hoaks. 

    Memang benar, kaum muda harus kritis. Jangan menelan mentah-mentah informasi yang didapat. Kaum muda juga harus cermat dan waspada karena merekalah yang menjadi sasaran pene-bar-penebar berita bohong. Sudah pas bila Rudiantara mengajak anak-anak muda bergandengan tangan bersama Kemkominfo berada di garis terdepan menghadapi hoaks yang dilempar elite-elite gendruwo (kerjanya menakut-na-kuti) yang memang sontoloyo (kerjanya mengacau). 

    Hal ini juga disampaikan Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden, Abetnego Tarigan. Menurutnya, pemerintah amat penting menggandeng generasi muda, khususnya kalangan milenial untuk melawan maraknya konten hoaks. Se-bab kaum muda paling banyak meng-gunakan internet atau media sosial. 

    Memang tidak ringan tugas Kem-kominfo karena juga harus menjaga moral anak-anak bangsa agar tidak dirusak situs-situs porno. Maka, setiap hari Kemkominfo harus memelototi jangan sampai ada situs porno hidup. Memang meski sudah puluhan ribu situs porno dimatikan, setiap hari selalu muncul situs baru yang berkonten pornografi. 

    Menjaga moral bangsa tak kalah pen-ting. Apa artinya sebuah bangsa yang tak bermoral yang setiap hari selalu dirasuki pikiran porno. Jadi, sebenarnya sungguh mulia kerja dan tugas Kemkominfo. Ini yang juga perlu disadari para pegawai. Mereka mengemban tugas luhur: men-jaga persatuan, memerangi hoaks, dan meluruskan moral bangsa. 

    Elite-elite hitam selalu meman-faatkan berbagai kesempatan untuk menyebarkan hoaks. Bahkan bencana saja pun juga dibuat hoaks lewat media sosial. UU ITE rupanya tidak membuat para penyebar hoaks takut. Maka, polisi dan Kemkominfo harus bekerja sama untuk menindak mereka. Kemkominfo menindak di dunia maya dan polisi menindak di dunia nyata. Kerja sama ini perlu agar semakin erat menangkal upaya-upaya elite merusak bangsa dan generasi muda. A Widiyatmaka 

    Mengatasi Ketertinggalan dan Keterbelakangan 

    Bangsa ini beruntung dipimpin Presiden Joko Widodo karena terus memba-ngun infrastruktur di berbagai pelosok baik jalan maupun jaringan komunikasi. Pembangunan jalan akan membuka daerah terbelakang seperti TransPapua, TransJawa, TransSumatera, TrasSulawesi dan sebagai-nya. Dengan adanya jalan, arus manusia, barang, dan jasa dipermudah. Buahnya, tentu peningkatan kesejahteraan masyarakat yang memang itu tujuan pembangunan sebuah negara. 

    Negara di bawah Jokowi juga terus memba-ngun jaringan telekomunikasi. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) memegang tugas penting dan strategis ini. Maka, kominfo terus membangun teleko-munikasi, mestinya juga dengan fokus daerah perbatasan dan tertinggal untuk mendukung pembangunan infrastruktur jalan yang telah dicanangkan. 

    Hal ini akan menjadikan takkan ada lagi daerah terbelakang atau tertinggal karena akses jalan dan telekomunikasi sudah men-embusnya. Jadi, pembangunan telekomuni-kasi dan informatika telah berhasil mengatasi ketertinggalan dan keterbelakangan. 

    Coba saja daerah mana yang tak bisa dicangkau komunikasi baik telepon, internet, televisi, atau media digital lainnya? Kominfo sukses menjalankan aksi membuka keterbe-lakangan dan ketertinggalan. Dari tempat ter-pencil seperti kawasan Air Terjun Moramo di tengah hutan di Kabupaten Konawe Selatan, Sultra pun, orang bisa berkomunikasi. Mora-mo sekitar dua jam berkendara dari Kendari, Ibu Kota Sultra. 

    Demikian juga di sebuah lodge di pelosok Raja Ampat saja dengan mudah orang men-dapat signal untuk berkomunikasi. Jadi, jang-kauan luas komunikasi dan informatika telah memudahkan orang berdagang, berbisnis, mengembangkan pendidikan, atau sekadar say hello dengan teman, kerabat, dan sahabat. 

    Semua itu akan semakin hebat ketika pro-yek proyek pembangunan jaringan serat optik nasional sepanjang 36 ribu kilometer selesai. Proyek Palapa Ring yang terdiri atas tujuh lingkar kecil serat optik ini bila sudah ram-pung akan mempercepat dan memperluas akses internet di seluruh wilayah Nusantara, utamanya daerah perbatasan. 

    Bayangkan Palapa Ring ini akan memam-pukan guliran saluran 4G LTE bisa menyentuh 432 kabupaten, 5.303 kecamatan, dan 61.700 desa. Untuk menutup kawasan-kawasan bolong spot pemerintah juga membangun 306 BTS serta 2.451 akses internet perbatasan. 

    Begitulah betapa penting dan menentukan pembangunan telekomunikasi dan informa-tika bagi suatu negara. Sebab apa jadinya se-buah negara dengan komunikasi yang buruk. Semua kehidupan, bisnis, penyelenggaraan negara akan kacau-balau. Makanya, mari du-kung kerja Kemkominfo demi Indonesia yang lebih baik. 

    Sumber berita : Koran Jakarta (15/11/2018)

    Berita Terkait

    Kominfo awali Natal dengan aksi sosial

    Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) mengawali perayaan Natal tahun ini dengan menggelar aksi sosial, sekaligus untuk mengura Selengkapnya

    Peran BAKTI Kominfo Mulai Dirasakan Publik

    Badan Aksesbilitas Telekomunikasi dan Informasi atau BAKTI Kominfo memikul tanggung jawab memperluas akses internet dan memperkuat infrastru Selengkapnya

    Cara Kominfo Dukung Pemulihan Ekonomi di Tengah Pandemi Covid-19

    Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) terus mendukung upaya pemulihan ekonomi Indonesia usai terhantam pandemi covid-19. Salah sa Selengkapnya

    Kemkominfo Tingkatkan Kemampuan Aplikasi PeduliLindungi

    Sampai hari ini, jumlah terkonfirmasi positif Covid-19 mencapai ratusan ribu orang. Angka ini terus bertambah dari hari ke hari. Selengkapnya

    SOROTAN MEDIA