FAQ  /  Tautan  /  Peta Situs
    23 10-2018

    2182

    Empat Tahun JKW-JK: Sektor Perikanan Indonesia Nomor 1 di ASEAN

    Kategori Kerja Kita | mth

    Tidak terasa pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla sudah berjalan selama empat tahun. Selama itu pula, banyak sekali peningkatan ekonomi dan daya saing Indonesia di berbagai sektor. Salah satunya adalah sektor perikanan, di mana saat ini Indonesia sudah menempati nomor satu di ASEAN. 

    Demikian disampaikan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dalam acara Diskusi Media Forum Merdeka Barat (FMB) 9 Edisi 4 Tahun Kerja Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla dengan tema "Pembangunan Ekonomi dan Daya Saing", bertempat di Auditorium Gedung 3 Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta, Selasa (23/10/2018). 

    "Parameter-parameter, indikator, semua mengalami kenaikan, seperti nilai tukar usaha, nilai tukar nelayan, daya beli, dan juga ekspor, dan PDB-nya. Kita sudah nomor satu di Asia Tenggara," tegas Menteri Susi.

    Lebih lanjut Menteri Susi mengatakan bahwa pertumbuhan PDB (Product Domestic bruto) perikanan Indonesia terus mengalami kenaikan selama empat tahun terakhir ini, yakni 7,35 persen (2014), 7,89 persen (2015), 5,15 persen (2016), dan 5,59 persen (2017).

    Prestasi tersebut juga diikuti dengan kenaikan pertumbuhan produksi sektor perikanan tangkap Tanah Air, yakni 6.037.654 (2014), 6.204.668 (2015), 6.115.469 (2016), dan 6.424.114 (2017).  Kenaikan ini disebabkan karena saat ini hanya kapal nasional, pengusaha nasional, dan juga modal nasional yang boleh menangkap ikan di Indonesia.

    "Yang harus diingat, pertumbuhan di perikanan tangkap ini mutlak karena kekuatan armada dalam negeri, karena sejak November 2015 kapal-kapal asing dan eks asing tidak boleh lagi beroperasi di Indonesia. Pak Jokowi commited membangun kemaritiman nasional, membuat perikanan tangkap sangat berdaulat. Kita buktikan kita mampu dan kita bisa," ujarnya. 

    Dengan kebijakan tersebut, selama empat tahun terakhir ini volume dan value perikanan tangkap Indonesia juga terus mengalami kenaikan, khususnya pada sisi value. Artinya, selain jumlah ikan di perairan Indonesia meningkat, nilai jualnya juga menjadi jauh lebih tinggi.

    Sedangkan di sektor produksi perikanan budidaya, Menteri Susi mengatakan juga mengalami kenaikan yang signifikan, seperti udang, ikan patin, ikan lele, kepiting, ikan kakap, ikan gurame, dan ikan bandeng. Dengan naiknya produksi, maka dipastikan nilai ekspor juga meningkat.

    "Ekspor hasil produksi perikanan ada beberapa kritik ekspor turun, ini tidak benar. Sekarang ekspor ikan sudah diolah, dari bakso, nugget, surimi, ada kenaikan tinggi," imbuhnya.

    Kemudian pada sisi neraca perdagangan perikanan ada kenaikan ekspor sebesar 13,88 persen dari periode Januari-Juni tahun 2017 ke Januari-Juni tahun 2018 dengan nilai mencapai USD2055,71 juta. Pencapaian ini pun menempatkan neraca perdagangan perikanan Indonesia menjadi nomor satu di ASEAN untuk pertama kalinya dalam sejarah.

    "Yang lebih meyakinkan lagi, dalam ASEAN, pertama dalam sejarah neraca perdagangan peikanan kita selalu di atas negara-negara ASEAN lainnya. Untuk pertama kalinya, karena negara tetangga ikannya dari kita. Jadi sekarang mereka harus impor dari kita. Spesifik dari Sulawesi Utara misalnya naik ekspornya hingga 1.000 persen," jelasnya.

    Sementara kenaikan pada sisi nilai tukar sektor perikanan terlihat dari angka 107 pada 2014 yang kemudian menjadi hampir 130 atau naik sekitar 30 persen pada tahun 2018. Kenaikan ini terjadi karena kini usaha di bidang perikanan terus tumbuh akibat jaraknya lebih dekat antara nelayan dengan ikan, serta semakin banyaknya jumlah ikan dengan ukuran yang juga semakin besar. 

    "Mudah-mudahan dua tahun lagi kita bisa jadi nomor satu di Asia," tandas Menteri Susi.

    Turut hadir dalam FMB 9 kali ini sebagai narasumber antara lain Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menkeu Sri Mulyani, Mendag Enggartiasto Lukita, Menpar Arief Yahya, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menperin Airlangga Hartarto, Menkominfo Rudiantara, dan Kepala Bekraf Triawan Munaf.

    Berita Terkait

    Empat Tahun JKW-JK: Pemerintah Wujudkan Negara Ramah Perempuan dan Anak

    Selengkapnya

    Empat Tahun Jokowi-JK: Indonesia Berhasil Gelar Asian Para Games Terbaik

    Selengkapnya

    Empat Tahun Jokowi-JK, Industri Ekonomi Kreatif Tembus 1.000 Triliun

    Selengkapnya

    Empat Tahun Jokowi-JK, Lebih Fokus Berdayakan Desa di Daerah 3T

    Selengkapnya

    SOROTAN MEDIA