FAQ  /  Tautan  /  Peta Situs
    23 10-2018

    3066

    Kemenperin Berhasil Naikkan Indeks Daya Saing ke Peringkat 45

    Kategori Kerja Kita | mth

    Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyampaikan capaian bidang industri yang menggembirakan. Selama empat tahun Pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, nilai tambah industri meningkat dari USD 202,82 miliar (2014) menjadi USD 236,69 miliar (2018).

    Sementara dari sisi daya saing industri Indonesia juga terus membaik. Merujuk laporan World Economic Forum (WEF) terkait Global Competitiveness Index 2017-2018, menunjukkan Tahun 2018 indeks daya saing global Indonesia di posisi 45, sebelumnya di posisi 47 (2017) dari 137 negara. Peningkatan daya saing Indonesia di kancah global ini menunjukkan bahwa produk-produk industri nasional semakin kompetitif baik di pasar domestik maupun ekspor.

    Capaian tersebut, kata Menperin Airlangga tidak terlepas dari peran manufaktur dalam negeri yang memanfaatkan teknologi digital terkini serta aktif melakukan kegiatan riset untuk menciptakan inovasi."Guna mendongkrak daya saing Indonesia dan memperoleh manfaat dari perubahan sistem global di era Industry 4.0 saat ini, hal penting yang harus dibangun adalah penguatan inovasi di sektor industri,” kata Menperin dalam  Forum Merdeka Barat (FMB) 9 Empat Tahun Pemerintahan Jokowi-JK dengan tema "Daya Saing Ekonomi dan di Gedung Setneg, Jakarta, Selasa (23/10/2018).

    Sebagai catatan,  laporan WEF yang menggunakan ukuran lama (tanpa memasukkan industri 4.0) memperlihatkan daya saing Indonesia secara global tahun ini berada pada posisi ke-36 dari 137 negara atau naik lima peringkat dibandingkan tahun sebelumnya yang menduduki posisi ke-41. Sedangkan, tahun 2013 posisi ke-38 dari 148 negara, tahun 2014 posisi ke-34 dari 144 negara, dan tahun 2015 posisi ke-37 dari 140 negara.

    Hasil publikasi tahun ini juga menyebutkan bahwa Indonesia menempati peringkat ke-31 dalam inovasi dan ke-32 untuk kecanggihan bisnis. Bahkan, Indonesia dinilai sebagai salah satu inovator teratas di antara negara berkembang, bersama dengan China dan India . “lDi dalam global value chain, nilai tambah terbesar produk industri dihasilkan pada proses R&D dan purna jual, kemudian diikuti proses branding, pemasaran, desain, dan distribusi.

    Kemenperin mencatat, keunggulan yang telah dicapai Indonesia antara lain sebagai eksportir pakaian jadi terbesar ke-14 di dunia dan ke-3 di ASEAN dengan nilai ekspor mencapai USD7,1 miliar pada tahun 2016. Kemudian, untuk produk alas kaki, Indonesia berada pada peringkat ke-6 di dunia dengan market share sebesar 3,6 persen dan nilai ekspor mencapai USD4,5 miliar.

    Ekspor Meningkat

    FMB9 dalam rangka 4 tahun Jokowi-JK juga menghadirkan sejumlah menteri sebagai narasumber. Yakni, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Mendag Enggartiasto Lukita, Menpar Arief Yahya, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri KKP Susi Pudjiastuti, Menkominfo Rudiantara, Memkeu Sri Mulyani, dan Staf khusus Presiden Bidang Ekonomi Ahmad Erani Yustika sebagai moderator.

    Kegiatan FMB 9 ini  juga bisa diikuti secara langsung di: www.fmb9.id, FMB9ID (Twitter), FMB9.ID (Instagram), FMB9.ID (Facebook), dan FMB9ID (Youtube).

    Selanjutnya, Airlangga juga menyampaikan, bahwa peringkat nilai tambah  industri (MVA Index),  posisi Indonesia menjadi nomor 9 (2018), dibanding nomor 14 (tahun 2014). "Kalau kita lihat rata-rata pertumbuhan industri 4,9%, kemudian investasi mengalami kenaikan, makanan minuman tumbuh 9%, sektor industri 20,8%, kimia 2,9%. Barang logam, elektronik , dan tekstil ini adalah kontribusi tertinggi untuk pertumbuhan ekonomi," jelas Airlangga.

    Jumlah ekspor USD 63,01 miliar. Sementara jumlah tenaga kerja industri juga terus meningkat  17,92% di 2018. "Kalau bicara jumlah populasi, industri besar dan sedang meningkat 30.992 di tahun 2017," tutur Airlangga .

    Sementara terkait investasi sektor. Sesuai dengan yang diprioritaskan, maka makanan dan minuman Rp29,14 trilyun, kimia Rp28,97 trilyun, barang logam , computer, barang elektronik, mesin sebesar 18,89%.

    "Untuk program link and match kita melakukan kerja sama dengan 608 industri, kemudian program industri layanan sentris sudah dibuka kawasan indusrtri, mulai dari Dumai, Banten , kemudian Kendal," jelas Airlangga.

    Berita Terkait

    SOROTAN MEDIA