FAQ  /  Tautan  /  Peta Situs
    29 10-2018

    1450

    Presiden Ajak Terapkan Revolusi Mental Global untuk Merawat Lautan

    Kategori Berita Pemerintahan | mth
    Presiden Joko Widodo menyampaikan sambutan pada pembukaan Our Ocean Conference (OOC) 2018, di Nusa Dua, Bali, Senin (29/10/2018). Konferensi internasional tersebut berlangsung dari 29 hingga 30 Oktober 2018. - (antarafoto)

    Badung, Kominfo - Presiden Joko Widodo mengajak untuk menerapkan revolusi mental secara global untuk menjaga laut sebagai masa depan umat manusia. Melalui pelaksanaan Our Ocean Conference 2018, Presiden mengharapkan adanya perubahan mental dan menjadi motor penggerak revolusi mental untuk merawat lautan secara global. 

    "Perlu kerjasama semua pihak, multistakeholders dan kerjasama global. Revolusi mental untuk menangani tantangan di laut dan laut secara berkesinambungan," paparnya ketika membuka Our Ocean Conference 2018 di Bali Nusa Dua Convention Center, Nusa Dua, Badung, Bali, Senin (29/10/2018).

    Menurut Presiden setiap pihak harus berani membangun komitmen bersama untuk membangun lautan. "Kita semua harus berani komitmen agar dampaknya bisa dirasakan oleh masyarakat luas dan berdampak terhadap perlindungan lautan. Every little actions count!" tandasnya.

    Presiden Joko Widodo mengungkapkan Bangsa Indonesia sebagai bangsa bahari menyadari wilayah air yang lebih besar dari darat. Dan masyarakat dunia pun menyadari laut adalah masa depan.  

    "Saya sadar bahwa wilayah air kami lebih besar dari darat. Wilayah air dunia lebih besar dari wilayah darat. Saya dan kita semua sadar bahwa laut samudra adalah masa depan kita. Our Ocean Our Future," jelasnya. 

    Bukan tanpa alasan, menurut Presiden, lebih dari 90 persen aktivitas manusia berlangsung melalui laut. 40 persen lalu lintas perdagangan melalui laut. "Sekitar 61 persen minyak mentah didistribusikan melalui laut. Kekayaan laut dunia diperkirakan bernilai USD 24 Triliun," tutur Presiden.

    Saat ini menurut Joko Widodo, ratusan masyarakat bergantung kepada lautan. Sekitar 3,2 miliar orang hidup dalam radius 100 km dari lautan. "Belum lagi ketergantungan kepada sumberdaya alam lautan. Itu pentingnya laut bagi kita dan masa depan manusia," jelas Joko Widodo.

    Permasalahan di lautan cukup banyak, mulai dari kejahatan dalam bentuk perampokan, perdagangan manusia, perbudakan, sampai persoalan tumpang tindih batas wilayah maritim dan illegal fishing. 

    "Menurut data FAO illegal fishing berlangsung rata-rata 26 juta ton yang bernilai antara 10 sampai 23 Miliar Dollar per tahun. Belum lagi ancaman stabilitas diplomasi karena tumpang tindih wilayah maritim. Oleh karena itu hukum internasional harus menjadi pandu dalam menyelesaikan permasalahan maritim," papar Presiden.

    Presiden juga mengungkap tantangan lain yang dihadapi dunia dalam mengelola lautan dalah masalah polusi dan kondisi lingkungan laut.  "Kesehatan laut juga sangat memprihatinkan. Sampah plastik bisa membuat polusi air dan rusaknya terumbu karang. Kemudian naiknya permukaan air laut," jelasnya.

    Mengatasi semua tantangan itu, Presiden mengajak semua pihak untuk bekerja sama dan kolaborasi. "Pemerintah saja tidak mungkin menyelesaikan semuanya sendiri. Perlu kerjasama, kooperasi dan kolabirasi semua pihak. Multistakeholders partnership and global partnership untuk mewujudkan pengelolaan laut yang berkelanjutan," tandasnya. 

    Diakhir sambutan, Presiden membacakan puisi tentang lautan sebagai masa depan manusia. Berikut kutipan lengkapnya. 

    Jangan lagi punggungi lautmu
    Tataplah dia, Rangkullah dia dengan hatimu
    Jadikan dia sahabatmu
    Sahabat yang akan memberikan kehidupan
    Untuk kamu untuk cucumu untuk cicitmu
    Laut bukan jadi pemecah laut adalah pemersatu
    Pemersatu jarak antar darat
    Pemersatu berbagai peradaban anak manusia
    Laut harus menjadi samudra kesejahteraan
    Laut harus menjadi samudra perdamaian
    Rawat dan cintailah lautmu, samuderamu
    Laut adalah masa depanmu
    Our Ocean Our Future
    Our Ocean Our Legacy

     

    Berita Terkait

    Presiden Gelar Griya Bersama Para Menteri di Istana Negara

    Acara gelar griya menjadi ajang untuk merenungkan nilai-nilai sosial, kebersamaan, dan harapan bagi bangsa Indonesia. Selengkapnya

    Presiden Lepas Pengiriman Bantuan Kemanusiaan untuk Palestina dan Sudan

    Bantuan yang dikirimkan tersebut, kata Presiden, bernilai kurang lebih Rp30 miliar berupa obat-obatan dan peralatan-peralatan kesehatan dan Selengkapnya

    Presiden Berbuka Puasa Bersama dengan Menteri Kabinet Indonesia Maju

    Ini merupakan buka puasa bersama yang digelar kembali di Istana setelah terakhir digelar pada tahun 2019 lalu. Selengkapnya

    Presiden Tegaskan Potensi Demografi dan Tantangan Indonesia

    Menurut Presiden, Indonesia memiliki kesempatan yang harus dimanfaatkan dengan baik karena 68 persen penduduknya berada dalam rentang usia p Selengkapnya

    SOROTAN MEDIA